MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Pengaspalan sepanjang Jalan Sultan Agung masih berjalan sekitar 40 persen. Pengerjaan jalan protokol tersebut terlihat cukup lama, padahal sebelum akhir tahun proyek Kementerian PUPR tersebut harus selesai.
Kepala DPUPR Kota Batu Alfi Nurhidayat menjelaskan pengaspalan Jalan Sultan Agung berbeda dengan pengaspalan di Jalan Ir Soekarno yang juga merupakan proyek Kementerian PUPR. “Memang ada yang berbeda dengan pengaspalan Jalan Sultan Agung dengan Ir. Soekarno. Khusus untuk Sultan Agung butuh waktu cukup lama karena preservasi ruas Jalan Sultan Agung kita tingkatkan perkerasan lenturnya,” ujar Alfi kepada Malang Posco Media, Senin (9/12) kemarin.
Ia menjelaskan perkerasan lentur atau flexible pavement adalah sistem perkerasan jalan yang terdiri dari beberapa lapisan. Sistem ini diterapkan karena tanah di Sultan Agung adalah tanah bergerak. Beberapa lapisan perkerasan lentur yang dilakukan adalah tanah dasar (sub grade), lapis pondasi bawah (sub base course), lapis pondasi (base course) dan lapis permukaan (surface course).
“Nah di sebagian badan jalan tersebut yang berdekatan dengan taman boulevard untuk teknisnya lapis pondasi bawahnya diambil terlebih dahulu. Kemudian dipasangi geo textile dan diinstalasi dengan lapis pondasi yang baru berupa Cement Treated Base (CTB) yang dipadatkan,” bebernya.
Ia menerangkan untuk CTB adalah campuran agregat dan semen yang digunakan sebagai lapisan pondasi (base course) pada perkerasan jalan. Ini dilakukan karena di tempat tersebut tanahnya bergerak atau kurang stabil.
“Kemudian di tahap finishing dua lajur di dua jalur ruas Jalan Sultan Agung tersebut, baik sebelah kiri kanan akan ditutup dengan lapis permukaan. Sehingga nantinya tidak akan lagi bergelombang seperti yang sebelumnya,” terangnya.
Pengaspalan Jalan Sultan Agung sepanjang 0,94 KM. Sesuai jadwal, proyek APBN tersebut berlangsung selama 85 hari kalender dimulai sejak 8 Oktober 2024 dan ditargetkan selesai pada 31 Desember 2024.(eri/lim)