MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Penggawa Arema FC kembali ke Stadion Kanjuruhan, Senin (3/10) kemarin. Namun tak seperti biasanya, mereka datang dalam keadaan berduka. Bahkan, isak tangis pemain, pelatih dan ofisial pecah, begitu mereka berjalan menuju patung Singa Tegar di halaman depan stadion.
Terlihat pemain seperti Alfarizi dan Dendi Santoso emosional. Dua kapten Tim Singo Edan ini berurai air mata. Begitu pula Asisten Pelatih Kuncoro dan Manajer Ali Rifki. Mereka terlihat terpukul.
Apalagi, saat momen tabur bunga di patung Singa Tegar. Javier Roca memeluk erat Gian Zola. Dendi dan Alfarizi saling berangkulan sembari berjalan. Pemain lain menundukkan kepala, menyeka air mata yang mengalir.
Setelah itu mereka berjalan menuju lapangan. Saat memasuki gerbang, tangis pemain semakin tumpah. Mereka seolah tak kuasa lagi menjejakkan lapangan. Dari sanalah Tragedi Kanjuruhan bermula. Sampai-sampai ofisial lainnya berusaha saling menenangkan.
“Aku terakhir ketemu ndek kene (saya terakhir bertemu di sini),” ujar Ali Rifki sembari menangis.
Kemudian, mereka menuju ke tengah lapangan. Membentuk lingkaran. Di momen tersebut, bagaikan mengulang kejadian Sabtu (1/10) malam lalu. Setelah kalah, pemain berada di tengah, lalu mendekat ke tribun timur untuk meminta maaf. Tapi semua berjalan cepat, hingga kerusuhan terjadi.
Pelatih Arema FC Javier Roca berharap, peristiwa yang terjadi akan menjadi puncak bagi semua pihak untuk mulai dari nol. “Jangan sampai ada korban jiwa lagi, baik di sepak bola ataupun olahraga yang lain,” ucap Javier Roca. (ley/bua)