Panahan Makin Digemari
MALANG POSCO MEDIA – Olahraga panahan makin populer di tengah masyarakat beberapa tahun belakangan ini. Perlahan tapi pasti, makin banyak masyarakat yang berminat untuk menggeluti olahraga ketangkasan tersebut. Tidak hanya laki-laki, saat ini juga banyak kaum hawa yang menekuni panahan. Mulai dari kalangan usia anak-anak hingga dewasa. Semua ada.
Termasuk di Kota Malang, olahraga panahan diperkirakan mulai naik daun popularitasnya pada sekitar tahun 2004 lalu. Itu bertepatan menjelang adanya kompetisi Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda). Di masa itu, sangat jarang diketahui ada yang menekuni olahraga panahan.
Terdeteksi kemudian ada sejumlah anak muda seusia SMA yang ternyata begitu aktif dalam olahraga tersebut. Alhasil, sejak saat itulah olahraga panahan dari Kota Malang mulai terbentuk.
“Awalnya hanya beberapa siswa SMA dan SMP. Bahkan dulu yang usia SD waktu itu ada sebenarnya. Sekarang sudah jadi pelatih kalau tidak salah. Dari situ olahraga panahan itu lama kelamaan makin dikenal,” ungkap Tamtama Rahardja, Ketua Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Kota Malang.
Dari sebelumnya hanya beberapa orang itu, kemudian sekarang di Malang ini sudah ada sebanyak enam klub panahan. Dari waktu ke waktu, kemudian terbentuk bibit-bibit atlet. Saat ini, setidaknya sudah ada 33 atlet di Kota Malang. Sementara sebagian lainnya yang masih belajar dan pecinta panahan, jumlahnya tentu lebih banyak. Setidaknya ada 100 orang, bahkan jauh lebih banyak dari itu.
Di awal-awal, dari segi peralatan dan perlengkapan, tentu lebih sederhana. Sempat perlengkapan panahan terbuat dari sebuah paralon. Berjalannya waktu, dengan dukungan dari orang tua, peralatan memanah ini makin bagus dan sesuai standar.
Sebagai informasi, untuk satu set panahan, harganya memang variatif. Yang termurah mulai Rp 1,5 juta hingga yang seharga Rp 50 juta pun juga ada di pasaran. Belum termasuk pengaman dan papan target sasaran.
“Apalagi sekarang ini banyak orang tua yang mendukung. Jadi sekarang ya lebih proper dan ideal,” tambahnya.
Namun demikian, tantangan yang saat ini masih sering dijumpai, justru adalah lokasi untuk latihan memanah. Sampai saat ini, tempat latihan untuk panahan masih terbatas. Sebab, untuk olahraga panahan ini memang ada faktor keamanan yang harus dipertimbangkan. Tidak boleh ada akses orang lewat di dekat target sasaran karena busur panah sangat berbahaya.
“Kami masih berusaha kerjasama dengan KONI dan Disporapar untuk menyiapkan lahan latihan panahan, karena selama ini kami sering pindah-pindah. Seperti di Lapangan Belanegara, sekarang pas tidak bisa karena digunakan latihan calon prajurit,” beber Tamtama.
Menurut dia, sebenarnya olahraga panahan ini cukup diandalkan dari segi prestasi. Jumadi, Pelatih sekaligus Bina Prestasi Perpani Kota Malang menyampaikan, dari tahun ke tahun, potensi atlet panahan ini relatif cukup bagus prestasinya. Hampir tiap kali kompetisi, selalu berhasil menggaet medali. Sejumlah atlet bahkan sudah berada di level nasional.
“Pernah saya bawa lima atlet ajak perempuan semua, tapi dapat enam atlet. Bisa dibilang kalau masalah prestasi, kami cukup ditakuti. Kami bersaing dengan Surabaya,” ungkap Jumadi.
Oleh karenanya, Jumadi hanya berharap kepada pemerintah agar bisa membantu untuk menyediakan tempat latihan yang ideal bagi atlet panahan. Memang ada beberapa pilihan tempat, namun dari kondisinya tidak representatif. Sehingga panahan selain sebagai gaya hidup dan olahraga, juga bisa menjadi olahraga yang berprestasi dan mengharumkan nama baik Kota Malang.
“Dari tahun ke tahun keluhan kami hanya venue (tempat). Kalau di sini (Lapangan Perpani Jalan Danau Laut Tawar), dari seharusnya target sejauh 70 meter, ini hanya 50 meter,” katanya.
Kendati begitu, Jumadi mengaku terus optimis terhadap olahraga panahan yang kini makin didukung oleh orang tuanya. Ia terus mendorong terciptanya bibit atlet dari sekolah ke sekolah. “Sekarang panahan ini sudah banyak jadi ekstrakurikuler di sekolah-sekolah. Apalagi di sekolah yang bernuansa islami, itu biasanya ada. Pembinaan di sekolah-sekolah ini akan kami tingkatkan,” tandasnya. (ian/van)