MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Diskoperindag Kota Batu menargetkan PKL pasar pagi yang saat ini berjualan di Stadion Brantas Kota Batu pindah ke Pasar Induk Among Tani Batu pekan ini. Hal itu disampaikan oleh Kepala Diskoperindag Kota Batu Aries Setiawan.
“Kami menargetkan sebelum memasuki bulan Ramadan (pekan ini, red) sudah pindah. Dengan begitu Stadion Brantas bisa difungsikan kembali menjadi pusat olahraga seperti sedia kala, terlebih menjelang Porprov Jatim 2025,” ujar Aries kepada Malang Posco Media.
Untuk itu saat ini pihaknya tengah mematangkan sarana dan prasarana untuk para pedagang yang akan dipindah. Persiapan meliputi seperti lampu penerangan dan meja lipat. Selain itu para pedagang akan menempati stan-stan yang sudah ditata dengan luas kurang lebih 3 meter.
“Agar tertata rapi, PKL Pasar Pagi akan dikelompokkan sesuai zonasi. Nantinya meraka akan ditempatkan di bagian Selatan pasar dan samping pasar sayur,” bebernya.
Saat ini Diskoperindag mencatat untuk jumlah pedagang setelah diverifikasi berjumlah 1.054 dari sebelumnya 1.097. Pengurangan terjadi karena ada beberapa pedagang yang meninggal dunia serta tidak aktif berjualan. “Saat pindahan nanti Diskoperindag juga akan membantu para pedagang untuk mobilisasinya. Kami berharap proses ini bisa segera dilaksanakan agar nasib para PKL Pasar Pagi ada kepastian,” imbuhnya.
Sebelumnya, pedagang pasar pagi mengeluhkan tidak adanya kejelasan nasib mereka meski Pasar Induk Among Tani Batu sudah beroperasi sejak tahun lalu. Sementara dengan rencana pemindahan pedagang Pasar Pagi dalam pekan ini mereka merasa keberatan dan kurang setuju. Sebab, pengadaan sarana dan prasarana belum jelas adanya. Bahkan kepastian kapan pindah belum diinformasikan kepada para pedagang. Karena itu, pedagang butuh kepastian.
“Belum ada kabar yang jelas dari dinas. Terakhir kemarin ada statemen di media dari Kepala Diskoperindag menargetkan minggu ini sebelum puasa sudah dipindah,” ujar Kepala Pasar Pagi Rubianto kemarin.
Menurutnya, pernyataan ini membuat resah pedagang. Sebab, masih banyak sarana dan prasarana belum selesai pembahasan. Bahkan, para pedagang bertanya terus kepada dirinya kepastian kepindahan mereka. Apalagi momen satu Minggu menjelang puasa ini. Banyak masyarakat menyiapkan bekal berbuka sehingga harus didukung oleh fasilitas yang memadai. “Momen puasa ini ibaratnya panen bagi pedagang,” sambungnya.
Pasar Pagi yang rencananya mau dipindah ke belakang Pasar Induk Among Tani ini tidak bisa dilakukan seminggu sebelum Ramadan. Sebab, pengadaan sarana dan prasarana dibeberkan Rubianto belum terlihat.
“Ndak mungkinlah (pasar dipindahkan pekan ini, red) karena saya tahu sarana dan prasarana yang vital seperti meja dan penerangan belum tampak terlihat. Pengadaan untuk lincak juga belum ada,” bebernya.
“Dari kemarin-kemarin kami menunggu dan memohon, minimal ada atapnya, ketika kami beraktivitas kami tidak kehujanan dan kepanasan,” sambungnya lagi. Sementara itu teknis memindah jumlah 1.097 pedagang belum diketahui. Berbeda dengan saat pindah ke Stadion Brantas, satu hari cukup.
“Kalau yang nanti ini pindah ke Pasar Induk saya tidak tahu teknisnya bagaimana. Kami tidak muluk-muluk, atap dan lincak harus diperhatikan apalagi momennya menjelang Ramadan, yang merupakan momen mendapat keuntungan dari masyarakat menyiapkan bekal puasa,” pungkasnya. (den/eri/lim)