Kanza Fairruza Niamillah, Komikus Cilik dari Gondanglegi
Baru duduk bangku kelas enam madrasah, Kanza Fairruza Niamillah telah membuat komik. Bahkan, lukisan bercerita dibuat Kanza juga diterima oleh penerbit dari Jakarta untuk segera diterbitkan dalam bentuk antologi.
MALANG POSCO MEDIA – Kanza, sapaan komikus cilik asal Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang ini memiliki banyak ide. Kanza mampu menceritakan apa yang dilihat dan dirasa, kemudian dituangkan melalui lukisan.
Setelah ide dituangkan berupa lukisan, Kanza lalu menjadikannya sebuah buku komik dan diterbitkan. Kini buku komik berjudul Anak Salihah sudah terpajang di beberapa sekolah, termasuk di Mi Raudlatul Ulum Putri Ganjaran Gondanglegi, tempat Kanza pernah bersekolah.
“Ananda Kanza ini memang suka melukis. Awalnya homeschooling sampai kelas dua. Sejak homeschooling ini suka melukis. Kemudian dia masuk sekolah kelas tiga,” tutur Abdurrahman, ayah Kanza, saat ditemui Malang Posco Media, beberapa waktu lalu.
Di ruang kamar tidur rumahnya, karya lukisan Kanza banyak dipajang untuk hiasan, baik lukisan di media kertas maupun di kanvas. Namun Kanza kini yang baru masuk SMP berada di salah satu pondok di Pasuruan.
Dikatakan Gus Dur, sapaan ayah Kanza, bila buku yang diterbitkan putrinya tersebut hasil kreativitas selama tiga tahun. “Yang diterbitkan menjadi buku putri saya itu karya lukisannya sejak kelas tiga sampai kelas lima,” kata dia.
Kanza yang menyukai warna favorit ungu membuat lukisan bercertia sesuka hatinya. Pun menggunkan bahasa sendiri. Sekalipun ada yang memberi masukan, ia akan mengembangkan sendiri masukan tersebut, termasuk masukan orang tuanya.
Berhasilnya Kanza menerbitkan buku pertama tidak terlepas dari didikan orang tuanya. Gus Dur mengatakan, bila putrinya tersebut sama sekali tidak memegang handphone (HP).
Sekalipun ia melihat HP, Kanza memanfaatkannya sendiri untuk melihat tata cara melukis atau membuat komik yang baik dan benar melalui internet.
“Kalau kami ke toko ATK, Kanza sangat senang sekali. Bisa berjam-jam di sana. Saya komitmen kalau untuk hobi menulis dan melukisnya Kanza, alat-alat saya belikan,” kata Gus Dur.
“Karya Kanza juga diminta diterbitkan oleh salah satu penerbit di Jakarta untuk dijadikan buku komik antologi. Yang diambil empat judul dari komikus anak,” tambahnya.
Memang sejak kecil Kanza sering dibelikan komik maupun majalah anak-anak, seperti Majalah Bobo. Terciptanya buku solo karya Kanza awalnya dilirik oleh seorang pegiat literasi.
Melihat karya Kanza itu ciamik, akhirnya disarankan untuk diterbitkan sebagai buku komik. Kini, Kanza yang sudah berusia 11 tahun ingin beralih melukis secara digital, seperti komikus-komikus professional.
“Ketika acara penyerahan karya itu, banyak orang tua yang menanyakan soal karya Kanza. Saya berharap karya Kanza ini bisa menginspirasi yang lain, baik anak – anak atau orang tuanya,” pungkas Gus Dur. (den/van)