MALANG POSCO MEDIA, LAMPUNG – Mudik menjadi tradisi yang tak terlewatkan ketika menjelang Hari Raya Idul Fitri. Itu juga yang dirasakan, Adam Malik, wartawan Malang Posco Media (MPM) yang sehari-hari liputan di pos Ekonomi dan Bisnis.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, Adam memilih untuk piket lebaran. Lebaran tahun ini, giliran untuk mudik ke kampung halaman, yakni Desa Ngarip, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung.
“Adam pulang kampung? Sudah pesan tiketnya?” begitulah pertanyaan Chairman MPM, Juniarno D Purwanto atau akrab di sapa Pak Pur.
Pertanyaan itu disampaikan saat tahlil dan doa bersama penghujung Ramadan yang digelar pada bulan Maret lalu. Momen yang ditunggu. Selain doa bersama dan pembacaan tahlil, biasanya juga menandakan uang makan cair. “Mepet banget, apa gak lebaran di jalan tuh? ” Begitulah kurang lebih komen di media sosial saya saat saya upload foto sedang di bus dengan caption ‘mudik’ pada Selasa (9/4) siang.
Memang mepet sekali. Baru dapat tiket lebaran di tanggal 9 April, padahal jatah libur sudah keluar sejak 6 April. Akhirnya terpaksa lebaran ‘Di Atas Kapal Laut’ itulah yang saya rasakan saat ini.
Setelah pengumuman resmi dari Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas bahwa Lebaran Idul Fitri jatuh pada Rabu (10/4), saya pun melewatkan malam takbiran yang berkesan dan solat id yang biasa di gelar di Lapangan dekat rumah. Tahun ini saya lebaran di laut, ya tepatnya di atas kapal laut.
Bersama dengan pemudik lainnya, menikmati semilir angin laut dan gema takbir yang berkumandang di mana-mana. Meskipun begitu, tak mengalahkan esensi dari Idul Fitri itu sendiri untuk saling memaafkan. “Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin atas segala khilaf dan salah,”
Brharap momen Idul Fitri untuk saling bermaaf-maafan tetap syahdu. Meskipun tidak bisa bertatap muka secara langsung. (adm/van)