Sabtu (17/12) pagi di grup WhatsApp Malang Posco Media. “Ass wr wb. Dulur2 kabeh, kondisi Gus Owie dua hr ini cukup KRITIS, skrg di ICU RSSA. Mhn mhn skli lg mhn keihlasan doa dan doa, agar Allah SWT angkat sakitnya dan diberi kesembuhan. Skl lg mhn doa utk Gus Owie. suwun 33x”
Demikian pesan itu hadir sekitar pukuk 08.06 pagi di grup WA yang beranggotan seluruh karyawan Malang Posco Media (MPM). Pengirimnya adalah Pak Harry Santoso, Direktur MPM. Belakangan ini Pak HMS, panggilan Pak Harry Santoso, memang sering berkomunikasi dengan Gus Owie dan keluarganya. Terutama terkait dengan pemasaran koran yang dihandelnya.
Selisih 15 menit, Pak HMS mengirimkan foto kondisi terkini Gus Owie di rumah sakit. Saya seperti sudah tak tega melihat foto kondisi Gus Owie. Beliau adalah salah satu agen koran yang sudah lama menjadi mitra MPM. Saya biasa memanggil beliau Mas Owie. Saya kenal baik dengan beliau, seperti saudara. Maka agar lebih akrab, saya memanggilnya Mas Owie. Sejak dulu, sejak pertama kali kenal beliau, sekitar tahun 2013 silam. Itu awal saya menjadi Manajer Pemasaran Malang Post.
O ya, Malang Posco Media adalah perwujudan baru dari para pendiri dan pengelola Malang Post yang dulu. Wajar meski baru berusia dua tahun, sudah akrab dan kenal baik dengan semua agen koran. Termasuk dengan Mas Owie yang dulu sering saya datangi bersama Pak Wiyono dan Pak Sirhan. Beliau orangnya baik dan enak diajak diskusi tentang pengembangan koran. Beberapa ide berasal dari buah pikiran Mas Owie.
Nama aslinya Winarto. Selain menjadi agen multi koran yang berlokasi di Arjosari, Mas Owie adalah seorang guru ngaji. Beliau Pengasuh TPA Ya Syafii Arjosari. Juga aktif dalam kegiatan keagamaan, termasuk rutin menggelar gebyar sholawat. Rasanya beliau satu-satunya agen koran yang religius, dengan titel Ustadz. Meski dengan kekurangan fisiknya, Mas Owie adalah agen yang aktif dan terbilang cerdas.
Begitu info kondisi kritis Mas Owie dishare di grup WA, kami semua mendoakan beliau. “Al Fatehah. Mugi diparingi kesembuhan dening Allah SWT.” Doa dari Pak Purwanto, Komisaris Utama Malang Posco Media yang punya cerita panjang bersama Mas Owie kala masih di Jawa Pos. Doa dan harapan untuk kesembuhan Mas Owie telah dipanjatkan, namun takdir Allah yang menentukan.
“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Telah meninggal dunia Gus Owie Arjosari, pukul 09.00 wib. Mhn dimaafkan sgl kesalahannya dan almarhum diampuni segala dosa2nya, jg diterima amal ibadahnya. Ammiinn Allahuma Amin,” tulis Pak HMS di grup WA MPM, kembali memberi kabar terbaru, pukul 09.33. Ucapan duka pun mengalir untuk almarhum yang memang cukup dekat dengan karyawan Malang Posco Media.
Terakhir kami bertemu dalam acara Malam Apresiasi dan Rebranding Malang Posco Media di Ballroom Hotel Grand Mercure Malang Mirama, 1 Agustus lalu. Dalam acara puncak perayaan ulang tahun kedua Malang Posco Media itu, Mas Owie hadir bersama keluarga. Kehadiranya pun cukup menyita perhatian para undangan. Dalam acara bertema ‘Better Together’ itu, Mas Owie sempat foto bareng Wali Kota Malang, Pak Sutiaji.
Lima bulan sebelumnya, tepat tanggal 1 Februari 2022, Mas Owie juga sempat hadir ke Rumah Kita, sebutan untuk Kantor Malang Posco Media. Mas Owie diundang bersama beberapa agen besar lainnya dalam acara launching pergantian nama dari New Malang Pos menjadi Malang Posco Media. Ya, setelah dari Malang Post tahun 2020 lalu, asli korane Arek Malang ini bernama New Malang Pos. Selanjutnya per 1 Februari berganti jadi Malang Posco Media.
Selain diundang sebagai agen, Mas Owie juga mengisi acara launching itu dengan memimpin shalawatan. Suaranya merdu, dan baru pertama kali itu saya melihat dan mendengar langsung Mas Owie memimpin shalawatan. Berikutnya, Mas Owie yang selama ini kemana-mana dengan kursi rodanya, memberi kami motivasi dan wejangan seputar perkoranan. Dilanjut memimpin doa.
Mas Owie punya keyakinan bahwa Malang Posco Media akan bertahan dan terus berkembang, selama seluruh karyawannya kompak. Semoga harapan itu bisa terwujud, dan kami akan terus menjaga koran Malang Posco Media tetap eksis. Meski teman diskusi yang kritis dan cerdas itu telah pergi. Insya Allah semangatnya dalam menjaga eksistensi koran akan selalu kami teruskan.
Satu hal yang saya ingat dari almarhum adalah tentang keunggulan berita Malang Posco Media yaitu Arema. Menurutnya itu harus selalu dijaga, selain berita-berita lainnya yang harus disajikan dengan data lengkap dan tampilan yang menarik. Bagi beliau, kekuatan koran adalah kelengkapan data dan tampilannya yang tak bisa disamai dengan media online.
Jujur saya katakan beliau adalah agen yang cerdas, karena tak hanya menjual atau melayani pelanggan koran begitu saja. Tapi juga membantu kami sebagai penerbit dalam hal pengembangan koran. Pernah suatu saat dia melakukan survei sendiri, bukan inisiatif kami. Mas Owie melakukan survei, tentang pengaruh pemilihan judul headline dan foto utama halaman 1 terhadap penjualan koran.
Termasuk survei tentang hari-hari yang dianggapnya penjualan koran meningkat. Semua itu disampaikannya dengan lugas, demi perbaikan penjualan koran. Beliau juga salah satu agen pilihan saat kami melakukan pengembangan koran langganan. Selain itu, Mas Owie juga beberapa kali menulis di koran, menandakan beliau memang bukan agen biasa. Termasuk pernah menulis buku.
Kini Mas Owie telah pergi. Kami tentu merasa kehilangannya. Semoga masih ada yang meneruskan keagenannya di Malang Posco Media. Sekaligus berharap jalinan silaturahmi dengan keluarga almarhum juga tidak terputus. Kami keluarga besar Malang Posco Media turut beduka sedalam-dalamnya. Semoga almarhum husnul khatimah. Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan semuanya akan kembali pada Allah. (buari/van)