Heru: Perkuat Posisi Jatim Sebagai Lumbung Pangan Nasional
MALANG POSCO MEDIA, SURABAYA – Pemprov Jatim, tahun 2025, mentargetkan hasil panen sedikitnya 12 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) menyusul ditekennya Instruksi Presiden (Inpres) nomor 6 Tahun 2025 tentang Indonesia stop impor beras.
Hal di atas diungkapkan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Dr. Heru Suseno S.TP., M.T kepada Malang Posco Media (MPM) di kantornya, Kamis petang. ‘’Insya Allah, Jatim siap mendukung progam pemerintah dalam mengatasi ketahanan pangan nasional dan menjadi lumbung pangan nasional,’’ ungkapnya.
Dikatakan Heru, guna mencapai target di atas maka Dispertan Jatim bersama-sama Dispertan Kabupaten/kota bahu membahu berusaha menambah cakupan luasan areal penanaman padi. Hasilnya, tahun 2025 ini, areal tanaman padi akan disebar di atas lahan seluas kurang lebih 2,3 juta hektar.
Tahun 2024 lalu, lanjut mantan Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Jatim ini, hasil panen hanya 9,3 juta ton GKG yang diperoleh dari 1,6 juta hektar luasan panen. Sedang Indeks Pertanaman (IP) diproyeksikan bisa mencapai 2,25 dalam setahun.

‘’Tidak semua daerah IP-nya sama. Ada yang lebih kecil ada pula yang lebih besar. Tahun 2024 lalu hasil 9,3 juta ton GKG level IP-nya hanya 1,95,’’ urai Heru sembari menyebutkan, wilayah 10 darrah kantong-kantong pertanian yang diunggulkan di Jatim.
Saat ini, kata Heru, petani di Jatim sangat antusias menanam padi dibanding masa-masa sebelumnya. Psikologi ini diperngaruhi beberapa kebijakan pemerintah yang sangat menguntungkan posisi petani jika menanam padi.
‘’Semua hasil panen petani diserap Bulog. Harganya ditetapkan Rp 6.500 per kilogram. Pupuknya disuplai dan tidak dipersulit. Bahkan, kebutuhan bibit pun juga dimudahkan oleh pemerintah,’’ kata Heru.

Ditambahkan Heru, tahun 2025 ini, Pemprov Jatim mendapatkan bantuan 195 unit pompa air dari Kementrian Pertanian (Kementan). Bantuan pompa air dibarengi dengan bantuan pembangunan 195 rumah pompa air.
‘’Kalau dihitung-hitung nilainya pompa air dan rumahnya sekitar Rp 125 juta per unit. Pompa air ini akan difungsikan secara maksimal saat musim kemarau tiba. Saat kemarin sawah diharapkan tidak kekurangan air dan produksi padinya tetap terjaga sesuai harapan,’’ pungkas Heru.
Seperti diketahui Presiden Prabowo Subianto telah menandatangani Inpres Nomor 6 Tahun 2025 tentang Pengolahan Bagah/Beras Dalam Negeri serta Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah. Intinya, Inpres mengisyaratkan bahwa Pemerintah Indonesia secara resmi telah menghentikan impor beras dari negara-negara manapun. (has)