.
Saturday, December 14, 2024

Surat Suara Kurang, Coblosan Terhenti 2,5 Jam

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA –  Sejumlah warga di Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing, khususnya di TPS 03 kecewa saat coblosan, Rabu (14/2) kemarin. Pasalnya sempat terhambat ketika melakukan pencoblosan. Itu karena di TPS ini terdapat kekurangan banyak surat suara, khususnya surat suara untuk pemilihan presiden. Akibatnya, proses pencoblosan pun sempat terhenti selama sekitar dua setengah jam.

Warga yang sebelumnya sempat mengantre pun sebagian akhirnya meninggalkan TPS. Mereka kecewa lantaran pelaksanaan pemilu ini dirasa kurang profesional.

“Kami antre mulai jam 10 ternyata (surat suara) kurang, jadi banyak yang pulang. Sudah lama menunggu pilpres ini kok di sini sampai kekurangan. Kalau saya terpaksa menunggu, kalau lainnya tadi banyak yang pulang,” terang Joko Supriyadi warga setempat.

Di TPS 03 sendiri, jumlah DPT  sebanyak 248 pemilih. Sementara yang tersedia sebelumnya, total hanya 139 surat suara untuk jenis pemilihan presiden. Sehingga terdapat kekurangan sebanyak 119 surat suara.

Salah satu saksi dari Partai Perindo, Syeh Mahesa Sailendra mengatakan, kekurangan surat suara ini sebenarnya sudah diketahui sejak awal penghitungan logistik saat pagi hari sebelum pencoblosan dibuka. Atas kejadian ini, pihaknya pun langsung berkoordinasi dengan berbagai pihak.

“TPS ini untuk RT 4 dan RT 6. Selain di sini ternyata ada laporan juga, beberapa TPS lain yang juga kekurangan. Kami sudah laporkan ke partai dan ini sudah menjadi perhatian,” ungkap Mahesa.

Pencoblosan di TPS 03 itu baru bisa dilanjutkan kembali sekitar pukul 13.30 WIB saat pengiriman surat suara datang secara bertahap. Warga yang sebelumnya sempat pulang, sebagian kembali lagi ke TPS untuk melakukan pencoblosan. Waktu pencoblosannya pun berlangsung hingga pukul 16.00 sore kemarin.

Kondisi yang sama juga terjadi di TPS 04 dan TPS 12 Kelurahan Pandanwangi. Kedua TPS itu kekurangan cukup banyak surat suara, terutama di surat suara presiden dan wakil presiden. Lebih tepatnya, di TPS 04 mengalami kekurangan sebanyak 75 surat suara presiden, sementara di TPS 12 kurang 99 surat suara presiden dan 10 lembar surat suara DPRD provinsi.

Komisioner KPU Kota Malang, Deny Bachtiar mengatakan, usai menerima laporan adanya kekurangan surat suara, pihaknya langsung bergegas mengatasinya dengan melakukan pergeseran surat suara dari TPS sekitar. Kesemua TPS yang sempat mengalami kekurangan pun akhirnya telah terpenuhi.

Selain tiga TPS di Pandanwangi, diakui Deny masih ada beberapa TPS di kecamatan lain yang mengalami kekurangan surat suara meski jumlah kekurangannya tidak signifikan. Yakni dua TPS di Lowokwaru, satu TPS di Sukun dan satu TPS di Kedungkandang.

“Pandanwangi paling banyak kekurangan surat suara. Kalau tempat lain kurang hanya 1-2 kan masih bisa langsung teratasi. Maksudnya di sini (di Pandanwangi) adalah yang ekstrem sampai kurang 119 surat suara, 75 surat suara, dan 99 surat suara,” beber Deny.

Menurut Deny, pihaknya sudah mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekurangan surat suara seperti ini. Yakni dengan skema pergeseran surat suara. Kendati demikian, Deny menyebut kekurangan surat suara yang ternyata begitu banyak jumlahnya ini juga termasuk kategori force majeur. Di luar dari perkiraan KPU sebelumnya.

Termasuk juga kemungkinan berkurangnya partisipasi masyarakat karena pulang dari TPS dan tidak kembali lagi. Atas kemungkinan tersebut, Deny menegaskan pihaknya tetap berupaya sebaik mungkin.

“Kami minta ke teman-teman KPPS untuk mengabari lagi pemilih-pemilih yang sudah pulang supaya datang lagi ke TPS. Ini kan lingkup pemilihnya kecil, satu RT jadi saling kenal. Sehingga untuk panggil pemilih sekitar itu masih memungkinkan. Yang penting kami sudah ikhtiar dan memanggil mereka. Di sini ada kondisi force majeur,” tutur dia.

Atas kejadian ini, Deny mengaku akan berusaha menginvestigasi dan mencari tahu bagaimana hal ini bisa terjadi atau penyebab pastinya. Apakah dari proses packing atau pengemasan, atau karena penyebab lain.

“Kalau setting packing sudah tertutup sejak di gudang. Jadi kami yang melakukan itu adalah teman- teman Ad Hoc dari PPK-PPS. Kemudian kami lakukan setting, sudah kami tutup di situ. Baru distribusi ke masing-masing kecamatan, kelurahan, hingga TPS. Nanti kami coba investigasi,” pungkas Deny. (ian/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img