MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU- Indonesia targetkan pengurangan emisi 29 persen pada 2030. Salah satu program untuk mencapai target tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup RI lakukan gerakan tanam pohon di berbagai daerah. Salah satunya di Kota Wisata Batu.
Pada Rabu (16/7) kemarin Wali Kota Batu, Nurochman dampingi Menteri Lingkungan Hidup RI, Hanif Faisol Nurofiq secara simbolis melalukan Penanaman Pohon Serentak Nasional di Arboretum Sumber Brantas, Kota Batu. “Penanaman pohon serentak di Kota Batu ini sebagai upaya konkret memperkuat komitmen Indonesia dalam mitigasi perubahan iklim dan pelestarian lingkungan hidup,” ujar Hanif.
Untuk jenis pohon yang ditanam memiliki ragam jenis, seperti Pohon Kayu Manis dan Pohon Buah Mangga. Program ini merupakan bagian dari inisiatif nasional untuk meningkatkan tutupan hutan dan kualitas udara di seluruh Indonesia. “Setiap pohon yang ditanam saat ini merupakan investasi masa depan bagi bumi Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan. Oleh karena itu kami minta penanaman pohon serentak ini bukan sekadar simbolis, tetapi manifestasi nyata komitmen pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang,” tegasnya.
Menteri Hanif juga menekankan bahwa program ini merupakan langkah strategis dalam mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada 2030.
Sementara itu, Wali Kota Batu mengatakan bahwa untuk mencapai dan mensukseskan NDC, Pemkot Batu melalui DLH tahun ini memiliki program Shining Brantas yang telah di launching pada bulan Juni lalu. “Shining Brantas menjadi salah satu program yang kami hidupkan kembali. Program ini tujuannya untuk menjaga dan memulihkan atau restorasi kembali lingkungan hidup di Kota Batu. Untuk bisa melakukan restorasi ekosistem di Kota Batu, DLH akan memfokuskan pada lima kegiatan,” paparnya.
Ia menjelaskan program Shining Brantas meliputi Restorasi Kelembagaan atau aturan yang dibuat, Restorasi Ekologi melalui penanaman pohon, Restorasi Hidrologi dengan menjaga kualitas dan kuantitas air, Restorasi Morfologi dengan menjaga garis sungai dan Restorasi Sosial Ekonomi melalui edukasi dan sosialisasi.
“Untuk contoh yang telah dilakukan adalah dengan Restorasi Hidrologi atau dengan menjaga kualitas dan kuantitas air. Yaitu dengan membuat sungai tematik di desa/kelurahan sesuai potensi dan keunggulan wilayahnya,” bebernya.
Beberapa Desa yang memiliki sungai tematik adalah Desa Giripurno dan Desa Pendem yang telah dilepas ikan untuk memulihkan ekosistem sungai di desa tersebut sebagai sungai tematik. Serta Desa Sidomulyo dan Sumber Gemulo, Desa Punten.
Melalui Restorasi Hidrologi yang dimulai dengan bersih-bersih sungai. Bahkan kegiatan bersih sungai juga telah dilakukan secara berkelanjutan oleh Sabers Pungli setiap hari Minggu dan juga Gekrafs Kota Batu lewat Rabuisasi atau tanam pohon setiap hari Rabu.
“Ini bakal semakin kami gencarkan kembali dengan mengajak anak-anak muda yang tergabung dalam komunitas-komunitas di Kota Batu. Kami harap melalu program di DLH dan juga dukungan komunitas, masyarakat dan lembaga lainnya diharapkan kedepan mampu membuat sungai di Kota Batu, khususnya Sungai Brantas kualitas dan kuantitas air yang bersih dari sampah. Sehingga aliran sungai tetap terjaga,” harapnya.
Pihaknya juga akan kembali melaksanakan program satu nama satu pohon. Dimana masyarakat, ASN hingga lembaga swasta berpartisipasi menanam ribuan pohon di sepanjang jalan protokol hingga daerah rawan longsor setiap tahunnya, serta berbagai program pendukung lainnya yang akan dilaksanakan. (eri/udi)