MALANG POSCO MEDIA, JAKARTA – I Putu Gede Swi Santoso telah bergabung bersama staf kepelatihan Arema FC. Ia pun telah hadir di lapangan ketika Tim Singo Edan menjalani official training di Stadion Pakansari Bogor, Selasa (7/2) kemarin. Dedik Setiawan dkk bersiap menghadapi tuan rumah Rans Nusantara, sore ini.
Putu Gede yang hadir sejak Senin (6/2), sudah bergabung dengan barisan asisten pelatih lainnya seperti Kuncoro, Siswantoro, Singgih Pitono, FX Yanuar hingga pelatih kiper Jarot Supriadi. Sebelum memulai latihan, mantan kapten tim Arema ini terlihat berkomunikasi untuk menentukan menu latihan pada Alfarizi dkk.
Selama sesi latihan, pelatih berdarah Bali ini menekankan kepercayaan diri pemain. Sama halnya ketika asisten pelatih menghandle latihan sehari sebelumnya, Putu Gede menekankan sepak bola menyerang. “Fokus bola ke depan, target ke depan,” teriak dia kepada pemain.
Beberapa taktikal strategi dalam serangan juga diberikan kepada pemain Arema FC. Putu Gede tampaknya berusaha memecahkan kebuntuan tim dalam mencetak gol selama lima laga terakhir.
Bahkan, di satu sesi latihan terdapat sebuah tantangan. Dari lima kali serangan, bila hanya satu gol diciptakan pemain, maka seluruh pemain kecuali kiper harus menjalani hukuman push up.
Sebaliknya, bila kiper yang bergantian mengawal selama lima kali serangan, bila kebobolan lebih dari satu gol, akan mendapatkan hukuman. Latihan tersebut sebagai bagian dia mengenali tim, kinerja pemain, serta memulihkan kepercayaan diri pemain.
“Saya paham dan merasakan bila secara psikis terganggu. Mereka mau lakukan (permainan) ketika ada tekanan di pertandingan gak kuat. Saya hanya melihat kondisi pemain saja karena baru official training (bergabung). Saya lihat kondisi bagaimana kesiapan lawan Rans, itu yang saya lihat,” terang dia.
Menurutnya, apapun kondisi tim saat ini dianggapnya sebagai tantangan. Ia memiliki target untuk mengukur kinerjanya.
“Setiap megang tim, setiap pertandingan punya target pribadi. Apapaun kondisi tim ini gak jadi masalah. Ini target untuk kinerja saya, untuk mengukur. Bersyukur ada tantangan pengalaman pertama memegang tim yang saat ini dalam masa transisi. Saya juga bukan tukang sulap yang langsung bisa mengubah hasil,” pungkas dia. (ley/bua)