MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU- Ratusan burung merpati beradu kecantikan dalam kontes nasional bertajuk ‘Merpati Hias dan Endemik’ yang digelar oleh Indonesia Fancy Pigeon Community (IFPC) Malang Raya di Rimba Pet Hall, Jawa Timur Park II, Minggu (12/2) kemarin.
Ratusan burung merpati hias tersebut berjajar baris di sangkar yang diletakkan di atas meja. Menariknya kontes merpati tersebut diikuti 558 peserta dari 63 kelas yang dilombakan.
Ketua IFPC Pengurus Daerah Jawa Timur, Hardi Bintang Putra Ananda menyampaikan kontes yang dihelat oleh IFPC Malang Raya ini untuk mencari bibit-bibit unggul dari semua jenis merpati hias. Baik merpati endemik Indonesia maupun merpati import.
“Tujuan komunitas dan IFPC adalah mewadahi penghobi dan peternak. Sehingga bisa untuk mencari bibit unggul dari burung yang meraih juara. Pasalnya burung yang telah ikut kontes dan meraih juara kualitasnya makin naik, ketika kualitas naik, otomatis harga akan naik,” ujar Hardi kepada Malang Posco Media, kemarin.
Menurutnya, untuk penjurian setiap kelas memiliki kriteria penilaian berbeda-beda. Misalnya bentuk tubuh, kesehatan, perpaduan warna dan banyak lagi. Setiap kelas memiliki penilaian yang berbeda. “Contohnya, ada yang lehernya bergondok, lehernya panjang, badannya gendut, dan masih banyak lagi. Karena ini event kelas nasional panitia tidak mau main-main dalam penjurian. Kami mendatangkan 1 juri dari Thailand dan 1 juri dari Filipina. Mereka ditemani 2 juri asli Indonesia yang sudah berpengalaman,” bebernya.
Sedangkan untuk hadiah yang diperebutkan para peserta sejumlah Rp 40 juta. Bahkan bisa dimungkinkan usai perlombaan akan terjadi transaksi cukup besar antar peserta. “Kalau harga merpati biasa kisaran Rp 250 ribu, tapi kalau kualitas lomba rata-rata harganya mulai Rp 1 juta hingga puluhan juta. Bahkan burung juara per rekor pernah terjual Rp 35 juta untuk jenis Modena Amerika,” ungkapnya.
Dengan adanya event rutin tersebut, IFPC berharap mampu meningkatkan ekonomi kerakyatan pasca pandemi. Mulai dari penjualan bibit merpati, pakan, wadah pakan, sangkar, dan semua pernak-perniknya akan terangkat.
Sementara itu para peserta dari banyak wilayah di Indonesia menyambut baik gelaran kontes ini. Seperti yang sampaikan oleh Muchtarom asal Kertosono, Kabupaten Nganjuk. “Sebenarnya kontes nasional seperti ini bukan sekedar mencari piala atau ajang untuk mencari piala, tapi sebagai ajang untuk menjalin silaturahmi antar sesama penghobi, memperbanyak saudara,” pungkasnya. (eri/udi)