MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Harga komoditi kedelai masih dikeluhkan oleh para perajin tempe, utamanya yang ada di Sentra Industri Tempe Sanan. Betapa tidak, harga kedelai dari waktu ke waktu selalu meningkat secara perlahan.
Salah satu perajin tempe, Muhammad Idris mengatakan saat ini harga kedelai sekitar Rp 12 ribu hingga Rp 14 ribu per kilogram. Padahal dulunya harga kedelai hanya berkisar Rp 8 ribu hingga Rp 10 ribu per kilogram saja. “Jadi selama ini ya solusinya dengan menyesuaikan ukuran tempe saja, jadi agak kecil. Kita untungnya tipis, kalau tidak begitu orang orang tidak beli karena khawatir mahal,” ujar Idris kepada Malang Posco Media kemarin.
Permasalahan komoditi kedelai ini telah mempengaruhi tingkat inflasi yang terjadi di Kota Malang. Berdasar data Badan Pusat Statistik, pada November 2022 tempe telah menduduki urutan pertama sebagai komoditi pangan penyumbang inflasi.
Diketahui, harga kedelai sendiri sangat bergantung dari impor kedelai dari luar negeri. Sementara pemerintah terus berupaya mengintervensi harga kedelai dengan subsidi agar terjangkau oleh masyarakat.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang Slamet Husnan mengatakan, stok persediaan kedelai di Kota Malang setidaknya aman hingga awal tahun depan. Pihaknya sudah berkordinasi dengan pusat agar bisa memasok kedelai kembali. “Untuk kedelai, kita berkoordinasi ke Badan Pangan Nasional Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan dan informasinya, bulan Januari 2023 akan dilakukan impor kedelai,” ungkap.
Sedangkan untuk intervensi harga kedelai, tetap akan ada subsidi seperti sebelumnya. Namun secara angka berapa ton yang akan dipasok ke Malang dan bagaimana teknis selanjutnya, Slamet menyebut nantinya akan diinformasikan kembali oleh Bulog.
“Kebutuhan perhari itu 20 ton untuk sekitar 400 perajin tempe dan 200 perajin keripik tempe (di Sanan). Info harga terbaru Rp 13.800 (per kilogram). Subsidi Rp 650 dan harga setelah di sudsidi Rp 13.150 (per kilogram),” rinci Slamet. (ian/udi)