.
Friday, November 8, 2024

Stop Kekerasan Hewan, Gabungan Komunitas Bentuk Gerakan Malang Bersatu

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kekerasan dan kekejaman terhadap hewan hingga kini masih saja terdengar di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, ada indikasi bahwa tren menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun.

Menyikapi hal itu, beberapa komunitas pecinta hewan kemudian bersatu dan menggalang solidaritas untuk menentang berbagai bentuk kekerasan dan kekejaman hewan yang dilangsungkan di Bhaswara Kafe, Kamis (19/5) malam kemarin.

- Advertisement -

 Gabungan komunitas yang kemudian disebut Gerakan Malang Bersatu itu dengan tegas menolak setiap kekerasan dan kekejaman hewan dengan menghasilkan petisi yang ditandatangani seluruh komunitas sebagai bentuk komitmen bersama.

Koordinator Acara, Fredynan mengatakan, Gerakan Malang Bersatu ini merupakan komitmen dari gabungan beberapa komunitas pecinta hewan. Yakni, Bali Animal Defender, Indonesia Animal Care, Persatuan Kucing Domestik Indonesia, Peduli Kucing Malang, Hopeless Animal Lover, Malang Sahabat Satwa, Cat Society Surabaya, Stray Cat Defender dan beberapa pegiat hewan independen lainnya.

“Kami memahami bahwa persoalan kesejahteraan hewan belum menjadi prioritas utama, namun tanpa upaya dan gerakan untuk menciptakan sinergi dan menyelaraskan kewajiban kita sebagaimana dicantumkan dalam hukum nasional di Indonesia, situasi ini tidak akan berubah,” tegas Fredy, sapaannya.

Selain itu, gerakan ini juga mengajak masyarakat untuk bergerak bersama. Fredy yakin setiap perubahan sekecil apapun akan memberi efek besar di kemudian hari. Ia mengajak untuk memastikan bahwa lima prinsip kebebasan hewan bisa dipenuhi. Yaitu, bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari rasa sakit, bebas dari cidera dan penyakit, bebas dari ketidaknyamanan, penganiayaan, penyalahgunaan, rasa takut dan tertekan. Terakhir bebas untuk mengekspresikan perilaku alamiahnya.

“Kesejahteraan hewan tidak hanya terbatas soal hewan karena kesejahteraan hewan juga termasuk memastikan keterjaminan kesehatan mereka yang akan memberikan dampak positif bagi manusia. Baik hewan maupun manusia, memiliki perannya masing-masing dalam keseimbangan ekosistem. Mari kita jaga keseimbangan ini dengan memupuk kebaikan dan tidak berhenti untuk maju,” tuturnya.

Lebih jauh, Jovand Imanuel Calvary, Founder Bali Animal Defender yang juga merupakan penggagas gerakan itu menyebut ada beberapa tujuan yang ingin dicapai. Paling utama adalah menghilangkan segala bentuk kekerasan dan kekejaman hewan yang ironisnya ternyata tiap tahun grafik datanya menunjukkan adanya peningkatan secara nasional di Indonesia. Kedatangan Jovand ke berbagai kota termasuk Kota Malang, untuk membangun solidaritas yang lebih kokoh untuk menentang kekejaman pada hewan.

“Maka tujuannya disini sebagai bentuk solidaritas, mendukung dan melengkapi apa yang bisa saya bantu disini, agar tindak kekerasan hewan menurun. Dimanapun lokasi saya akan datang. Kita harus melakukan perubahan kecil dulu, lalu nanti akan menjadi perubahan besar,” ujar Jovand.

Langkah konkrit dan tindak lanjutnya, Jovand kedepan berharap dengan gerakan dan solidaritas yang telah terbangun ini, maka dengan perwakilan komunitas bisa bersama-sama untuk melakukan audiensi dengan pemerintah. Dalam hal ini, melalui audiensi dengan DPR/MPR dan mendorong supaya ada sebuah aturan perlindungan hewan yang mengatur hingga ke daerah-daerah. Selain itu, juga mendorong supaya tidak ada lagi perdagangan daging anjing atau kucing karena hewan tersebut bukan merupakan kategori pangan atau bahan makanan.

“Yang terpenting saya berharap implementasi hukum berjalan maksimal. Lau selain itu edukasi karena itu pondasi. Ketika semua masyarakat teredukasi dengan baik, saya rasa kasus penganiayaan hewan itu tidak akan terjadi,” tandasnya. (ian/jon)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img