MALANG POSCO MEDIA – Keluarga adalah tempat yang paling nyaman bagi anggota keluarga. Keluarga menjadi ruang tumbuh kembang anak-anak yang menyenangkan dan membahagiakan. Sesama ang- gota keluarga saling mencintai dan menyayangi. Bersama suka dan duka. Bukan sebaliknya, keluarga justru menjadi ruang tak aman bagi anak-anak.
Fakta yang diungkap Kepala Dinas Sosial, Pember- dayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengen- dalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos- P3AP2KB) Kota Malang sungguh mencengangkan. Betapa tidak, kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Kota Malang mengalami lonjakan yang signifikan.
Yang bikin miris, peningkatan kasus KDRT-nya hampir 200 persen dibanding tahun 2024 lalu. Tahun 2025, Januari-Agustus sudah ada 126 kasus KDRT. Padahal tahun lalu sekitar 42 kasus. Mayoritas ko- rbannya adalah anak-anak. Sedangkan pelakunya adalah keluarga sendiri. Ayah, ibu, kakek maupun neneknya.
Data ini menjadi pekerjaan rumah bagi stake- holder terkait. Paling tidak bisa menekan angka kasus KDRT tidak terus melonjak. Bukan karena tidak berani melapor, namun benar-benar kasus KDRT-nya yang memang bisa ditekan. Keterlibatan banyak pihak akan mampu menekan dan mengatasi persoalan KDRT ini.
Kecenderungan kasus KDRT tak terungkap karena terjadi di lingkungan keluarga sendiri. Akses masuk untuk melakukan advokasi pun agak sulit. Dibu- tuhkan edukasi yang intens agar siapa pun, baik itu anak, istri, suami yang mengalami kasus kekerasan di lingkungan keluarga agar berani melapor ke pihak yang berwenang.
Meningkatnya kasus KDRT saat ini, salah satunya karena korban sudah berani bicara dan melaporkan ke pihak yang berwenang. Kalau sebelumnya, korban cenderung takut, bahkan masih menjaga nama baik keluarga kalau sampai kasus kekerasannya diketa- hui publik. Sehingga kasus KDRT seperti fenomena gunung es. Yang berani lapor sedikit, yang tak berani lapor lebih banyak.
Memberantas KDRT, semua pihak harus berkomit- men untuk sama-sama menjaga dan menjamin agar tak ada lagi korban kekerasan. Apalagi korban sampai meninggal dunia. Semua pihak harus sa- ling menjaga dan peduli bahwa keluarga adalah harta paling berharga. Stop kekerasan dalam rumah tangga. Stok kekerasan pada Anak. Cintai dan sa- yangi sang buah hati. (*)