.
Thursday, November 21, 2024

Teka Teki Pembunuhan Pendeta GKI Bukit Sion, Esther Tak Asing Wajah Pelaku

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Sedikit demi sedikit, pembunuhan terhadap Sri Agus Iswanto, 60, di rumahnya Jalan Wendit Timur RT03 RW 5 Dusun Krajan, Desa  Mangliawan, Kecamatan Pakis, Jumat (22/3) malam mulai terkuak. Pelaku pembunuhan itu, diduga bukan orang jauh.

Esther Sri Purwaningsih, 69, kakak Agus yang juga menjadi korban penganiayaan mengaku tidak asing dengan wajah pelaku. Keterangan ini sempat diungkapkannya kepada beberapa tetangga. Salah satunya Febri, 24. “Bu Esther atau bu Pur ini mengaku tidak asing dengan wajah pelaku, meski mengenakan masker,” ujarnya.

“Dia sempat melawan saat dibentur-benturkan ke mana saja. Dia juga mencoba membuka masker yang dikenakan pelaku tapi gagal,” lanjutnya. Yang menarik, pelaku sempat berjalan dengan santai melewati dia yang sedang bermain game bersama teman-temannya. “Tangan kirinya pegang seperti paket,” paparnya.

Disinggung apakah ada dendam pribadi atau permasalahan lain yang dialami kedua pendeta Gereja Kristen Indonesia (GKI) Bukit Sion itu, Febri tak pernah melihatnya. “Orangnya suka menyapa. Warga tidak menyangka akan terjadi kepada Bu Pur dan adiknya. Saat kecil dulu, saya sering dapat jambu atau kue. Sering dibagikan ke warga sini,” ungkap dia.

Warga juga menduga, pelaku bukan memilih korbannya secara acak. “Kemungkinan pelaku sudah mengamati kondisi bu Pur dan adiknya,” tutupnya. Sementara itu, hingga kemarin, tim gabungan Satreskrim Polres Malang dan Polsek Pakis sudah memeriksa 12 saksi. Mulai dari tetangga hingga keluarga.

Kasatreskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat mengaku masih terus mendalami motif pembunuhan itu. Dia juga menegaskan, barang bukti yang diamankan juga tak terlalu banyak. Hanya gagang pisau yang patah, mata pisau, kotak HP, dua pasang sandal karet dan baju milik Agus.

Gandha, sapaannya menerangkan kondisi Esther sudah berangsur-angsur pulih. “Termasuk secara komunikasi dan pendengaran sudah baik,” tegasnya. Dalam peristiwa itu, Gandha juga menegaskan bila barang yang hilang hanyalah satu buah handphone dan dompet milik Esther. “Sedangkan barang-barang berharga lainnya masih ada,” tegasnya.  

“Dari olah TKP juga tidak ditemukan ada kerusakan rumah, di pintu juga tidak ada. Ini yang masih kami pelajari juga,” pungkas dia. Andrew Rhesa Cahyono, keponakan korban menambahkan, tidak ada permasalahan dendam maupun utang yang berkaitan dengan kedua kakaknya ini. (rex/den/mar)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img