Konsep Malang Fashion on the Street di Kayutangan Heritage
MALANG POSCO MEDIA – Malang Fashion on the Street di Kayutangan Heritage, Minggu (5/6) mendatang jadi event penggerak segala kreativitas Kota Malang. Sekaligus makin populerkan seni budaya dan tradisi. Salah satunya Batik Malangan.
Ketua TP PKK Kota Malang Widayati Sutiaji bahkan menegaskan Batik Malangan merupakan aset utama budaya dan tradisi Kota Malang. Nilainya pun kian terpancar ketika dipamerkan di lokasi ikonik heritage Kota Malang, Koridor Kayutangan.
“Tetap yang akan kita angkat adalah Batik Malangan,” jelas Widayati kepada Malang Posco Media, Minggu (29/5) kemarin.
Dikatakannya event fashion on the street ini akan dijadikan sebagai agenda tahunan, rutin dengan skala yang terus ditingkatkan. Untuk itulah ikon-ikon seperti Batik Malangan harus lebih dikenal sebagai ciri khas fashion heritage dari Kota Malang.
Widayati menjelaskan ada empat desainer yang dilibatkan dalam memeragakan karya-karyanya. “Sementara ini ada empat dulu. Tapi masih kita bahas lagi bisa jadi bertambah. Salah satunya ada karya dari Mas Agung Sudir Putra. Nanti saya sendiri akan menggunakan karya Mas Agung Sudir,” jelas Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Malang ini.
Selain Agung Sudir, desainer asal Malang yang juga dilibatkan yakni Farhan Alif Dafa hingga Trya Febianie.
Widayati yang juga inisiator Malang Fashion on the Street ini menjelaskan busana-busana yang akan dipamerkan di panggung catwalk nanti berasal dari berbagai kalangan masyarakat dan elemen masyarakat hingga komunitas.
“Saya ajak teman-teman komunitas. Dan juga orang-orang profesional. Teman-teman pejabat juga,” tegasnya.
Hal ini dilakukan dengan tujuannya salah satunya mengangkat Batik Malangan. Agar lebih dikenal secara luas oleh masyarakat khususnya di luar Kota Malang.
Dengan mengajak kalangan pejabat dan tokoh, seperti kalangan Forkopimda Kota Malang, diharapkannya “followers” dari kalangan tersebut ikut melihat Batik Malangan.
“Mereka pasti punya follower. Pasti dikenal lebih banyak orang. Harapannya bisa mengangkat dan mengenalkan Batik Malangan. Tidak hanya batiknya, event ini dikenal sekaligus desainer-desainer yang buat juga dikenal,” tegasnya.
Selain kalangan pejabat yang diajak jadi, komunitas lain seperti Malang Tahes Club (MTC) juga dilibatkan. Menurut Widayati dengan mengajak berbagai kalangan dari berbagai latar belakang akan membuat event fashion Kota Malang terangkat lebih maksimal. Hal ini dianggapnya sebagai cara efektif melambungkan budaya dan event di Kota Malang.
“Lalu karena kita ambil lokasi Kayutangan, sekalian kita angkat Koridor Kayutangan. Kayutangan harapannya akan menjadi lokasi wisata jujugan. Pak Wali yang menyarankan lokasinya di Kayutangan,” papar Widayati.
Untuk itulah Malang Fashion on the Street diharapkan bisa melambungkan nama Koridor Heritage Kayutangan. Karena rencananya ke depan event ini akan melibatkan lebih banyak desainer. Tidak hanya dari Malang saja, juga dari luar daerah. (ica/van)