Oleh : Prof. Dr. H. Maskuri Bakri, M,Si
MALANG POSCO MEDIA – Ada suatu kisah seorang hamba Allah SWT masuk surga karena mengucapkan kalimat tauhid. Terkait rahasia kalimat tauhid ini, Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “Siapa bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka Allah mengharamkan neraka baginya.”
Berkaitan dengan ini, Abu Muhammad Ibnu Ibrahim Al wasithi menuturkan, “Seseorang berdiri di padang Arafah, lalu ia bertawaf dengan menggenggam tujuh batu. Ia berseru, “Hai batu-batu saksikanlah bahwa aku telah bersaksi tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.” Orang itu lalu tertidur dan bermimpi.
Saat tidur, dalam mimpinya ia melihat seakan-akan hari kiamat telah tiba dan ia pun dihisab, ternyata ia diputuskan untuk dijebloskan ke dalam neraka. Ketika para malaikat menggiringnya ke neraka tiba-tiba ia melihat satu batu dari tujuh batu yang melindungi dirinya di depan pintu neraka.
Para malaikat penyiksa berkumpul untuk mengangkat batu-batu itu. Anehnya mereka tidak sanggup menggeser batu-batu tersebut sedikitpun. Orang itu pun dibawa ke pintu lainnya. Tiba-tiba ia pun melihat satu batu dari tujuh batu itu yang telah menutup pintu neraka.
Di sini para malaikat tidak mampu mengangkat batu itu. Akhirnya ia dibawa ke pintu-pintu lainnya sampai pada pintu yang ketujuh namun keadaannya pun sama di setiap pintu neraka terdapat sebuah batu. Kemudian orang itu dibawa ke Arsy. Allah SWT berfirman: “Hambaku itu telah disaksikan oleh batu-batu. Batu-batu itu tidak menyia-nyiakan hakmu. Maka bagaimana mungkin Aku akan menyia-nyiakan hakmu. Aku menjadi saksi atas kesaksian yang telah kamu ucapkan, karena itu masukkanlah dia ke surga.”
Ketika orang itu telah dekat dengan pintu surga ternyata pintu-pintu surga masih terkunci rapat. Tiba-tiba datanglah kesaksian bahwa tiada Tuhan yang patut disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah Rasulullah. Maka pintu pintu surga terbuka dan orang itu pun memasukinya.
Abu Abdullah ra berkata: “La Ilaha illallah Muhammad ar Rasulullah terdiri dari 24 huruf. Jika seorang hamba mengucapkan kalimat ini dengan jujur maka Allah SWT akan berfirman: “Aku telah mendatangkan 24 huruf dan aku telah menciptakan waktu sehari semalam selama 24 jam.” Ini bukan karena ketepatan, tapi rahasia Allah bagi hamba-Nya.
Setiap dosa yang diperbuat pada jam-jam tersebut baik dosa kecil maupun dosa besar, dosa yang dilakukan secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi, kesalahan disengaja maupun tidak disengaja, dan dosa berupa perkataan maupun perbuatan, maka Aku akan mengampuni dosamu dengan kemuliaan kalimat La Ilaha illallah Muhammad ar Rasulullah.
Diriwayatkan dari Atha, firman Allah SWT: “Siapa yang membawa kebaikan maka ia memperoleh balasan yang lebih baik daripadanya,” (QS: Al-Naml, 89). Barang siapa mengucapkan La Ilaha Illallah Muhammad ar Rasulullah, maka baginya pahala surga. Dan barangsiapa membawa kejahatan maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka,” (QS: Al-Naml: 90).
Keistimewaan Amalan
Al Hasan al Bashri meriwayatkan mengenai firman Allah SWT: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula,” (QS: Ar-Rahman: 60), yakni tidak ada balasan perkataan La Ilaha illallah Muhammad ar Rasulullah kecuali surga.
Diriwayatkan bahwa ketika Allah SWT menenggelamkan Fir’aun dan menyelamatkan Musa, Musa berkata: “Ya Allah tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang akan saya kerjakan sebagai rasa syukur kepada-Mu, karena nikmat yang telah engkau berikan kepadaku.” Maka Allah SWT berfirman: “Hai Musa, katakanlah La Ilaha ilallah.” Nabi Musa AS masih belum merasa puas dengan amalan tersebut dan meminta amalan lainnya.
Maka Allah SWT berfirman: “Hai Musa seandainya kamu meletakkan tujuh langit dan tujuh bumi dalam satu piringan timbangan lalu kamu meletakkan kalimat La Ilaha illallah dalam piringan timbangan lainnya, maka sungguh piringan timbangan La Ilaha illallahakan lebih berat.”
Dikatakan bahwa kalimat La Ilaha illallah adalah kunci pembuka surga (miftahul Jannah). Namun setiap kunci mesti ada geriginya hingga kunci itu bisa digunakan untuk membuka pintu. Di antara gerigi-gerigi itu adalah bersihnya lidah orang yang berdzikir dari perkataan dusta dan gibah. Sucinya hati orang yang khusyuk dari rasa dengki, sucinya perut dari makanan yang haram dan syubhat, serta sucinya anggota tubuh yang sibuk mengabadikan kepada Allah dari perbuatan maksiat.
Salah satu keutamaan kalimat tauhid adalah La ilaha illallaah adalah dapat memadamkan murkanya Allah dan menyelamatkan seseorang dari siksa api neraka.
Berikut kisah seorang Raja sombong yang diselamatkan Allah berkat kalimat tauhid “La Ilaha illallah.” Kisah ini diceritakan dalam Kitab al-Mawa’izh al-‘Usfuriyah karya Syekh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury. Diceritakan dari Abu Bakar bin Abdillah al-Muzni, bahwa ada seorang raja yang sombong terhadap Allah. Kaum muslimin kala itu tidak terima dengan kesombongannya. Akhirnya mereka memutuskan untuk memeranginya.
Mereka berhasil mengalahkan dan menawannya hidup-hidup. Mereka berkata, “bagaimana kita akan membunuhnya, ia telah berbuat sombong terhadap Allah.” Kemudian mereka bersepakat membunuhnya dengan cara meletakkannya di sebuah bejana besar dengan kepala diikat, kemudian di bawahnya dinyalakan api.
Ketika raja itu merasakan panasnya api maka ia menyeru berhala-berhalanya yang ia sembah: “Hai Latta! Selamatkanlah aku! Hai Habil! Selamatkanlah aku! Hai Uzza! Selamatkanlah aku dari siksa yang aku alami saat ini. Hai Habil! Dulu aku pernah mengusap kepalamu dan kedua kakimu pada tahun demikian.”
Ketika raja itu meminta tolong kepada berhala-berhala yang ia sembah, maka panas api semakin bertambah. Ia menjadi tahu kalau berhala-berhala itu tidak dapat menyelamatkannya. Ia pun merasa putus asa dan bertaubat kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Kemudian di dalam bejana itu ia berseru dengan kalimat “La ilaha illallah Muhammad Rasulullah”, “Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.”
Sesaat setelah seruan itu, Allah mengutus hujan dari langit jatuh di atas api bejana dan memadamkannya. Allah juga mengutus angin untuk menerpa bejana besar itu dan membuatnya terbang. Karena hembusan angin, bejana besar itu bergerak-gerak di udara. Raja yang ada di dalam bejana besar terus-menerus mengucapkan kalimat Tuhid “Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.”
Kemudian angin melempar jauh bejana besar itu hingga tidak terlihat mata hingga jatuh di antara suatu kaum yang tidak mengenal Allah sama sekali. Melihat bejana besar jatuh dari langit, kaum pun penasaran dan mendekatinya. Mereka memeriksa dan membukanya. Tiba-tiba mereka melihat sesosok manusia.
Dengan segera, mereka mengeluarkan raja tersebut dan bertanya: Siapa kamu? Apa yang telah terjadi denganmu? “Aku adalah raja”, jawab si raja. Kemudian raja itu menceritakan kisahnya kepada kaum tersebut tentang apa yang telah dialaminya, yang akhirnya kaum yang menyaksikan semua masuk Islam.
Kisah yang sarat hikmah ini merupakan salah satu bukti kasih sayang Allah kepada orang-orang yang bertaubat. Dari kisah tersebut, dapat diambil pelajaran betapa kalimat “La Ilaha illallah” dapat memadamkan api dan menyelamatkan seseorang dari adzab Allah SWT. (*)