MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Persoalan penumpukan sampah di TPA Tlekung sepertinya perlahan mulai berkurang. Masalah sampah yang menggunung serta menimbulkan bau tak sedap bagi warga khususnya di Desa Tlekung sendiri ditangani Pemkot Batu dengan mendatangkan mesin pirolisis.
Rencananya mesin tersebut akan didatangkan untuk menghancurkan sampah-sampah plastik atau anorganik secepatnya dan selambat-lambatnya awal tahun 2023 mendatang. Mesin tersebut memang didesign khusus untuk menghancurkan sampah-sampah plastik. Sehingga sampah organik seperti sampah sisa sayur dan buah tak termasuk di dalamnya.
“Mesinnya sekarang masih ada di Jakarta, karena sedang ada dalam tahap perakitan. Sehingga minggu-minggu ini saya akan berkunjung kesana untuk mengecek kesiapan dan progres dari perakitan itu sendiri,” ucap Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu, Aries Setiawan.
Ditambah, mesin tersebut tak dibeli oleh pihak Pemkot Batu, namun bekerjasama dengan pihak ketiga. Nantinya mesin tersebut kemungkinan besar akan berakhir di hibahkan pada Pemkot Batu.
“Saya juga akan mengambil kelas untuk mengoperasikan mesin tersebut. Karena sangat rawan rusak kalau tidak ada yang ahli dibidangnya,” imbuh Aries.
Sementara itu, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko juga membenarkan jika pihak Pemkot melalui Dinas Lingkungan Hidup sedang mempersiapkan mesin pirolisis untuk mengurangi volumen sampah. Sebab TPA Tlekung memang terbilang fantastis, dalam sehari menerima hingga 70 ton sampah.
“Benar, Pemkot Batu sedang mengupayakan mesin pirolisis untuk mengurangi volume sampah. Untuk itu saya mohon doanya agar hal tersebut bisa segera terealisasi,” kata Dewanti.
Sementara itu, menurut Wakil Ketua 1 DPRD Kota Batu Nurochman pihak dewan sendiri belum mengetahui tentang mesin pirolisis tersebut.
“Apapun itu, pokoknya menghasilkan output yang baik kami akan mendukung. Namun menurut saya para supir armada angkutan sampah bisa diedukasi dengan bagus. Karena mereka lah yang memiliki peran banyak dalam pengantaran sampah di Kota Batu,” pungkas pria yang akrab dipanggil Cak Nur. (ran/eri)