.
Thursday, December 12, 2024

Tak Direspon Pemkot, Jukir dan PP Kota Batu Kembali Luruk UPT Pasar Induk

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Puluhan juru parkir (jukir) didampingi Pemuda Pancasila (PP) Kota Batu kembali meluruk UPT Pasar Induk Among Tani di pintu parkir pasar induk tersebut, Senin (5/2) siang ini.

Kedatangan mereka untuk menyampaikan keluh kesah atas diberlakukannya parkir elektronik atau e-parkir. Sekaligus meminta tanggapan dan kejelasan nasib mereka.

Koordinator Jukir, Heri Maskur mengatakan aksi yang merupakan kali kedua,setelah sebelumnya berlangsung pada Jumat (2/2) pekan lalu bertujuan minta tanggapan karena tidak ada respon dari Pemkot Batu. Dalam hal ini Diskoperindag.

Tuntutan puluhan jukir tersebut
masih sama seperti sebelumnya. Yakni meminta agar pemerintah memperhatikan nasib para jukir sudah bekerja mulai pasar belum direvitalisasi. Serta meminta jawaban dan kejelasan dari Pemkot Batu atas aksi yang dilakukan pada Jumat (2/2) pekan lalu.

“Kami bergerak hari ini karena sampai sekarang tidak ada jawaban atas keluhan yang kita sampaikan pada Jumat pekan lalu. Saya berharap agar Wali Kota Batu segera memutuskan jawaban, kalau secara subjektifnya saya anggota Pemuda Pancasila tidak ada kepentingan,” ujar Heri kepada Malang Posco Media.

Sekretaris PP Kota Batu ini menambahkan bahwa aksi yang dilakukan murni karena wujud kepedulian dengan kelangsungan dan kelayakan nasib para jukir. Pihaknya menilai bahwa fungsi pemerintah seharusnya untuk perbaikan dalam pemenuhan hak dasar publik yaitu menjaga kearifan lokal.

“Tolong diperhatikan, setidaknya kebijakan (pengelolaan parkir pasar induk,red) harus menggunakan hati dan nurani. Karena tidak mungkin kebijakan itu hanya didasarkan atas selembar kertas. Sebab teman-teman jukir ini sudah bekerja sebelum pasar dibangun,” terangnya.

Bahkan, lanjut Heri, keseriusan para jukir bekerja nampak ketika Pasar Induk hendak diresmikan oleh Presiden RI, Joko Widodo. Saat itu mereka tanpa dibayar ikut membantu menata parkir agar rapi.

“Bahkan dulu ada salah satu oknum UPT yang menyampaikan ke teman-teman jukir ada kompensasi ketika menganggur waktu pasar dibangun. Tapi janji tersebut tidak direalisasi oleh pemerintah,” bebernya.

Apalagi, ketika gate parkir dipasang mereka mengaku tidak pernah ada sosialisasi kepada para jukir. Sehingga hal tersebut dinilai menghilangkan pekerjaan warganya. Tidak akan berhenti pada pada aksi yang dilakukan Senin (5/2) pagi. Heri mengaku bahwa pihaknya akan menggelar aksi serupa bila tidak ada jawaban dan titik temu dari Diskoperindag maupun Pemkot Batu.

Saat ditanya tentang aksi yang membebaskan pengendara R2 maupun R4 keluar dari Pasar Induk tanpa membayar retribusi, pihaknya menyampaikan bahwa aksi tersebut adalah aksi spontanitas para jukir.

“Itu aksi spontan para jukir. Dengan begitu sama-sama tidak makan sekalian. Sebab penarikan yang dilakukan pihak pasar tidak berdasar karena belum ada aturannya. Bahkan Dewan juga menyampaikan jika Perda Pengelolaan Pasar juga belum ada,” paparnya.

Disisi lain, Heri menilai ada perbedaan mindset, dimana ia mempertanyakan bahwa Pemkot Batu selama ini hanya mempermasalahkan retribusi parkir. Padahal masih banyak potensi pajak dari sektor resto, hotel hingga pariwisata.

Sementara itu hingga berita ini dinaikkan, Kepala Diskoperindag Kota Batu, Aries Setiawan masih mengikuti hearing dengan DPRD Kota Batu terkait permasalahan parkir di Pasar Induk Among Tani Batu. (eri/nug)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img