MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Berangkat dari rasa kepedulian yang tinggi terhadap keberlangsungan lingkungan, menjadi dasar bagi Feby Wahyuning Sulistiyowati untuk mengelola limbah fesyen menjadi produk yang bernilai jual tinggi. Pemilik nama panggung Feby Ayusta yang awalnya berkecimpung di dunia Make Up Artist (MUA), mulai masuk di dunia fesyen sejak tahun 2012.
Feby mulai fokus pada sustainable fashion sejak tahun 2019, yakni dengan memanfaatkan limbah jeans yang tidak terpakai kemudian ia ubah menjadi produk yang bernilai jual. Nyatanya produknya tersebut disambut hangat oleh pasar. Kebanyakan pelanggannya adalah Warga Negara Asing (WNA) yang sedang berkunjung ke Indonesia.
“Kebanyakan memang orang luar untuk peminat produk fashion saya. Karena memang temanya lebih ke sustainable fashion dalam bentuk jeans. Konsumennya juga orang-orang tertentu. Untuk mendukung itu, saya ada offline store di Ubud, Bali,” terangnya.
Awal mula merintis menjadi sustainable fashion designer, Feby mengumpulkan barang-barang sisa yang sudah tidak terpakai dari teman-temannya. Ia hanya memanfaatkan produk jeans sisa atau sudah tidak terpakai. Ia sama sekali tidak menggunakan bahan jeans yang baru untuk pembuatan produk fesyen karyanya. Itu sudah menjadi prinsip yang benar-benar ia pegang erat.
“Awal-awal ngumpulin dari teman-teman. Kalau sekarang Alhamdulillah sudah ada tempatnya sendiri, ada toko thrift yang bekerja sama. Jadi jika produk-produk yang tidak kayak jual itu langsung masuk ke saya dan saya olah menjadi karya fesyen yang berharga,” ungkap Alumni SMA 4 Malang ini.
Tidak hanya menerima sisa jeans, ia juga menerima kain-kain lain namun tetap dalam koridor menggunakan bahan serat alami atau non polyester. Biasanya kain-kain tersebut didapatkan dari sesama desainer yang tergabung dalam Indonesian Fashion Chamber Chapter Malang.
“Ada brukat dan kain lainnya namun lebih pada serat alami agar masa pakai lebih lama. Selain jeans, saya juga mix and match dengan produk-produk non jeans. Namun jeans ini menjadi bagian utama untuk produk saya,” imbuhnya.
Mempertahankan bisnis, khususnya di bidang fesyen bukan perkara mudah. Ia biasanya akan lebih sering mengikuti pameran-pameran agar produk yang ia jajakan juga dapat dikenal banyak orang. Selain itu, bantuan dari sesama teman juga tak kalah penting dalam promosi produknya. “Kadang endorse gratis, teman-teman saya datang dan mempromosikan produk saya di media sosial. Lebih suka bantu saya dengan karya-karya saya. Misal ada barang baru mereka akan langsung menghubungi dan mempromosikan secara gratis,” paparnya. (adm/nda)