MALANG POSCO MEDIA- Kerawanan terjadinya gesekan atau konflik antarcaleg dalam satu parpol di dapil yang sama diperhatikan serius.
Potensi timbulnya konflik ini pun diantisipasi pengurus parpol.
Ketua PDI Perjuangan Kota Malang I Made Riandiana Kartika SE MM tidak memungkiri adanya potensi konflik antarcaleg bisa saja muncul. Maka dari itu, pihaknya sejak jauh hari sudah mempersiapkan antisipasinya. Bahkan sejak masa pengkaderan.
“Misalnya, tidak boleh sesama caleg itu menggarap di ceruk yang sama. Jadi kita membagi, misal Lowokwaru ada 11 kelurahan, ya berarti di masing-masing kelurahan. Penyebaran APK juga kita atur. Tidak ada misalnya satu RW itu dipasang sampai dua atau tiga caleg. Jadi strateginya, kita bentuk koordinator caleg di masing-masing dapil,” ungkap Made kepada Malang Posco Media, Minggu (5/11) kemarin.
Melalui koordinator caleg itulah, jika ditemukan adanya gesekan atau konflik, maka bisa segera diketahui atau dilaporkan. Sehingga pihaknya bisa segera menyelesaikan permasalahan. Terlebih ketika ada kesengajaan yang dilakukan salah satu caleg yang menimbulkan konflik antarcaleg hingga membuat nama partai tercoreng, ia akan mengambil langkah tegas.
“Pertama koordinator akan melaporkan ke DPC, kemudian bisa ambil tindakan untuk mengingatkan. Kalau tidak diindahkan, kita berikan sanksi. Pertama tentu berupa teguran lisan, kemudian tertulis sampai yang terberat sanksinya yaitu siap untuk tidak dilantik,” jelasnya.
“Karena semua caleg kita sudah menandatangani pakta integritas. Jadi mereka yang merusak nama partai, yang melanggar, itu harus siap untuk itu. Di kami, itu memang sangat tegas,” sambung Made.
Kendati begitu, ia optimis semua caleg PDI Perjuangan bersaing dengan fair. Sebab seluruh caleg PDI Perjuangan fokus menjadi wakil dan contoh yang baik untuk masyarakat.
“Ikuti aturan, tidak boleh ada kecurangan. KPU dan Bawaslu punya peran penting di sana. Kemudian masyarakat mengontrol jalannya pemilu sehingga menghasilkan pemilu yang sesuai dengan keinginan masyarakat,” pesannya.
Parpol baru punya cara berbeda. Seperti Partai Gelora, pemilu kali ini diyakini akan minim terjadi gesekan antarcaleg dalam internal partai. Selain karena jumlah calegnya relatif sedikit, faktor latar belakang tiap caleg diyakini juga akan menjadi salah satu sebab untuk meminimalisir terjadinya gesekan.
“Di Partai Gelora meskipun calegnya sedikit, tapi caleg kami berasal dari latar belakang yang bervariasi. Ada yang aktif sebagai mahasiswa, ada yang merupakan pengusaha, UMKM dan macam macam. Atas dasar keberagaman itu, maka ceruk suaranya mengandalkan background (latar belakang) masing masing,” terang Djakfar, Supervisor DPD Partai Gelora Kota Malang.
Apalagi gesekan dengan caleg partai lain, tidak ada kekhawatiran bagi Partai Gelora. Sebab ia meyakini tiap wilayah pasti sudah memiliki basis massa dari tiap caleg. Ia pun yakin caleg dari Partai Gelora memiliki basis massanya sendiri. Meski, dalam aspek APK, diakui Djakfar tentu sulit bersaing.
“Kalau soal APK, terus terang kita tidak sanggup ‘akeh-akehan’ (berlomba lebih banyak). Tapi bagi Partai Gelora tetap tidak khawatir. Kita berjalan dengan kemampuan seadanya. Bawaslu jadi wasit jika penempatan baliho tidak pada tempatnya,” tambahnya.
Djakfar menekankan pihaknya tengah berfokus untuk memenangkan suara di tiap dapil dengan caleg-calegnya yang komitmen mengawal aspirasi masyarakat. Pileg kali pertama bagi Partai Gelora ini, ia bahkan yakin bisa merebut suara di tiap dapil.
Sementara di Kabupaten Malang juga sudah siapkan strategi atasi sikut-sikutan. Ketua DPC PKB Kabupaten Malang Ir HM Kholiq mengatakan caleg yang diusung PKB tidak akan menggunakan cara kotor untuk berebut simpati masyarakat. Sehingga dipastikan tidak akan ada konflik antar caleg dari PKB maupun dengan caleg dari partai lain.
“Alhamdulillah, sampai saat ini adem. Tidak ada konflik. Saya yakin saat kampanye sampai dengan Pemilu nanti juga sama,’’ katanya.
Kholiq mengaku jika selama ini, mulai dari pendaftaran sampai kemarin, pihaknya selalu konsolidasi dengan para calon. Setiap kali ada agenda pertemuan, Kholiq mengatakan pihaknya selalu memberikan pesan kepada para caleg. Yaitu tidak rebutan. Karena setiap dapil memiliki wilayah yang luas.
Sementara Partai NasDem juga sama. Sejak awal caleg yang diusung Partai NasDem dilarang melakukan kampanye negatif maupun kampanye hitam.
“Kami sudah berkomitmen mengikuti seluruh aturan terkait Pemilu 2024. Kami ingin seluruh tahapan pemilu ini berjalan aman dan lancar dan kondusif,’’ kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai NasDem Kabupaten Malang Amarta Faza.
Senada juga diungkapkan Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Malang Chusni Mubarok. Dikatakan Chusni, caleg yang diusung Partai Gerindra sudah memiliki strtategi masing-masing untuk dipilih masyarakat. Mereka tidak akan rebutan untuk mendapatkan simpati masyarakat.
“Saat kampanye narasi yang dibangun adalah narasi potitif. Caleg dari Partai Gerindra harus memahami kebutuhan di masyarakat,’’ ungkapnya.
Apalagi caleg dari Partai Gerindra ini yang daftar sesuai dengan zona pemilihan. Sehingga mereka pun akan menarik simpati masyarakat sesuai zona garapannya. (ian/ira/van)