MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Ketersediaan minyak goreng curah masih sangat terbatas di Kabupaten Malang. Para pedagang di pasar tradisional mengalami kelangkaan stok. Pemkab Malang sempat menjanjikan menggerojok lima pasar utama dengan minyak goreng curah dari distributor. Namun masih belum tersalurkan seluruhnya.
Seperti yang dirasakan pedagang di Pasar Kepanjen. Saat sidak beberapa hari lalu, mereka dijanjikan suplai minyak goreng curah sebanyak 12 ton oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag). Dimana stok tersebut diperoleh dari distributor PT Rajawali. Namun, sampai saat ini tak kunjung datang.
“Dua minggu lalu ada pendataan, tetapi hingga kini minyak curah itu belum juga sampai ke pedagang. Kami mencoba menanyakan ke pihak pasar dan disuruh sabar dulu menunggu,” ujar Sunarno salah satu pedagang di Pasar Kepanjen, Jumat (1/4).
Para pedagang menantikan kedatangan minyak curah lantaran lebih laku di pasaran. Terutama karena harga yang pebih terjangkau dengan HRT Rp 14 ribu. Sementara minyak goreng kemasan melambung tinggi hingga Rp 24 ribu per liternya.
Sunarno memilih pasrah menanti kedatangan minyak curah. Kata Sunarno, ia sudah tak menjual minyak curah sejak tiga bulan lalu lantaran stoknya kosong.
“Pembeli saya banyak yang minyaknya untuk usaha-usaha gorengan. Mereka tanya kapan minyak curahnya datang,” papar Sunarno.
Akibatnya, pria yang sudah berdagang di Pasar Kepanjen sejak belasan tahun ini terpaksa hanya menjual minyak goreng kemasan. Itu pun dengan harga selangit.
“Minyak goreng kemasan stoknya tersedia, hanya saja harganya tinggi. Sekarang hanya jual stok minyak kemasan yang harganya Rp 24 ribu per liter. Lakunya lama,” tambahnya.
Hal serupa dirasakan Saiful, pedagang yang sudah 30 tahun menjajakan sembako sempat mengalami keterbatasan stok migor kemasan. Hingga migor kemasan tak lagi sulit, ia masih tak bisa mendapatkan stok migor curah dari distributor.
“Sempat minyak kemasan terbatas beberapa karton saja, lalu sekarang normal tapi harga tinggi. Kalau curah sama sekali tidak ada,” ucap Saiful.
Sebelumnya, Pasar Kepanjen, Kabupaten Malang dikabarkan akan digelontor minyak goreng curah sebanyak 12 ton. Hal ini merupakan program mengatasi ketersediaan bahan pokok oleh Disperindag Kabupaten Malang.
Pemkab Malang memang merencanakan akan menyuplai minyak goreng curah di lima pasar utama penentu harga. Termasuk Pasar Kepanjen Langkah ini diambil demi memastikan ketersediaan minyak goreng curah.
Kelima pasar tersebut yakni Pasar Lawang, Pasar Singosari, Pasar Karangploso, Pasar Kepanjen dan Pasar Turen. Dimana setiap pasar, disupply minyak goreng curah masing-masing sekitar 8 ton oleh PT Rajawali. Jika ada kelebihan akan disuplai ke pasar lain.
“Karena lima pasar itu menjadi acuan Provinsi (Jawa Timur) untuk pengkuran inflasi dari Kabupaten Malang. Makanya minyak goreng digerojok di lima pasar itu sebagai sampel,” ujar Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang, Agung Purwanto.
Sementara, Kepala Pasar Kepanjen, Edi Tri Poetranto menerangkan kucuran belasan ton minyak goreng curah tersebut untuk menanggulangi kelangkaan menjelang bulan Ramadan. Namun, suplai besar itu belum sampai hingga kini memasuki bulan Ramadan.
“Kami sedang mendata pedagang untuk menyertakan KTP dan NPWP-nya. Lalu selanjutnya didistribusikan ke Pasar Kepanjen,” ujar Edi ketika dikonfirmasi.
Kata Edi, minyak goreng curah tersebut berasal dari salah satu perusahaan bernama PT Rajawali. Edi tak menerangkan secara gamblang kepastian waktu distribusi minya goreng curah tersebut ke Pasar Kepanjen.
Nantinya, minyak goreng curah tersebut harus dijual sesuai ketentuan harga eceran tertinggi. Edi menegaskan pihaknya akan melakukan pengawasan perihal ketentuan harga jual tersebut.
“Nanti harus dijual sesuai harga eceran tertinggi. maksimal Rp 14 ribu per liter harus ke konsumen. Kalau kiloan harga Rp 15,5 ribu,” sebutnya. Ditanya kapan kepastian distribusi minyak goreng curah dilakukan, Edi belum bisa menerangkan secara gamblang. “Masih akan dirapatkan belum tahu pastinya kapan,” imbuhnya. (tyo/ggs)