MALANG POSCO MEDIA-Sempat tegang namun tetap saling menyapa sebagai sahabat. Itulah salah satu susana debat publik kedua Cabup-Cawabup Malang di ruang Paripurna DPRD Kabupaten Malang Jumat (8/11) tadi malam.
Bahkan Sanusi dan Gunawan, dua sahabat sejak remaja itu sempat joget bersama saat jeda debat. Dua calon Bupati Malang yang sedang merebut hati pemilih itu seolah mencairkan suasana kala pendukungnya memekik yel-yel.
Sewaktu debat tadi malam, Paslon Nomor 1 HM Sanusi – Hj Lathifah Shohib (SALAF) mengenakan jaket dengan paduan warna hitam dan merah. Sedangkan Paslon Nomor 2, H Gunawan HS-dr Umar Usman (GUS) hadir dengan pakaian Malangan.
Keduanya tampak sangat bersemangat. Terutama terkait dengan visi misi yang mereka usung.
Paslon GUS mendapat waktu pemaparan program kerja di awal. H Gunawan HS pun memaparkan dengan penuh semangat.
“Kami akan buat program Curhat Lur. Yaitu kegiatan berkumpul di pendopo. Kami siap menerima curhatan dari masyarakat. Dengan demikian setiap permasalahan di Kabupaten Malang cepat teratasi, ” katanya.
Selain itu dalam program kerjanya Abah Gun, sapaan akrab H Gunawan HS menyebutkan layanan kependudukan cukup di desa atau kecamatan.
“Selama ini ada anjungan di Kabupaten Malang tapi tidak maksimal. Saat kami diberi amanah nanti kami akan memaksimalkan layanan kependudukan. Warga tidak perlu datang ke kantor Dispendukcapil, cukup mengurus KTP, KK maupun administrasi kependudukan lainnya di desa atau kelurahan saja,” tambahnya.
Termasuk layanan perizinan, dikakan Abah Gun semuanya akan dibuat lebih mudah dan tidak ribet.
Sementara paslon SALAF memaparkan program kerja dengan cara dibaca bergantian. Sanusi mengawali dengan visi misi Malang Makmur. Yaitu mewujudkan Kabupaten Malang yang maju sejahtera berkesinambungan, bermartabat dengan mengedepankan semangat gotong royong.
“Pendiikan, kesehatan, dan ekonomi. Kami mengedepankan potensi ekonomi, saya berharap di kabupaten Malang, petani-petani kita inovasi. Tanaman kentang, itu bisa 1 hektare Rp 1 miliar,” kata Sanusi.
Di segmen kedua suasana lebih hangat. Itu saat paslon mendapat pertanyaan dari panelis. Seperti masalah akses jalan dan rencana pemekaran wilayah.
Pasangan GUS setuju akan pemekaran wilayah jika memang itu dapat meningkatkan kesejahtetaan rakyat.
Sedangkan pasangan SALAF tegas mengatakan pemekaran wilayah harus mendapat persetujuan pusat.
“Calon bupati harus paham aturan. Sekarang aturan pemekaran wilayah masih moratorium,” Kata Sanusi menjawab pertanyaan dari pasangan calon nomor urut 2 atau GUS.
Dia juga mengatakan bahwa untuk kesejahteraan masyarakat pihaknya sudah mengusulkan pembangunan jalan tembus Gunung Kawi-Batu, dan Batu- Singosari. Semuanya sudah disurvei dari gubernur.
Begitu juga dengan pembangunan Jalan Gondanglegi-Balekambang saat ini statusnya menjadi jalan nasional. Yang artinya dengan akses jalan yang baik, maka kesejahteraan masyarakat juga akan baik.
Meskipun sempat tegang, namun kedua paslon ini tetap saling menyebut sahabat untuk lawan.
Termasuk saat menjawab tentang masalah kesehatan mental. Pasangan nomor urut dua akan menyiapkan Positif Thinking Center. Ini akan menjadi tempat yang dapat digunakan oleh setiap orang. Terutama Gen Z.
“Adanya ini Gen Z akan lebih Cerah, secerah Malang Gemilang,” kata dr Umar.
Sementara H Sanusi mengatakan hasil UMKM warga telah ditampung toko modern. Dia meminta paslon nomor urut 2 agar membaca undang-undang. Sanusi menyebutkan semua pasar sudah diperbaki, juga siap menjadikan Pasar Tumpang sebagai pasar wisata seperti Pasar Sukowati di Bali.
Sedangkan Abah Gun menyindir bahwa kondisi pasar ini memprihatinkan. Tidak hanya sepi, tapi retribusi terus naik, sehingga membuat pedagang menjerit.
Abah Gun juga sempat menyindir tentang PAD yang belum maksimal sehingga mendapat review dari BPK. Termasuk masalah Kabupaten Malang yang saat ini belum memiliki alun-alun. Akan menghambat perkembangan daerah.
Sedangkan HM Sanusi menyebutkan daerah dengan PAD besar saat wisatanya maju. Lantaran itu pihaknya pun menyiapkan program, termasuk mendatangkan investor untuk pembangunan hotel.
Sanusi juga menanyakan tentang konsep gotong royong membangun daerah. Bahkan dengan nada keras Sanusi mengatakan apakah anggaran yang turun itu dibuat bancaan? Kedua Sanusi mengatakan bahwa menjalankan pemerintah daerah penuh aturan. Dia menekankan calon bupati wajib membaca aturan, alias tidak, sekadar bicara.
“Tidak bisa meggabungkan, ada aturan. Aturan, dulu dengan sekarang berbeda,” kata Sanusi.
Sementara Gunawan menyebutkan pembangunan ekonomi itulah yang akan dijadikan konsep gotong royong. Warga diikutsertakan. Sehingga mereka juga dapat hasilnya dikemudian hari.
Suasana semakin panas di segmen lima. Saat kedua pasangan calon saling memberikan pertanyaan dan tanggapan. Terlebih Abah Gun menyebutkan tentang penghargaan. “Apa artinya penghargaan. Selembar kertas, jika itu tidak ada manfaatnya untuk masyarakat,” kata Gunawan.
Suasana debat makin ramai dengan sorakan dari para pendukung masing-masing paslon. Mereka meneriakkan yel-yel. Sekalipun moderator terus meminta tenang, faktanya para pendukung tetap saling balas yel-yel.
Namun demikian meskipun panas, dua calon bupati yang merupakan sahabat dari remaja ini mendinginkan suasana. Keduanya joget bersama selama jeda debat.
Debat publik kedua tadi malam, mengusung dua tema. Yakni ‘Meningkatkan Palayanan Kepada Masyarakat’ dan ‘Menyelesaikan Persoalan Daerah’.
Ketua KPU Kabupaten Malang Abdul Fatah menyebutkan debat publik yang digelar ini difasilitasi oleh KPU Kabupaten Malang.
“Debat publik ini diselenggarakan sebagai sarana kampanye untuk menjadi pertimbangan bagi pemilih menentukan pilihan, ” katanya.
Fatah menyebutkan sama seperti debat pertama, debat kedua terdapat enam segmen.
“Debat pertama sangat berkualitas. Debat kedua ini harus lebih berkualitas.Termasuk ditingkatkan lagi kualitas tata tertib kepatuhannya,” ucap Fatah.
Dia juga menguraikan, selain dua pasangan calon, parpol pendukung serta pengusung, dalam debat ini juga diikuti oleh perwakilan difable dan perwakilan organisasi masyarakat. (ira/van)