MALANG POSCO MEDIA– Arus lalu lintas (lalin) di kawasan Kayutangan dan Brosem (Jalan Bromo dan Jalan Semeru) kembali jadi perhatian. Sejumlah median dan taman jalan bakal ditata ulang.
Setelah beberapa kali dibahas dalam Forum Lalu Lintas, akhirnya disepakati di kawasan tersebut perlu dilakukan sejumlah evaluasi. Apalagi jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Terkini, usai Rapat Forum Lalu Lintas di Balai Kota Malang, Kamis (7/12) kemarin, Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat bersama segenap anggota Forum Lalu Lintas turun langsung ke lokasi melihat kondisi di lapangan. Sesuai kesepakatan Forum Lalu Lintas, median jalan di sejumlah kawasan tersebut harus dikurangi sebagian luasannya untuk mengakomodir kebutuhan darurat.
“Pertama, di (taman median jalan) PLN kami akan mengurangi, terutama pergerakan untuk antisipasi kendaraan yang memang pergerakannya tidak terhambat. Jadi seperti ambulans dan damkar. Jadi kami akan mengurangi median yang ada di depan PLN supaya ada pergerakan seperti itu,” jelas Wahyu.
Sementara untuk struktur monumen jam atau stadsklok, ia menegaskan tidak mengutak atik sama sekali. Baik pagar maupun jamnya itu sendiri. Sehingga tidak merusak aset yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya tersebut. Tidak hanya separator atau taman median jalan di simpang PLN, evaluasi juga dilakukan untuk median jalan berupa taman yang ada di perempatan Rajabaly.
Sebagian struktur taman akan dibongkar dan dikurangi. Sehingga dari arah selatan ke utara atau sebaliknya bisa tidak terputus, khususnya untuk kendaraan tertentu. Namun tetap akan ditutup dengan median yang bersifat sementara. Tujuannya sama, untuk mempermudah kendaraan seperti ambulans maupun damkar yang sifatnya darurat.
“Jadi mereka apabila ada yang ke RSSA atau kebakaran di sekitar situ akan bisa melintas dari Kayutangan yang sebelah selatan langsung menuju arah ke rumah sakit atau mungkin tempat kebakaran. Sekaligus juga untuk mengurangi kemacetan. Kemacetan di buangan Jalan Semeru karena tadi kami lihat sangat tinggi sekali,” tambah Wahyu.
Begitu juga untuk median jalan di Jalan Semeru juga perlu dilakukan evaluasi. Secara kebetulan, ketika turun di lapangan tersebut, ada satu unit ambulans yang dalam kondisi darurat tengah melintas dan agak berbelok lajunya. Alhasil, ini menguatkan juga bahwa taman median jalan yang ada di simpang Jalan Semeru perlu dievaluasi.
“Kemudian juga akan kami evaluasi terkait ketinggian median. Itu tinggi sekali. Ini tadi ibu-ibu kami ajak sulit sekali jalan di situ. Ini nanti akan kami evalusi,” lanjutnya.
Tidak hanya evaluasi terhadap sejumlah median jalan berupa taman, Wahyu juga mengevaluasi beberapa titik parkir yang ada di sekitar kawasan Kayutangan dan Brosem. Ada beberapa titik terutama di sepanjang Jalan Semeru yang bakal dilarang untuk digunakan parkir. Terutama yang ada di sisi sebelah kanan jalan.
Sebab jika parkir itu dibiarkan, akan menyebabkan penumpukan dari Jalan Semeru hingga Kayutangan. Belum lagi di Jalan Semeru juga dihadapkan dengan kepadatan kendaraan yang mengarah ke MOG. Terutama dari Jalan Semeru, Jalan Tenes hingga Jalan Kawi, apalagi saat akhir pekan.
“Yang macet tidak hanya di Jalan Tenes, Jalan Semeru, tetapi juga di Jalan Kawi. Saya mau keluar dari rumah dinas itu sudah tidak bisa. Jadi mulai perempatan Ijen dan Kawi, itu terusan Ijen macet total Sabtu Minggu. Lha kalau kita lihat kemacetan di sini itu bukan karena median, tapi karena memang pergerakan yang menuju ke MOG,” urainya.
Khusus terkait hal ini, pihaknya sudah meminta kepada instansi teknis mengkaji Stadion Gajayana sebagai salah satu opsi kantong parkir sementara. Sehingga masyarakat yang ingin parkir ke MOG diarahkan masuk ke dalam Stadion Gajayana. Ia berharap, pada pekan depan atau dua pekan lagi bisa diterapkan semacam test case atau uji coba untuk menghadapi Nataru.
“Jadi pergerakannya tidak hanya di Jalan Semeru, Jalan Tenes, Jalan Kawi, nanti kami arahkan langsung untuk kesana Sabtu Minggu dan Nataru besok. Jadi nanti kita akan melihat volume kendaraan apabila mereka parkir di dalam Stadion Gajayana,” sebutnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang Widjaja Saleh Putra menambahkan, untuk opsi digunakannya Stadion Gajayana sebagai lokasi parkir bagi pengunjung MOG, dijelaskan Jaya merupakan opsi terakhir jika evaluasi itu dirasa kurang maksimal.
“Lokasinya bukan di rumputnya, tapi di sekitaran sentle ban-nya saja. Kami belum menghitung secara pasti bisa menampung berapa jika itu dibuat kantong parkir. Karena itu memang jadi pilihan kalau semua sudah mentok. Kami, akan memaksimalkan yang ada dulu,” jelasnya.
Bukan tanpa sebab, di lokasi Stadion Gajayana saat ini juga tengah dibangun vertikal parkir yang mampu menampung ribuan kendaraan. Saat ini progresnya mencapai 25 persen dan ditargetkan rampung pada pertengahan Desember ini.
“Mudah-mudahan parkir bertingkat bisa mengurangi, yang itu membantu juga masyarakat parkir pada tempatnya,” tandasnya. (ian/van)