MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Penanganan stunting menjadi fokus utama dari Pemerintah Kota Malang. Dalam rangka percepatan penuntasan stunting, kini penanganan stunting bakal dimasifkan hingga kepada partisipasi ASN.
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji menyampaikan program anak asuh stunting itu berharap ke depan tidak hanya ASN saja tapi juga perguruan tinggi dan lembaga lain. Apabila sudah terbangun sebuah database, maka nantinya akan dibagi secara sektoral tiap wilayah.
“Keterbatasan di kami kan tidak bisa kalau hanya mengandalkan di posyandu. Mungkin terkait ini nanti saya minta datanya di kelurahan berapa jumlahnya dan seterusnya, tentu akan dibekali. Kemarin sudah kita kumpulkan puskesmas-puskesmas terkait kewilahannya,” terangnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr. Husnul Muarif mengungkapkan dalam waktu dekat ini pemerintah akan menerapkan program orang tua asuh ASN untuk anak stunting.
“Diharapkan ASN di Pemkot Malang ini mempunyai anak asuh stunting, sehingga sudah lebih fokus lagi tiap ASN itu akan diberikan tanggungjawab asuh 2 atau 1 anak stunting,” kata Husnul kepada Malang Posco Media.
Dengan program seperti ini nantinya ASN punya tanggungjawab terutama untuk intervensi yang spesifik di bidang kesehatan. Misalnya untuk asupan gizi, nanti bisa dikonsultasikan kepada tenaga gizi atau tenaga nutrisionist yang ada di wilayah tersebut. Sehingga nanti diharapkan para ASN bisa mengintervensi resiko stunting dari tenaga kesehatan.
“Nanti akan dipantau terus oleh ASN sehingga nanti ada hasil mana yang anak-anak sudah keluar dari stunting dan yang belum. Nah ini menjadi evaluasi dari Pemkot Malang kira-kira hambatan apa yang ditemukan. Bisa dari asupan gizi, atau cara pemberian gizi, atau mungkin dari lingkungannya,” tambah Husnul.
Asupan dan pemberian gizi dari ASN itu nantinya bersumber dari dana pribadi masing-masing ASN. Dikatakan Husnul, kategori ASN yang akan menjadi orang tua asuh sendiri tentu diutamakan pejabat eselon terlebih dahulu.
Lebih jauh terkait teknis program ini masih terus dimatangkan. Yang jelas, dengan programmer kelanjutan seperti ini diharapkan angka stunting bisa menurun lebih signifikan.
“Target tahun ini kalau bisa memang mendekati zero, mungkin mendekati 5 persen. Pak Wali inginnya seperti itu,” tukasnya.
Berdasarkan data Bulan Timbang pada Februari 2023, ada 8,9 persen anak yang berisiko stunting. Atau dengan kata lain ada sekitar 3.048 anak se Kota Malang yang beresiko stunting dari total 34.382 jumlah anak di Kota Malang. (ian/aim)