spot_img
Wednesday, September 11, 2024
spot_img

Tahun Depan Olah Kembali Gas Metan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang tidak melupakan begitu saja potensi gas metan yang ada di TPA Supit Urang. Setelah cukup lama tidak ada hasil gas metan, DLH berupaya menghidupkan lagi nilai manfaat gas metan yang dihasilkan dari pengolahan sampah yang ada di TPA tersebut.

Kepala DLH Kota Malang Noer Rahman menyampaikan hasil gas metan memunculkan nilai manfaat yakni bisa menjadi bahan bakar gas untuk rumah tangga. Bahkan pada 2017 lalu sejumlah warga di sekitar TPA sudah pernah merasakannya meski kemudian berhenti pada 2020 lalu.

“Kami akan mencoba memasukkannya di skala prioritas, supaya nilai manfaatnya hidup kembali. Pagu indikatif yang diberikan ke DLH belum mencukupi sehingga untuk penganggaran perbaikan maintenance gas metan pengelolaan persampahan sebagai produk pengolahan sampah itu nanti kita masukkan skala prioritas saja supaya nilai manfaatnya bisa dapat lagi walaupun belum bisa mencakup semua masyarakat Kota Malang tapi nilai manfaat sudah ada. Mudah mudahan 2024 nanti,” ungkap Rahman.

Menurut Rahman, dengan gas metan sebagai bahan bakar untuk memasak di rumah rumah warga, mereka tidak akan kesulitan ketika harga LPG naik atau terjadi kelangkaan. Menurut Rahman, TPA Supit Urang sendiri punya potensi sebanyak 1.000 ton gas metan per hari dengan memanfaatkan sebanyak 680 ton sampah per hari.

Dengan jumlah tersebut, Rahman menyebut akan cukup banyak warga yang merasakan manfaatnya. Sayangnya, kemudian berhenti karena ada kerusakan pada mesinnya.

“Kalau mau ganti barang atau alatnya lalu bisa dilaksankan kembali. Namun secara penganggaran kemarin pengelolaan aset masih kewenangan UPT. TPA Sulit Urang dan TPA masih belum bisa mengajukan karena terbatas anggaran. Harganya ratusan juta sampai miliaran,” sebutnya.

Menurut Rahman, mesin pengolah sampah kemarin disinyalir rusak karena tidak mencukupi dalam hal kapasitas dan juga dari sisi umur sudah perlu ada perbaikan. Sembari menunggu kemampuan anggaran, Rahman berharap pengelolaan sampah menjadi gas metan ini bisa berlanjut supaya nilai manfaatnya bisa dirasakan kembali, disamping mengurai masalah sampah.

Namun ia juga menyampaikan bahwa produk hasil pengolahan sampah tidak hanya gas metan saja. Namun ada banyak lainnya, misalnya di luar negeri, sampah bisa diubah menjadi pembangkit listrik. Untuk beberapa tahun ini, Kota Malang telah dikenal dan dipercaya untuk membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Refuse Derived Fuel (TPST RDF) untuk pengganti batu bara.

“Banyak nilai produk persampahan, kebetulan Pemkot kemarin ini menjadi daerah yang dipercaya membangun TPST RDF yang nantinya pengganti batu bara. 10 tahun yang akan datang batu bara semakin langka, kita coba khusus menjadi RDF sebagai pemantik,” tutupnya. (ian/aim)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img