Visa Haji Furoda Tidak Keluar
MALANG POSCO MEDIA-Sejumlah biro travel haji di Malang terancam rugi miliaran rupiah. Begitu juga calon jemaah haji belum ada kepastian berangkat ke Tanah Suci. Itu setelah adanya kabar visa haji Furoda tak diterbitkan oleh Arab Saudi. Minggu (1/6) kemarin,
Kemenag tegaskan tak ada informasi soal pembukaan visa furoda.
Semestinya setelah melakukan entry data terakhir pada 28 Mei lalu, visa haji Furoda bisa terbit. Namun kenyataan yang terjadi, justru sebaliknya.
Biro travel haji Furoda ini merugi. Sebab pihak travel ada yang sudah terlanjur memesan terlebih dahulu akomodasi untuk ibadah haji di Arab Saudi. Misalnya seperti memesan tiket, hotel dan persiapan lainnya. Hal itu juga seperti dialami Zaky Zulkarnain, direktur salah satu biro travel haji yang cukup terkenal di Malang, Minggu (1/6) kemarin.
“Kalau dari pihak travel, di kami berpotensi rugi sampai miliaran. Bahkan, teman-teman travel lain sempat ada yang bilang bisa sampai puluhan (miliar),” ungkap Zaky kepada Malang Posco Media.
Akibat tidak keluarnya visa haji Furoda, kini pihak travel harus ekstra sabar memberi pengertian dan pemahaman kepada calon jemaah haji Furoda. Apabila sampai Senin nanti tetap tidak ada perubahan dan visa tidak diterbitkan, maka mau tidak mau pihak travel langsung menawarkan sejumlah opsi.
Opsi pertama yakni bisa ditunda keberangkatannya atau diproses untuk prioritas tahun depan. Atau bisa juga pengembalian dana.
“Kalau mau digagalkan saja, bisa pengembalian dana tapi kami belum bisa memastikan apakah nanti bisa penuh atau berapa persennya saja. Bisa juga opsi lain, kami tawarkan untuk Haji Khusus (ONH Plus), tinggal menyesuaikan saja,” sebut Zaky.
Haji khusus sendiri memang jauh lebih murah, namun tetap berbeda dengan Haji Furoda. Haji Khusus kini tetap masih harus mengantre sekitar tujuh sampai sembilan tahun untuk bisa berangkat haji. Sementara Haji Furoda bisa langsung berangkat di tahun yang sama.
Dengan seluruh ikhtiar yang telah dilakukan, Zaky juga mencoba menenangkan para calon jemaah haji Furoda yang terancam gagal berangkat. Ia meminta agar tetap bersabar, tawakal dan berprasangka baik terhadap Allah.
“Apapun yang terjadi nanti, insya Allah itu yang terbaik. Kembali lagi, ini yang menjadi dasar adalah bahwa haji itu sebenarnya panggilan. Entah rahasia apa yang dititipkan Allah atas kegagalan berangkat, hikmahnya apa, barangkali nanti diganti atau dikasih yang lebih baik,” tutur dia.
Sedikit berbeda dengan Zaky, biro travel haji Furoda lain yakni Tombo Ati Tour. Tidak sampai merugi, Imam Syafi’i Owner Tombo Ati Tour mengaku telah melakukan persiapan yang sedikit berbeda dibandingkan kebanyakan travel.
Imam sengaja tidak memesan tiket pesawat maupun hotel bagi para calon jemaah haji Furoda yang mendaftar ke travelnya, senyampang belum ada kepastian dari pemerintah Arab Saudi.
“Di tempat kami Alhamdulillah bisa kami minimalisir risikonya. Jadi kami itu hanya menaruh komitmen, kami setor data dan bukti kuat bahwa keuangan kami betul-betul siap. Kalau bisa diproses, kami langsung melakukan penambahan pembayaran. Kalau tidak bisa diproses tahun ini, akan dikembalikan,” ungkap Imam.
Dengan pendekatan seperti itu, diakui Imam secara harga, tentu jatuhnya lebih mahal dibandingkan travel lain. Sebab, ia harus pesan secara mendadak dengan harga yang tentu tidak semurah ketika pesan jauh-jauh hari sebelumnya. Namun kelebihannya, risiko kerugian bisa lebih diminimalisir.
“Beda travel beda ‘dapur’. Kami sudah minimalisir dengan melakukan prepare baru setelah ada kejelasan visa. Kemudian saya juga selalu rutin update informasi ke jemaah dan mulai awal pun saya sampaikan bahwa haji furoda itu ada risiko. Risikonya, biasanya keluarnya visa itu mepet, jadi jangan disampaikan dulu ke keluarga bahwa tahun ini pasti berangkat haji,” tambah dia.
Sementara itu, menyikapi tidak keluarnya visa haji Furoda, Imam telah menyampaikan kepada para calon jemaahnya untuk menunggu sampai Senin hari ini. Sebab, berdasarkan pengalamannya di tahun-tahun sebelumnya, pemerintah Arab Saudi tiba-tiba menerbitkan visa di hari terakhir. Jika lebih dari itu, dipastikan haji Furoda memang tidak ada keberangkatan.
“Semua kemungkinan bisa saja terjadi, karena Arab Saudi tidak bisa terprediksi. Yang jelas, penerbangan terakhir itu hari Selasa sehingga paling tidak Rabu sudah di sana karena mulai wukuf itu pada hari Kamis,” beber dia.
Berdasarkan respon yang ia terima dari para calon jemaah hajinya, kebanyakan bisa memahami dan menyadari atas kondisi seperti ini. Beberapa di antaranya bahkan sudah menyampaikan ikhlas dan bisa dialihkan menjadi umrah atau haji khusus.
“Apabila ditunda tahun depan, kami masukkan menjadi prioritas untuk berangkat tahun depan. Kalau haji khusus, misalnya daftar hari ini antrenya sembilan tahun. Tapi kalau sudah menjalani antre dua tahun, infonya bisa mengajukan percepatan,” katanya.
Jasa travel haji Furoda di Kota Batu juga mengalami nasib yang sama. Dipastikan mengalami rugi hingga miliaran rupiah. Salah satunya adalah Yeni, pemilik jasa travel untuk haji furoda di Kota Batu.
“Tahun ini ada 20 calon jamaah haji furoda di tempat saya yang masih menunggu visa dari Saudi. Dari informasi yang kami dapat, keputusan akhir apakah visa bisa terbit atau tidak pada malam ini (1/6) pukul 18.00 WIB karena tanggal 2 besok pemberangkatan jamaah haji sudah ditutup,” ujar Yeni kepada Malang Posco Media, Minggu (1/6) kemarin.
Ia menjelaskan akibat dari kebijakan pemerintah Arab Saudi tersebut jika visa jemaah haji Furoda tak jadi terbit. Maka secara tak langsung 20 calon jemaah haji Furoda yang mendaftar di tempatnya gagal berangkat.
“Jadi kami masih tunggu nanti malam, kalau tidak terbit dipastikan calon jamaah haji Furoda tidak berangkat. Sementara ini dari beberapa calon jemaah haji Furoda ada yang meminta biaya haji dikembalikan dan ada yang menunggu kebijakan tahun depan,” bebernya.
Saat ditanya berapa kerugian akibat jemaah haji Furoda gagal berangkat, Yeni mengungkapkan bahwa kerugian mencapai miliaran rupiah. Hal itu dikarenakan pihak travel telah booking operasional untuk tiket pesawat, hotel hingga akomodasi di Saudi.
“Pasti ada kerugian mulai dari booking hotel, tiket pesawat dan akomodasi di sana tidak bisa di refund lagi. Perkiraan kerugian mencapai Rp 1-2 miliar. Mengingat untuk biaya haji Furoda mulai dari Rp 500-600 juta,” terangnya.
Sebelumnya pihak travel memang telah menyampaikan ke calon jamaah haji Furoda untuk tidak melakukan syukuran terlebih dahulu. Ini karena pihak travel tidak menjanjikan haji Furoda bisa berangkat atau tidak di tahun ini.
“Dengan adanya kondisi seperti saat ini, selalu pihak travel kami berharap tahun depan ada rilis untuk keberangkatan haji Furoda, apakah itu sejak awal atau last minute. Sehingga pihak travel dapat mengetahui sejak awal apakah kami bisa menjual tiket untuk calon jamaah haji Furoda atau tidak,” ungkapnya.
Sementara itu, Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Kota Batu, Basuki Rahmat mengatakan terkait haji Furoda adalah wewenang travel. Sedangkan untuk Kemenag kantor wilayah hanya menangani calon jemaah haji reguler.
Jemaah haji Furoda asal Kabupaten Malang belum diketahui yang gagal berangkat karena visa belum turun pada tahun 2025 ini. Penyedia jasa atau travel memfasilitasi jamaah haji plus atau khusus.
Sedangkan, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Malang hanya menangani jemaah haji reguler.
Pelaksana Seksi PHU Kantor Kemenag Kabupaten Malang Romdloni Suryono menyampaikan, pihaknya hanya menangani jemaah haji reguler.
“Kami hanya menangani haji reguler saja. Furoda PIHK,” jelas Romdloni seraya menegaskan, jemaah haji khusus juga termasuk PIHK.
Sementara itu, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief menegaskan belum mendapatkan informasi pembukaan visa Furoda. Itu menanggapi narasi yang beredar di media sosial perihal visa tersebut akan dibuka 1 Juni 2025.
“Perlu kamu sampaikan bahwa terkait dengan beredarnya informasi pembukaan visa Furoda pada hari Minggu sebagaimana yang tersebar di sosial media, kami sampaikan bahwa pemerintah Indonesia sampai hari ini belum mendapatkan informasi apapun terkait dengan hal tersebut,” ujar Hilman di Makkah, Minggu (1/6) kemarin.
Penerbitan visa Furoda berada di luar tanggung jawab pemerintah dan murni menjadi urusan bisnis antara jemaah dan penyelenggara travel.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8/2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah (PIHU), pemerintah hanya bertanggung jawab terhadap kuota resmi yang terdiri atas 98 persen haji reguler dan delapan persen haji khusus.
Sementara visa Furoda yang dikenal sebagai visa mujamalah merupakan jalur undangan yang diurus langsung oleh travel dan tidak masuk dalam kuota nasional.
Di sisi lain, Hilman mengatakan fase keberangkatan jemaah calon haji reguler asal Indonesia berakhir kemarin. Total ada 525 kelompok terbang (kloter) yang diberangkatkan dari Tanah Air menuju Tanah Suci. “Alhamdulilah 525 kloter sudah terbang ke Tanah Suci,” kata Hilman. (ian/eri/den/ntr/van)