spot_img
Thursday, May 2, 2024
spot_img

Tangkapan Nelayan Kembali Melimpah

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Musim ikan tuna tahun ini membawa berkah bagi nelayan. Seperti di pesisir Pantai Sendang Biru Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Panen ikan tuna kembali melimpah setelah sempat menurun di tahun sebelumnya. Musim penangkapan ikan tersebut sudah mulai sejak Maret lalu.

Tangkap ikan biasanya selama 14 hari melaut. Setelah itu mereka akan disibukkan di tempat pelelangan ikan (TPI) Pondok Dadap Tambakrejo. Diperkirakan, dalam satu kapal bisa pulang dengan hasil tangkapan sampai 1 ton.

“Tangkapan sudah banyak, jika harian dari nelayan sekitar 10 sampai 15 ton,” kata salah satu nelayan penambak di Sendang Biru, Budi Ismiyanto kepala Malang Posco Media, Minggu (19/6).

Dikatakannya, musim ikan tuna saat ini tidak ada yang bisa memprediksi. Namun, dari kebiasaan tahun-tahun sebelumnya, musim tangkapan banyak untuk ikan tuna berlangsung hingga sekitar bulan September atau Oktober.

“Biasanya sekitar bulan sembilan atau sepuluh,” kata nelayan yang membawahi sejumlah nelayan perahu Slerek dan Sekoci itu. Meski saat ini kemarau basah, ia mengungkapkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan dari tangkapan.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang Victor Sumbiring mengungkapkan, saat ini baik tangkapan dan harga ikan mulai tinggi. Ditengarai dari mulai ramainya pelelangan ikan. Jika dibandingkan dengan tahun lalu retribusi nelayan lebih besar.

“Sudah lebih baik, dibandingkan tahun lalu saat pandemi banyak nelayan yang tidak melaut karena terpapar Covid-19 dan ikan jadi berkurang. Di mana tuna berukuran lebih dari 50 kilo banyak dijumpai dan diperjualbelikan,” kata Victor terpisah.

Meski, secara volume dirinya belum mendapatkan laporan total di bulan Juni ini. Situasi alam yang semakin baik disebutnya sebagai penunjang tangkapan ikan. Kendati demikian nelayan masih cukup ekstra hati-hati dan melaut di waktu yang tepat jika tidak ingin terpengaruh cuaca tidak menentu.

“Selain itu nelayan asing juga cenderung berkurang. Di mana mereka biasanya memakai pukat yang tidak standar dan mengambil bibit ikan,” tambahnya. Sedangkan untuk ekspor tuna sendiri pihaknya menganggap bahwa sebagian besar masih didistribusikan ke pasar lokal. Hanya yang berkualitas cukup unggul sebagian diekspor.

“Ekspor sudah mulai dibuka karena tuna indikasinya tidak ada yang tertahan di Cold Storage pedagang, yang disimpan biasanya hanya sekitar delapan ton, dan yang keluar sebagian besar,” imbuhnya. Ia berharap agar kondisi ini mampu meningkatkan ekonomi nelayan Sendang Biru setelah gempuran pandemi yang mempengaruhi tangkapan maupun distribusi. (tyo/imm)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img