MALANG POSCO MEDIA – Apapun motif dan alasannya, tindak kekerasan harus distop. Kekerasan bukan solusi. Kekerasan hanya melahirkan masalah dan trauma. Terutama bagi korbannya. Saatnya ada gerakan bersama untuk darurat kekerasan ini. Apalagi belakangan makin marak, pelaku tindak kekerasan juga melibatkan anak-anak di bawah umur.
Terbaru, ada korban yang dianiaya dengan dikeroyok hingga masuk rumah sakit di wilayah Karangploso. Meski diduga para pelaku sempat membawa korban ke klinik, namun tindak kekerasan, apapun alasannya tidak dibenarkan. Hukum, aturan dan ketentuan apapun di negara Indonesia sangat jelas melarang tindak kekerasan.
Kekerasan fisik, kekerasan verbal, kekerasan seksual, termasuk segala aksi perundungan. Apalagi korbannya sampai mengalami luka, trauma hingga tragis meninggal dunia. Dan yang bikin miris, belakangan pelakunya tak hanya orang dewasa. Tapi juga anak-anak yang usianya masih di bawah umur.
Kasus di Karangploso bisa jadi momentum bersama untuk kembali menegakkan keadilan bagi korban kekerasan. Semua pihak harus bersatu padu agar tindak kekerasan tidak terulang lagi. Baik itu di lingkungan sosial masyarakat, lingkungan pendidikan, kantor, terlebih dalam lingkungan keluarga. Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi saat sharing di Kota Malang bersama para orang tua, komunitas, dan pendidik di Kota Malang, Minggu (8/9) kemarin menyebutkan pentingnya mencegah tindak kekerasan terhadap anak. Kekerasan yang terjadi seperti fenomena gunung es. Yang tampak di permukaan hanya sedikit, sementara yang tidak tampak sangat banyak.
Jika mengacu data pada Sistem Informasi Online Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA), sejak Januari hingga September 2024 ini, tercatat sebanyak 11.796 kasus kekerasan terhadap anak. Sementara di Kota Malang, berdasarkan catatan Dinsos P2KB3AP Kota Malang, ada sebanyak 56 kasus kekerasan terhadap anak pada rentang Januari hingga Juli kemarin.
Fenomena ini menjadi pekerjaan rumah bersama. Bukan hanya bagi instansi pemerintah saja, tapi semua stakeholder terkait harus saling bahu membahu dan peduli terhadap kasus kekerasan ini. Dan yang paling penting adalah bagaimana mencegah agar kasus kekerasan, apapun alasannya tidak terulang kembali di masyarakat.
Semoga Pilkada serentak di Malang Raya ke depan melahirkan pemimpin-pemimpin yang peduli terhadap kasus-kasus kekerasan yang makin marak terjadi. Visi misinya juga menyangkut program bagaimana mengedukasi masyarakat dan menekan kasus kekerasan tidak terjadi lagi. Sehingga tak ada lagi korban kekerasan. Stop Kekerasan! Kekerasan bukan solusi.(*)