MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pramuka merupakan bagian dari pendidikan luar sekolah yang tak dipungkiri berperan membentuk karakter yang luar biasa. Dengan adanya pramuka prasiaga untuk tingkat TK/KB atau PAUD, maka menjadi kesempatan yang bagus untuk menanamkan sejak dini pendidikan karakter kepada anak-anak.
Untuk itulah, para guru PAUD dan pengurus pramuka memegang peran penting untuk penanaman karakter tersebut. Hal itu ditegaskan oleh Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji ketika memberikan pengarahan dalam Sosialisasi Prasiaga, dengan dihadiri sekitar 100 guru TK/PAUD se-Kota Malang di Pusdiklatcab Witaraga, Jalan Wisnuwardhana, Sabtu (21/5) pagi tadi.
“Mendidik anak kecil itu masa emas. Maka pramuka itu pembiasaan kebaikan. Harapannya karakter yang dibangun oleh anda semua menjadikan karakter yang dicintai, setelah itu anak akan mandiri,” tutur Sutiaji dihadapan para guru TK/PAUD.
Sutiaji menyebut mendidik seorang anak dapat diibaratkan selayaknya merawat tanaman. Sama seperti tunas dalam pramuka, ketika mendapatkan perawatan yang baik maka bisa memberikan manfaat yang besar.
“Anak kita seperti tumbuhan, harus dirawat dan dijaga. Amat sangat salah ketika anak yang sebagai amanah titipan Tuhan kok dibiarkan. Maka pramuka itu lambangnya tunas, ibaratnya yang akan kita didik adalah tumbuhan,” tambah Sutiaji.
Maka melalui seperti pramuka prasiaga inilah diharapkan bisa membentuk anak-anak dengan pendidikan yang terbaik. Namun begitu, ketika mendidik anak juga harus memperhatikan karakter masing-masing anak.
“Saya titip, rawat tumbuhan itu sesuai dengan karakter tumbuhannya. Misanya tanaman jagung kok dirawat seperti padi ya salah. Demikian juga tanaman lain. PR kita semua, bagaimana melihat anak kita ini nanti akan jadi apa. Yang mengerti orang tua, dan pramuka menjadi basik mendidik anak kita menjadi anak yang terampil,” sebutnya.
Senada, Bunda PAUD Kota Malang, Widayati Sutiaji menambahkan, pramuka prasiaga memegang peran yang begitu luar biasa untuk menyiapkan pendidikan karakter. Ini juga sangat penting disamping pendidikan akademis.
“Apa artinya punya anak pintar tapi kehilangan ‘toto kromo’. Mudah-mudahan dengan kegiatan hari ini harapannya yang mendidik bisa menghasilkan anak yang berkarakter, insya Allah juga disiplin dan jadi pemimpin yang baik,” tutur Widayati. (ian/jon)