MALANG POSCO MEDIA – Proses evakuasi puing Pesawat Super Tucano yang mengalami kecelakaan pada, Kamis (16/11) lalu masih dilakukan. Targetnya dalam tujuh hari ke depan seluruh bagian pesawat telah dievakuasi untuk kebutuhan investigasi TNI AU. Hingga Minggu (19/11) kemarin, evakuasi terus dilakukan meski terkendala cuaca yang kurang bersahabat dan medan yang sulit.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau), Marsma TNI R. Agung Sasongkojati M.A.Sc. M.S.S., menyampaikan perkembangan informasi terkait kecelakaan Pesawat Super Tucano, Minggu (19/11). Ia menjelaskan bahwa hingga saat ini TNI AU telah mengangkut beberapa bagian dari pesawat, namun belum seluruh bagian, karena terkendala masalah cuaca dan lokasi yang terjal perbukitan sehingga sangat mengganggu proses evakuasi.
Pihaknya juga memastikan bahwa Video Data Recorder/ Network Centric Data Cartridge (VDR/NCDC) dari pesawat Super Tucano sudah berada di Lanud Abd Saleh. “Namun meskipun NCDC bisa dibaca tetapi khusus Flight Recorder (VDR) dari pesawat harus dikirim terlebih dahulu ke luar negeri untuk dibaca. Untuk itu kita perlu waktu untuk menganalisa karena harus dikirim dulu” ujar Agung dalam keterangannya kemarin.
Sementara itu, Kadispenau menjelaskan proses pencarian dan pengumpulan barang-barang di lokasi jatuhnya pesawat akan terus dilakukan sesuai dengan kondisi cuaca. “Pesawat akan dipotong-potong beberapa bagian agar mudah diangkut melalui jalan darat, karena jalan udara dengan helikopter tidak menjadi opsi yang mungkin. Karena selain faktor cuaca juga lokasi yang ekstrem, diharapkan dalam waktu seminggu ke depan sudah bisa diangkut seluruhnya” tutur Agung.
Sebelumnya Agung juga menyampaikan bahwa ditemukannya VDR dan NCDC, diharapkan dapat menjadi temuan data awal yang lengkap berkaitan dengan insiden jatuhnya Super Tucano. “Penyelidikan sepenuhnya oleh pusat kelaikan terbang dan keselamatan kerja, dilakukan dengan baik sesuai prosedur,” kata Agung.
Ia merincikan, untuk penyelidikan pesawat tempur modern mencakup lima aspek yang akan digali. Antara lain aspek manusia (Man), misi (Mission), mesin (Machine), medium, dan manajemen (5M). TNI AU berharap rekaman dalam VDR dan NCDC bisa membantu memberikan petunjuk tentang penyebab jatuhnya pesawat tempur buatan Embraer, Brazil itu.
Beberapa materi yang digali, di antaranya video penerbangan sampai saat terakhir, komunikasi pilot, performa pesawat penerbangan, meliputi kecepatan, ketinggian, arah aspek lain. Serta data dari mesin pesawat.
“Evakuasi tidak bisa menggunakan helikopter karena sulitnya medan. Sehingga dilakukan melalui jalur darat secara bertahap. Seluruh bagian puing diketahui lokasinya berdekatan dengan bangkai pesawat. Termasuk beberapa bahan peledak yang digunakan untuk beberapa keperluan,” ujarnya.
Ditambahkan Agung, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono didampingi Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, SE, MPP, CSFA telah berkunjung ke Kabupaten Malang untuk takziah ke rumah empat prajurit terbaik TNI AU yang gugur dalam kecelakaan Super Tucano, kemarin.
Panglima dan jajaran menyampaikan bela sungkawa yang mendalam dan penghargaan atas dharma bakti para prajurit. Menurut penuturannya, Kassau sangat berduka dan memberikan nasehat salah satunya pada keluarga Marsma (Anumerta) Pnb Subhan. Putra dari Subhan diketahui baru saja memasuki pendidikan di akademi militer TNI AU.
Menurut pantauan Malang Posco Media suasana kompleks Lanud Abd Saleh pada, Minggu (19/11) kemarin, dikibarkan bendera setengah tiang untuk penghormatan pada korban insiden Super Tucano. Pengibaran itu di depan setiap bangunan.
Sementara itu, Kompleks Perumahan di sekitar Pondok Wisata Estate tempat rumah duka Marsma (Anumerta) Pnb Subhan dibanjiri karangan bunga dan dalam penjagaan petugas polisi militer. Pertemuan Panglima TNI dan KASAU, dengan keluarga korban dilakukan tertutup dan dijaga ketat. Termasuk juga kehadiran Panglima, Kasau dan jajaran di Lanud Abd Saleh.(tyo/lim)