.
Sunday, December 15, 2024

Tak Ada Penghubung Antar Desa, Warga Arungi Sungai

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Butuh Akses Penghubung Dua Desa, Relawan Galang Donasi

MALANG POSCO MEDIA, MALANG-Sehari-hari, warga di dua desa perbatasan Kabupaten Malang dan Kabupaten Kediri lalu-lalang mengarungi sungai. Mereka terpaksa melakukannya lantaran tak ada jembatan penghubung yang dekat dengan di lokasi tersebut. Jembatan darurat sudah beberapa kali dibangun namun berujung rusak dan amblas.

Tepatnya warga di Dusun Sepudak Desa/Kecamatan Kasembon yang berseberangan dengan Dusun Bakalan Desa Mlacu Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri. Setiap hari menyeberangi sungai untuk menggarap lahan pertanian, mengangkut hasil tani, mencari pakan ternak, dan aktivitas lainnya di seberang sungai.

Sudah berkali-kali masyarakat bergotong royong membuat jembatan darurat dari bambu dan kayu, namun setiap musim penghujan datang, jembatan darurat tersebut selalu tersapu arus sungai yang memiliki lebar sekitar 25 meter itu.

Di lokasi setempat juga masih didapati bekas sisa jembatan bambu yang rusak dan amblas. Menurut informasi dari warga, sisa kayu itu merupakan bekas jembatan yang dibangun warga sekitar bulan April 2022 yang lalu.

“Terakhir kami bangun jembatan bambu ini sebelum hari raya Idul Fitri 2022, dan hanya bisa bertahan sekitar dua bulan,” jelas Saiful Jamal, salah warga Dusun Sepudak yang tinggal di dekat lokasi jembatan. Dikatakannya, saat ini masyarakat juga sudah berencana membangun kembali jembatan bambu. Namun masih menunggu waktu yang disepakati.

Hal ini juga dibenarkan oleh Kepala Dusun Sepudak, Nurhadi. Jembatan darurat yang beberapa kali dibangun tak mampu menahan arus sungai saat hujan.

“Sudah berkali-kali masyarakat bergotong-royong membuat jembatan bambu, tapi setiap musim penghujan pasti diterjang banjir” ungkap Nurhadi. Katanya, tak kurang 50-60 orang mengarungi sungai dalam sehari.

Ia juga menjelaskan, jembatan penghubung dua desa itu sangat dibutuhkan. Bukan hanya masyarakat umum yang memanfaatkan, kata Nurhadi, tetapi juga anak-anak sekolah SMP juga pasti akan ikut merasakan manfaatnya.

“Banyak anak-anak sebelah (Desa Mlancu, Kandangan, Kabupaten Kediri) yang bersekolah di SMPN1 Kasembon. Sementara ini mereka harus berputar sejauh sekitar 6 Kilometer untuk sampai disekolahnya, tetapi kalau lewat jembatan ini hanya perlu menempuh jarak sekitar 2,5 Kilometer, selisih 3,5 Kilometer,” urainya.

Masyarakat yang tinggal di sekitaran penyeberangan ini mayoritas adalah petani dan peternak sapi atau kambing. Di mana lebih dari 50 persen masyarakat Dusun Sepudak yang berjumlah 180 KK atau sekitar 500 jiwa, lahan pertaniannya berada di seberang sungai, atau di wilayah Kabupaten Kediri.

“Mudah-mudah pemerintah dua Kabupaten, Kediri dan Malang bisa bekerja sama mewujudkan jembatan penghubung dua desa ini” harapnya. Nurhadi sebagai Kepala Dusun sangat berharap ada yang peduli terhadap kondisi ini, baik itu dari pemerintah maupun dari pihak manapun. Sementara itu, para relawan Malang juga mulai menggalang dana dari donatur untuk pembangunan jembatan gantung secara swadaya.(tyo/ggs)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img