.
Monday, December 16, 2024

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UB

Tawarkan Konsep IMIFS Tingkat Kinerja Berkelanjutan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Universitas Brawijaya (UB) menambah dua lagi guru besar. Jumat (9/12) kemarin, pengukuhan dilaksanakan di Samantha Krida. Mereka adalah Prof. Dr. Dra. Sumiati, M.Si., CFP dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Prof. Agustina Tri Endharti., S.Si., Ph.D. dari Fakultas Kedokteran (FK).

Dengan demikian, Prof. Dr. Dra. Sumiati, M.Si., CFP. adalah Profesor aktif ke-20 dari FEB dan Profesor aktif ke-174 di UB serta menjadi Profesor ke-305 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh UB.

Sedangkan Prof. Agustina Tri Endharti., S.Si., Ph.D. menajadi profesor aktif ke-9 dari FK dan Profesor aktif ke-173 di UB serta menjadi Profesor ke-304 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan UB.

Dalam prosesi pengukuhan siang kemarin, Prof. Dr. Dra. Sumiati, M.Si., CFP. membawakan orasi ilmiah terkait hasil penelitiannya. Dia memaparkan sebuah tema IMIFS. Singkatan dari Integrasi Modal Intelektual, Modal Fisik, dan Modal Sosial dalam Meningkatkan Kecepatan Inovasi Dan Kinerja Berkelanjutan.

Profesor Bidang Ilmu Manajemen Keuangan ini menjelaskan, bahwa IMIFS merupakan pendekatan yang mengintegrasikan modal intelektual, modal fisik dan modal sosial dalam meningkatkan kecepatan inovasi dan kinerja berkelanjutan. “Modal intelektual yang dikelola optimal mampu menangkap peluang investasi strategis serta mendorong kecepatan inovasi dan meningkatkan kinerja berkelanjutan perusahaan,” katanya.

Menurut Sumiati, kinerja berkelanjutan berbeda dengan kinerja pada umumnya. Kinerja berkelanjutan meliputi tiga aspek yaitu aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Konsep kinerja pada umumnya lebih menekankan pada profit. Sedang perusahaan sangat berkepentingan dengan berbagai pemangku kepentingan. “Seharusnya perusahaan tidak hanya menitik beratkan pada profit dan penggunaan teknologi tetapi harus memperhatikan aspek-aspek lingkungan dan sosial,” tutur mantan Ketua Jurusan Manajemen ini.

Kinerja berkelanjutan perusahaan yang unggul dapat dicapai saat modal intelektual  dengan menggunakan kontak sosial dan interaksi sosial dapat membangun jaringan sosial. Serta meningkatkan kepekaan sosial. Sumiati memaparkan, modal Intelektual terdiri dari modal manusia (human capital), modal struktural (structural capital), dan modal pelanggan (customer capital).

Model IMIFS ini tergantung pada elemen modal intelektual yang memiliki karakter yang variatif selain peran keterlibatan manajer di dalam mengambil keputusan. Modal intelektual yang variatif mulai dari pengetahuan, kompetensi, keterampilan, komitmen, inovatifitas, dan sikap bijak yang dimiliki oleh karyawan akan berpengaruh terhadap efisiensi dan efektifitas penggunaan modal intelektual.

“Sikap manajer di dalam pengambilan keputusan sangat tergantung pada preferensi sikap manajer terhadap risiko, sehingga akan mempengaruhi  kecepatan menciptakan dan menangkap peluang investasi strategis dan inovasi,” terangnya.

Sumiati menjelaskan untuk melaksanakan model IMIFS perusahaan seyogyanya melakukan empat langkah. Pertama, peningkatan kualitas modal intelektual terutama manajemen human capital (modal manusia). Kedua, modal intelektual harus memiliki kecerdasan menyaring informasi, menangkap peluang investasi serta kecepatan inovasi, sehingga pentingnya peran knowledge management.

Ketiga, perusahaan mengembangkan tiga unsur utama dalam modal sosial yaitu  kepercayaan (trust), hubungan timbal balik (reciprocal), dan interaksi sosial (interaction). “Interaksi sosial yang dibangun perusahaan semakin luas, maka jaringan sosial perusahaan semakin kuat,” pungkasnya. (imm/udi)

Ikuti Juga Berita Malang Hari Ini dan Info seputar Arema FC, Arema dan Aremania di Youtube dan Tiktok Kami

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img