.
Thursday, December 12, 2024

Tim Pengabdian Dosen Institut Pertanian Malang

Terapkan Integrasi Teknologi Dalam Pengolahan Jamur Tiram

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Tim Dosen Institut Pertanian Malang (IPM) melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat yang mengalami persoalan dalam pengolahan jamur tiram. Tepatnya di CV Menara Dua milik Azhar Alam Islamy di  Vila Bukit Sengkaling Landungsari, Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Usahanya adalah budidaya berbagai jenis jamur sejak tahun 2011, termasuk jamur tiram.

                Melalui pembiayaan Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Masyarakat tahun 2022,  program pengabdian ini memberikan teknologi tepat guna untuk mengatasi permasalahan dalam pengolahan jamur tiram di CV Menara Dua.

Tim dosen dari IPM yaitu Muh. Agus Ferdian, STP, M.Si (Ketua), Anisa Zairina S.Si, M.P dan Poegoeh Prasetyo rahardjo, S.TP, M.Si (Anggota). Tim ini memberikan solusi berupa pengolahan jamur tiram segar dengan cara blancing untuk menghasilkan jamur tiram dalam kemasan yang lebih tahan lama dan biaya yang minimum.

“Produksi jamur tiram yang dikembangkan Bapak Azhar Alam Islamy ini sering mengalami fluktuatif. Rata-rata panen mencapai 40-60 kg jamur tiram segar/hari. Pemasaran jamur tiram banyak diserap oleh franchise produsen jamur krispi di area Malang Raya yang memiliki sejumlah 44 cabang outlet. Selain itu juga didistribusikan di pasar-pasar tradisional disekitar desa Landungsari atau beberapa konsumen yang membeli langsung di lokasi,” jelas Muh. Agus Ferdian, STP, M.Si.

                “Permintaan terhadap jamur tiram sering mengalami hambatan dan kendala seperti saat pembeli tidak secara kontinyu mengambil jamur tiram atau juga saat kondisi liburan hari besar bahkan saat hari lebaran. Padahal panen jamur tiram dilakukan setiap hari, sehingga banyak jamur tiram sampai terbuang karena daya simpan jamur tiram terbilang mudah sekali rusak setelah dipanen, jamur tiram menjadi mudah berubah warna dan keriput,” lanjutnya.

Lantaran jamur tiram memiliki umur simpan yang pendek atau cepat mengalami kerusakan tersebut, diperkirakannya kerugian dalam satu tahun bisa mencapai Rp 26 juta.  Salah satu solusi yang pernah dilakukan owner CV Menara Dua untuk menanggulangi permasalahan tersebut adalah dengan membuat produk olahan seperti jamur krispi, abon jamur, nugget, sate jamur dan lain-lain.

“Namun hal tersebut juga tidak berlangsung lama dikarenakan penyerapan biaya atau cost yang tinggi, terlebih lagi dengan sistem pemasaran yang sangat kompleks, sehingga solusi tersebut belum sepenuhnya optimal dalam mengatasi permasalahan yang terjadi,” yakin Agus Ferdian yang bersama timnya  menyampaikan solusi dengan cara blancing.

Dijelaskannya, blancing bertujuan untuk menonaktifkan enzim yang tidak diinginkan yang mungkin dapat merubah warna, teksur, flavour, maupun nilai gizi dari bahan makanan. Selain itu dalam pengabdian kali ini, menurut Agus Ferdian juga memberikan teknologi tepat guna berupa integrasi teknologi Steam Sterilization untuk proses sterilisasi produksi baglok dengan proses blanching melalui pemanas boiler.

Harapannya dengan penerapan integrasi teknologi tersebut mampu untuk menekan biaya produksi dan tidak ada jamur tiram yang terbuang, sehingga lebih meningkatkan kesejahteraan pengusaha jamur. Khususnya UMKM jamur yang dikelola CV Menara Dua milik Azhar Alam Islamy.

                Selain dua solusi utama yang diberikan, upaya lain yang dilakukan Tim Dosen IPM ini adalah memberikan edukasi tentang fungsi kemasan produk yang baik agar bisa menarik konsumen untuk lebih tertarik membeli. 

Menurut Agus Ferdian, saat ini pengembangan ke arah teknologi IT bagi UMKM dirasa sudah menjadi kebutuhan primer dalam meningkatkan penjualan. Khususnya dengan menyediakan informasi secara menyeluruh baik dari profil UMKM maupun penjualan secara online.

                “Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan melalui tahapan kegiatan survei dan wawancara, perancangan dan pembuatan serta pengujian alat. Keseluruhan kegiatan ini dapat diselesaikan selama 8 bulan mulai dari maret hingga oktober 2022. Program PKM berupa bantuan alat dan difusi produk berupa jamur tiram blanching mampu memberikan dorongan dalam pemulihan ekonomi terutama akibat adanya pandemic covid 19,” terangnya.

                Lebih lanjut dipaparkannya, bahwa perbedaan yang mendasar dari penggunaan rangkaian alat yang dihasilkan adalah terkait penggunaan energi terutama bahan bakar gas elpiji yang diperlukan dalam satu kali proses. Penggunaan awal produksi sebelum penggunaan rangkaian alat diketahui membutuhkan sebanyak 5-6 tabung gas dan dilakukan sebanyak 7-8 jam.

                “Setelah implementasi alat yang dihasilkan proses produksi membutuhkan 2,5-3 tabung gas selama 3-4 jam saja. Selain terkait dengan efisien energi khususnya bahan bakar gas, juga berdampak pada waktu produksi yang lebih efisien. Hal ini diketahui karena panas yang dihasilkan dari alat boiler lebih maksimal dalam memperoleh panas karena memiliki sistem kombinasi antara water tube dan fire tube yang mempercepat dalam menghasilkan uap panas yang diperlukan untuk proses sterilisasi,” pungkasnya. (bua/adv)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img