Sampah, polusi, perubahan iklim, pengelolaan limbah menjadi PR bagi pemerintah daerah. Dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk menyelesaikannya melalui program dan kebijakan yang telah dibuat. Kota Batu menjadi salah daerah yang memiliki berbagai isu dan permasalahan di bidang lingkungan untuk diselesaikan.
Seperti diketahui masalah sampah, polusi, perubahan iklim, pengelolaan limbah menjadi masalah bagi Kota Batu untuk bisa dituntaskan. Pada kesempatan ini Malang Posco Media berkesempatan membedah berbagai program DLH Kota Batu yang telah direalisasikan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Berikut wawancara Wartawan Malang Posco Media (MPM) dengan Plt. Kepala DLH Kota Batu, Alfi Nurhidayat.
MPM: Pak Alfi, tahun ini apa program prioritas DLH Kota Batu?
ALFI: Kami masih konsentrasi penanganan sampah di Kota Batu pascapembatasan aktivitas di TPA Tlekung. Tahun ini kita melakukan pengadaan 2 unit insinerator yang dipasang di TPS3R Sisir dan TPS3R Dadaprejo. Selain itu juga melakukan pembangunan TPS3R di Songgokerto.
MPM : Dari program tersebut, apa yang sudah terealisasi dan belum? Bisa jelaskan kendalanya apa?
ALFI: Semua sedang berjalan dan InsyaAllah awal Desember ini sudah beroperasi untuk percepatan penanganan sampah.
MPM : Terkait penanganan sampah, untuk pengelolaan sampah tingkat desa berupa bantuan sarpras yang telah dilakukan apa tahun ini?
ALFI : Kita terus menerus melakukan sosialisasi akan pentingnya pengolahan sampah mulai dari rumah. Pemerintah Kota Batu melalui DLH bekerjasama dengan DPUPR memberikan dukungan alat berat kepada desa atau kelurahan dalam penanganan sampah, semisal penataan lahan buat TPS3R, penggalian/pengurugan tanah, dan lain-lain.
MPM: Untuk taman di Kota Batu penanganan yang dilakukan apa? Agar taman di kota Batu bisa terkonsep tematik, 2 tahun lalu kerja sama dengan PHRI pengelolaan taman tapi mandek dan sepertinya tidak terealisasi? Apa tindak lanjutnya?
ALFI: Untuk saat ini DLH melakukan pemeliharaan rutin pada 54 taman tersebar di seluruh wilayah Kota Batu, termasuk 14 taman aktif di dalamnya. Ke depan taman-taman tersebut akan menjadi kawasan tanpa rokok sehingga kawasan ruang terbuka hijau yang sehat dan bebas polusi dapat dinikmati oleh masyarakat Kota Batu.
Pemerintah Kota Batu melalui DLH terus berupaya menjalin kolaborasi dengan PHRI khususnya dalam pengelolaan taman. Kolaborasi ini akan ditindaklanjuti dengan kesepakatan-kesepakatan yang bersifat formal sehingga konsep taman tematik dapat segera terwujud pada tahun 2025.
MPM : Apakah ada target membawa piagam Adipura kembali ke kota batu? Apa Upayanya?
ALFI : Tentu kita selalu menargetkan capaian Piala Adipura sebagai supremasi tertinggi dalam ikhtiar keberhasilan kebersihan kota. Target kita tahun depan membawa trophy Adipura melalui upaya :
1. Melakukan input jakstrada dan perhitungan penanganan dan pengurangan sampah.
2. Optimalisasi pilah sampah dari rumah serta operasionalisasi TPS3R di desa/kelurahan.
3. Pendampingan desa/kelurahan, TPS3R dan bank sampah salam melakukan pengurangan sampah.
4. Sosialisasi dan pengawasan kepada pelaku usaha dan/atau kegiatan dalam pengurangan sampah.
5. Kolaborasi dengan desa/kelurahan, kecamatan dan komunitas lingkungan dalam peningkatan kesadaran masyarakat dalam pilah sampah dari rumah.
6. Optimalisasi penanganan sampah oleh DLH khususnya pengangkutan residu dari sumber sampah.
MPM: Untuk pencemaran limbah oleh industri yang di Kota Batu? Apa tindak lanjutnya. Adakah yang sudah disanksi?
ALFI: Pengendalian pencemaran oleh industri dan pelaku usaha dilaksanakan melalui pengawasan baik secara langsung dan tidak langsung. Dalam pengawasan apabila terdapat ketidaktaatan pelaku usaha akan dilakukan mekanisme sanksi mulai teguran sampai dengan paksaan pemerintah. Pada tahun 2024 dengan semakin sadarnya pelaku usaha dan memperhatikan kewenangan pengawasan di Kota Batu. Sanksi yang dijatuhkan banyak, diantaranya berupa surat teguran.
MPM : Terkait konservasi apa saja program DLH?
ALFI : Terkait Konservasi Sumber Daya Alam khususnya Sumber daya Air, secara rutin DLH melaksanakan program konservasi vegetatif dengan memanfaatkan tanaman sebagai media pelindung erosi. Selain itu upaya konservasi tanah dan air juga dilakukan dengan cara membangun infrastruktur seperti pembuatan sumur resapan, lubang resapan biopori serta pembangunan dam penahan.
MPM : Untuk bianglala Alun-Alun Kota Batu apakah sudah dipastikan masuk anggaran 2025?
ALFI : Sudah masuk dalam penganggaran tahun 2025. Kami telah pastikan ikon Alun-Alun Kota Batu tersebut akan beroperasi kembali tahun depan.
MPM: Upaya DLH untuk menjaga Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Batu (IKLH) apa dan targetnya berapa?
ALFI: Nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Batu (IKLH) tahun 2023 sebesar 72.31 atau masuk kategori BAIK dan ini ditargetkan akan tetap dipertahankan dan atau ditingkatkan dari nilai dengan kategori BAIK tersebut pada tahun 2024.
DLH terus berupaya menjaga Indeks Kualitas Lingkungan Hidup antara lain dengan melaksanakan pembersihan sungai, Konservasi/penghijauan sumber mata air, Pembuatan biopori, Pemantauan status mutu air (uji kualitas air), Pengawasan dan pembinaan sumber pencemar air, Membangun pilot project IPAL domestik komunal (Ecoriparian), Pemantauan kualitas udara, Pembuatan dan pembagian bibit tanaman serta Pembinaan Program Kampung Proklim.
IKLH bagi kami sangat penting karena merupakan akumulasi terkait penanganan limbah, polusi hingga sampah berhasil atau tidak. (*)