MALANG POSCO MEDIA- Gita Tri Wulandari tak sekadar menari. Ia berusaha mengenalkan tarian tradisional. Terutama kepada generasi muda. Sebab tarian merupakan produk budaya dan nilai khas Nusantara.
“Banyak anak-anak muda sekarang yang sudah lupa bahkan tidak tahu dengan budayanya. Mereka lebih banyak menyukai budaya luar, sedangkan budaya warisan leluhur dilupakan. Ini menjadi PR besar bagi kita,” jelasnya.
Melihat hal tersebut, Gita berkomitmen mengembangkan dan melestarikan tari tradisional untuk generasi penerus bangsa. Apalagi ia merupakan mahasiswa calon guru.
“Kebetulan di jurusan saya juga ada tari. Dan ke depannya InsyaAllah saya akan menjadi guru SD juga. Jadi dari sana saya akan menanamkan pelajaran terkait dengan melestarikan dan mengembangkan tari-tari tradisional kepada anak didik saya nantinya,” ujar Gita.
Selain melalui pendidikan formal, kemajuan zaman juga turut serta memberi jalan kemudahan. Menurut dia, saat ini anak-anak muda sedang gandrung-gandrungnya dengan kemajuan teknologi. Media sosial bisa dimanfaatkan untuk mengenalkan tari tradisional kepada generasi milenial.
“Saya melihat sudah banyak anak-anak muda yang mulai sadar, berusaha melestarikan tarian daerah. Salah satunya ya dengan di upload di media sosial,” paparnya.
Apalagi dengan adanya sistem trending ataupun fyp untuk platform Tiktok, menurutnya itu menjadi keuntungan tersendiri. Tren dance di Tiktok misalnya, bisa menjadi salah satu cara yang paling cepat tanpa paksaan untuk dapat memberikan wawasan kepada anak-anak muda terkait dengan tari tradisional.
“Sekarang apa-apa yang viral, trending atau fyp di media sosial banyak yang ngikutin. Misal kaya tari mix dari lagu Taman Jurug. Itu jadi trending dan banyak yang mengikuti kan. Ini bisa menjadi alat bagi kita, para anak-anak muda yang punya kesadaran terkait pentingnya melestarikan kebudayaan,” ucapnya.
“Ayo bersama-sama, kalau bukan kita, siapa lagi yang bisa melestarikan. Jangan sampai menyesal karena warisan kita hilang,” sambung Gita. (adm/van)