MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Perburuan medali di ajang Porprov VIII oleh atlet-atlet Kota Malang terus meningkat. Persainganya pun berlangsung ketat, terutama untuk di papan atas, khususnya di posisi kedua ketiga dan keempat.
Di hari ke empat kemarin, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji pun datang langsung dan memberikan dukungan kepada kontingen Kota Malang, di salah satu venue Porprov. Yakni di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Rabu (13/9) didampingi Ketua TP PKK Kota Malang Widayati Sutiaji, Kepala Disporapar Kota Malang Baihaqi serta Ketua KONI Kota Malang Djoni Sudjatmoko.
“(Persaingan) Ini ketat. Kediri dan Kota Malang mengejar Sidoarjo, artinya persaingan ketat. Saya kira di event ini teman-teman harus menganalisa potensi yang ada di sekitar kita. Ya kita lihat yang di daerah kota kabupaten yang lain,” ujar Sutiaji usai menyaksikan cabor atletik dan anggar.
Berdasarkan informasi, hingga Selasa (13/9) pukul 16.00, kontingan Kota Malang mengoleksi sebanyak 48 emas, 33 perak dan 53 perunggu sehingga berada di posisi ketiga. Hanya terpaut tipis dengan posisi kedua yang ditempati oleh Kabupaten Sidoarjo dengan koleksi 51 emas, 57 perak dan 74 perunggu.
Sedangkan di posisi keempat, mengintai dari Kota Kediri yang berhasil mendapatkan 42 emas, 26 perak dan 42 perunggu. Sementara di posisi pertama, duduk Kota Surabaya yang sudah kokoh dan sulit terkejar dengan raihan 98 emas, 60 perak dan 63 perunggu.
Sutiaji menyampaikan nantinya harus dicari tahu apa saja yang dulu tidak diunggulkan ternyata bisa mencuri poin. Sehingga gelaran Porprov ini untuk mencari tahu strategi ke depan bisa lebih bagus. Meski demikian, untuk Porprov kali ini Sutiaji mengaku tetap optimis bisa sesuai dengan target yang sudah dipasang.
“Kedua saya juga tidak melihat itu runner up, apa urutan ketiga, yang penting ada pundi-pundi kenaikan dari kemarin. Runner up kemarin kan terbantu karena dance. Sekarang dance dikurangi dan dibagi,” sambungnya.
Selanjutnya, Sutiaji pun mengaku akan tetap meningkatkan pembinaan atlet di Kota Malang. Salah satunya dengan fasilitas olahraga seperti sport center. Namun demikian, karena sport center yang rencananya dibangun di Kedungkandang masih terkendala masalah lahan, maka hingga saat ini belum bisa terwujud.
“Asalnya kita anggarkan Rp 22 miliar, ada Alun alun sekaligus ada fasilitas olahraga Sport Center di Kedungkandang, tapi masih ada masalah. Di RPD 2024, kita minta masih tetap ada,” pungkasnya. (ian/aim)