
Malang Posco Media – Sudah tak asing kalau beberapa bule tidak tahu dimana negara Indonesia. Tetapi mereka tahu dimana itu “Bali”. Bali menjadi salah satu jujukan wisata bagi para Diaspora Indonesia (orang Indonesia yang tinggal di LN) saat mudik. Namun kami tak perlu jauh-jauh ke Bali karena kami akan berlibur di kota dengan surganya wisata Jawa Timur. Ada yang bisa menebak? YES!!! Kota Wisata Batu Malang – tempat kelahiran Papi DoubleZ.
Perjalanan dari Surabaya ke Batu Malang sekarang cukup padat normal. Kecuali kalau ada karnaval atau bantengan di area menuju ke Batu. Maka siap-siap kena macet di jalan. Sampai dirumah mertua yang lokasinya tidak jauh dari Alun-Alun Batu sekitar jam 20.00 WIB pada 12 Juli 2025 silam. Lontong Sate Ayam sudah menjadi hidangan selamat datang untuk kami berempat. Mbah Kung, Mbah Uti, dan Budhe Elok (kakak Papi Fariz) sudah menanti-nanti kedatangan cucu dan keponakan tersayang.
Tiba di Batu saat malam hari terasa sejuk. Suhunya pas untuk DoubleZ, tidak perlu menggunakan AC ketika tidur malam. Hari ini merupakan hari ke-9 di Indonesia, namun jetlag DoubleZ masih ketara sekali. Mereka masih tidur diatas jam 12 malam. Dan bangun jelas siang sekitar jam 10.00 WIB atau bahkan diatas itu. Sehingga sudah dipastikan mereka selalu melewatkan waktu sarapan. Bangun tidur langsung mandi dan makan siang.

Hari pertama di Batu, Minggu 13 Juli 2025 langsung meluncur untuk me-time. Pagi hari jam 10.00 WIB saat anak-anak masih tertidur pulas sudah pergi sendirian ke café dekat rumah untuk bertemu dengan alumni mahasiswa asal Surabaya. Rowina namanya. Salah satu alumni yang memiliki tekad berjuang luar biasa. Ngobrol selama 3 jam tak henti-hentinya kuucap bangga kepadanya.

Keesokan harinya saya pun bertemu dengan Rani dan Willy sepasang alumni yang sekarang sudah membina rumah tangga di Malang. Dulu mengikuti drama percintaan mereka, eeeh sekarang sudah reunian membawa balita. Senang sekali bisa bertemu para mahasiswa yang dulu pernah dibimbing. Mereka sampai menyempatkan waktunya untuk bertemu meskipun harus menempuh jarak cukup jauh. Ada beberapa yang ingin bertemu sebenarnya, tetapi sedih agenda di Surabaya sudah sangat padat.

Meskipun sekarang sudah bukan lagi menjadi dosen mereka, tetapi kebanggaan atas kesuksesan mereka selalu membuat hati terharu. 4 tahun melihat pertumbuhan mereka di bangku kuliah tuh rasanya gak nyangka kalau mereka sudah dewasa sekarang. Doa terbaik selalu buat seluruh mahasiswaku yang membaca tulisan ini. Bukan hanya yang sempat bertemu kemarin, tetapi juga yang say hello chat pribadi. Semoga bisa bertemu di lain waktu dan menyambung tali silahturami secara online.

Wisata pertama yang dituju adalah Batu Ekonomis Park (BEP). Dulunya tempat ini adalah Predator Park. Namun pada 1 April 2025 resmi di launching dengan konsep baru dengan tujuan “Murah, Ramah, dan Menarik”. Tiket masuk per orang hanya Rp.25.000. Tiket ini nanti akan digunakan untuk membayar wahana permainan atau beli makanan/minuman.
DoubleZ kesana tidak sendirian namun bersama kedua sepupunya yang datang jauh dari Bekasi. Total orang yang masuk ke BEP waktu itu 15 orang (dewasa dan anak-anak). 4 anak-anak ini menang banyak karena semua tiket dewasa yang dipakai mereka untuk bermain.
Banyak wahana yang tersedia disana seperti Gokart, bumper car, area playground, flying fox, mobil-mobilan, kereta, dkk. Harga tiket per wahana sekitar Rp.10.000 – Rp. 15.000 sekali main. Apabila voucher tiket habis, mereka menyediakan loket untuk membeli voucher tambahan. Meskipun baru diresmikan April lalu, namun jangan berekspektasi tinggi bahwa kualitas mainannya baru dan kinclong. So far, BEP cocok menjadi destinasi liburan murah meriah.

Di jaman sekarang kata VR (Virtual Reality) sudah tak asing lagi. Permainan, konser, simulasi, dan pendidikan sudah mulai menggunakan VR. Ada tempat baru di Batu yang sangat menarik perhatian kami. Bahkan sudah menjadi destinasi wajib yang akan dikunjungi. Namanya Virtual Immersive Park (VIP) JTP yang berlokasi di sebelah Jatim Park 2 (JP2). Tiket masuk VIP disesuaikan dengan wahana yang dipilih. Mereka memiliki harga tiket sesuai 4 warna wahana, merah (Rp.15.000), hijau (Rp.20.000), kuning (Rp.25.000), dan biru (Rp.30.000).
Tersedia juga harga bundling warna yang jatuhnya lebih murah daripada beli satuan. Apabila dirasa ingin menambah pembelian tiket juga bisa membeli satuan. Wahana yang wajib dikunjungi adalah Metaverse Glass Theater – Aquarium Virtual. Pengunjung dibawa masuk ke area bawah laut.

Menjelajah lautan tanpa basah kuyup dan disuguhi pemandangan cantik luar biasa. Supeeer kereeen banget pokoknya. Serta ada banyak sekali permainan simulator menggunakan VR. Favorit Zygmund yaitu balapan mobil. Sedangkan Zirco tak akan bosen dengan main gokart.
Bermain di VIP selama 2 jam sangat menyenangkan. Apalagi kami datang saat weekday dimana semua anak sudah kembali ke sekolah. DoubleZ tidak perlu mengantri untuk bisa menikmati permainan simulator. VIP terasa benar-benar VIP (Very Important Person). Hahaha.
Sudah berpindah kota tetapi ada tempat wajib yang belum kami kunjungi. Ada yang tahu, apakah itu? Cluenya “Kami bukan anak gunung, kami bukan anak pantai”. Betuuuul!!! “Kami adalah anak mall sejati”.
Let’s go to Batu Town Square Mall (Batos). Kalau dibanding dengan Tunjungan Plaza jelas tidak ada apa-apanya. Namun disini Zirco menemukan sesuatu yang dia suka sekaliiii.

Zygmund bersikeras tidak mau ikut pergi ke mall. Dia mau stay di rumah bersama Mbah Kung dan Mbah Utinya. Ini bukan pertama kalinya, kemarin Zygmund juga memilih dirumah bersama Zirco saat mau diajak jalan ke Alun-alun Batu. Akhirnya papimami bisa berkencan jalan kaki menikmati udara malam Batu. MbahKungTi akan bersiap menelpon dan mengantar kalau salah satu rewel. Tapi nyatanya mereka santai-santai saja dirumah. Sepertinya DoubleZ juga merasa capek karena setiap hari keluar rumah mengantar maminya liburan, hahahaha.
Akhirnya Zirco merasakan pertama kalinya main bowling. Biasanya dia hanya main melalui Nintendo Sport, sekarang dia memegang bola berat beneran. Dia terkaget-kaget bahwa maminya bisa cetak strike hanya sekali lempar.
Bahkan Papi Fariz pun harus standing applause, wkwkwkwk. Zirco merasa tidak mau kalah, terus berusaha, dan minta terus bermain sampai bisa mengalahkan maminya. Diakhir permainan dia bilang kalau senang sekali bisa ikut ke mall. “Aku puas bermain sama mami papi, dan enak tidak ada Adik Zygmund yang mengganggu”, kata Zirco.
Kami sebagai orang tua millenial memang sengaja menyempatkan waktu untuk me-time dengan salah satu anak. Kami tidak merasa “tega” meninggalkan salah satu anak karena kami perlu mengisi tangki cinta mereka dengan cara masing-masing. DoubleZ harus merasa selalu menjadi prioritas. Saya pribadi pun juga mengatur waktu kapan hanya pergi sama Zirco dan kapan hanya pergi sama Zygmund. Hanya berdua! Dengan begini mereka tahu bahwa mereka saling disayangi dan dicintai.
Masih ada 6 hari lagi di Batu, sepertinya masih banyak tempat wisata yang dikunjungi nih. Enaknya kemana dulu ya? Ikuti terus cerita petualangan DoubleZ di Batu Malang. Bersambung. OPP/jon