MALANG POSCO MEDIA, MALANG-Entah apa yang dipikirkan BFJ, pria di Desa Sitiarjo Kecamatan Wagir. Dia diduga tega menganiaya keluarganya yakni istri dan anaknya sendiri. Peristiwa berdarah itu menyebabkan korban sempat kritis dengan beberapa luka rusukan pisau di tubuhnya.
Menurut informasi, kejadian tersebut sekitar lima hari lalu, Selasa (28/6). Usut punya usut, pelaku beberapa kali memberi ancaman kepada korban jika hendak membunuh korban ataupun menganiaya. Namun, hal itu belum pernah terjadi. Menurut beberapa tetangga korban, pelaku kerap meluapkan emosi kepada keluarganya terkhusus istri dan mertua.
“Memang beberapa hari lalu kejadiannya, teman saya. Sebelumnya sekitar dua minggu tidak di rumah lalu dengar marah marah,” sebut salah seorang tetangga korban yang tak ingin disebutkan namanya saat ditemui, Jumat (1/7). Korban yakni Imel Fitria 21 tahun, anak pelaku, Laily Wulandari 39 tahun yang tak lain sang istri, dan IM, adik Fitria 17 tahun.
Anak dari pelaku, Imel Firia, yang juga menjadi korban menerangkan, kejadian tepatnya pada Selasa (28/6). Beberapa waktu sebelumnya ketegangan di keluarga sudah berlarut lama sebelum kejadian. Ia menghendaki gugatan cerai ke suaminya lantaran tak berkelakuan baik serta terus memberikan ancaman.
“Ancaman ke keluarga itu setiap hari ada. Kalau si pelaku ini mau bunuh mama saya kalau tidak mama saya, ya keluarga mama saya. Akhirnya mama sama adek saya ajak pulang ke pak Eko.” jelas Imel.
Ancaman itu datang terus meski sudah ‘pisah ranjang’ hingga sang suami mengikuti ke rumah sang mertuanya. Dia juga memaksa korban untuk pulang kembali. Jarak antara rumah pelaku dan mertua sekitar 300 meter. Namun, pelaku terus meneror. Imel dan sang ibu akhirnya mengadu ke Polsek Wagir atas teror terhadapnya itu.
“Beliau (polisi) tanya sebelum ada ancaman ada masalah apa. Saya akhirnya cerita kalau ayah saya pemakai narkoba, emosinya sering tidak stabil dan sehati hari tidak ada pekerjaan jelas hanya hobi sabung ayam,” katanya.
Bahkan, kata Imel, suaminya itu kerap kali menunggu kedatangan korban di rumah mertuanya, lalu mengusir korban beserta sang anak. Tekanan itu dialami korban sekitar dua pekan. Berbagai ancaman lain juga disampaikan terduga pelaku, di antaranya membakar rumah hingga melukai anak bungsunya.
Berselang sekitar tiga hari sebelum kejadian, terduga pelaku tak lagi meneror korban. Korban pun menganggap bahwa sang suami sudah cukup menerima gugatan cerainya itu.
“Tiga hari sebelum kejadian gak ada-apa. Tapi Selasa sekitar jam 14.30 sore, Dia datang kerumah bilang mencari mama. Setelah ketemu di depan langsung marah marah,” terangnya.
Ia yang tak punya pikiran aneh sebelumnya menjadi gusar. Terduga pelaku kemudian mencekik korban. Karena kaget, adiknya IM menarik korban hingga tertolong. Sasaran pelaku berikutnya sang istri, yang juga oleh terduga pelaku dicekik lalu membela diri dan ditolong oleh Imel, anaknya.
Namun, tak disangka, sang suami itu mengeluarkan pisau dan mendorong korban lalu menusukkan pisau. “Ada banyak tusukan, sekitar sembilan tusukan ada di badan mama saya. Sampai jatuh baru dia tidak nusuk lagi,” katanya.
Mendadak warga heboh, namun tak ada yang berani menangkap atau menghentikan aksi terduga pelaku. “Tidak ada yang menolong, sampai akhirnya dia lari dan tidak ada yang mencegah,” tambahnya.
Sesaat kemudian Imel melapor ke Polsek Wagir untuk mendapatkan penanganan. Hal ini lantaran terduga pelaku kabur tanpa menggunakan sepeda motor. Sementara waega setempat membantu menolong Laily yang mengalami luka tusuk cukup banyak dibawa ke puskesmas.
Hingga berita ini ditulis, belum ada konfirmasi resmi dari pihak kepolisian. Petugas masih melakukan penyelidikan untuk mencari pelaku. Kapolsek Wagir AKP Fajar Rianu saat dihubungi melalui pesan singkat dan sambungan telepon belum menjawab. Sementara pihak Reskrim Polres Malang membenarkan. Namun belum berkenan berkomentar.(tyo/ggs)