MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Inflasi Kota Malang sepanjang Januari 2025 dinyatakan terkendali. Bahkan mengalami deflasi sejak Januari hingga akhir Februari 2025. Hal ini disampaikan Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Malang, Febrina, dalam siaran pers BI Malang, Selasa (4/3) kemarin.
Menurut Febrina, pengendalian inflasi dilakukan melalui berbagai langkah strategis, seperti inspeksi pasar, operasi pasar murah, pemantauan ketersediaan gas LPG 3 kilogram, serta rapat koordinasi dan pemantauan harga bahan pokok selama bulan lalu.
“Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang pada Februari 2025 mencatat deflasi bulanan sebesar 0,69 persen (month-to-month/mtm), lebih dalam dibandingkan deflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,60 persen (mtm),” jelas Febrina.
Dengan angka tersebut, Kota Malang mengalami deflasi tahunan sebesar 0,22 persen (year-on-year/yoy). Deflasi ini terutama disebabkan oleh penurunan harga pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya, dengan andil -0,70 persen (mtm). Namun, tekanan deflasi ini sedikit tertahan oleh inflasi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang memberikan andil sebesar 0,11 persen (mtm).
“Deflasi terbesar di Kota Malang dipicu oleh penurunan tarif listrik, serta harga komoditas bawang merah, daging ayam ras, cabai rawit, dan kacang panjang,” tambah Febrina.
Ia juga menjelaskan bahwa penurunan tarif listrik terjadi seiring dengan kebijakan pemerintah yang masih memberikan diskon tarif listrik sebesar 50 persen bagi pelanggan rumah tangga PT PLN (Persero) dengan daya 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA sejak Januari 2025.
Dengan berbagai langkah pengendalian yang dilakukan, Kota Malang diharapkan dapat terus menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat. (ica/aim)
