spot_img
Saturday, April 19, 2025
spot_img

Terbentuk dari Situasi Kritis, Relawan Rela Patungan Beli BBM

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Melihat Rumah Solusi Malang Raya, Beri Layanan Ambulans Gratis

Aksi sosial ini berangkat dari Tajinan Kabupaten Malang dan pengalaman pribadi. Namanya Rumah Solusi Malang Raya. Didirikan oleh Dwi Antok Pribadi untuk beri layanan gratis bagi masyarakat luas.

MALANG POSCO MEDIA-Dari sebuah rumah sederhana di Tajinan, Kabupaten Malang, bergeraklah dua unit ambulans yang setiap harinya menyusuri jalanan membawa harapan. Bukan milik rumah sakit, bukan pula dari lembaga pemerintah. Tapi milik sebuah yayasan bernama Rumah Solusi Malang Raya, yang sejak awal berdiri mengusung  semangat memberi tanpa pamrih, melayani tanpa syarat.

-Advertisement- HUT

Didirikan oleh Dwi Antok Pribadi,

14 Februari 2024 lalu. Yayasan ini lahir bukan dari perencanaan matang atau dana besar. Lahir dari krisis. Dari sebuah insiden yang nyaris merenggut nyawa sang ayah, ketika ambulans sulit ditemukan dan kemacetan menjadi ancaman.

“Waktu itu saya terpaksa pakai mobil pribadi. Sampai macet, sampai nadi Bapak sempat hilang,” kenang Dwi Antok, lirih.

Dari peristiwa itulah gagasan sederhana tumbuh. Jangan sampai orang lain mengalami hal yang sama. Bantuan pertama datang dari Kasatreskrim Polresta Malang Kota waktu itu, Kompol Danang Yudanto.  Sebuah mobil diberikan dimana kendaraan tersebut menjadi cikal bakal ambulans Rumah Solusi.

“Awalnya ya seadanya. Belum ada SOP, bahkan rotatornya dulu warna biru. Sampai sempat jadi bahan serangan netizen,” kenangnya sambil tertawa kecil.

Tapi dari keterbatasan itu justru tumbuh kekuatan. Dukungan demi dukungan datang, bukan dari institusi besar, melainkan dari pertemanan, solidaritas, dan kepercayaan.

“Rotator dan sirine standar kami dapat dari NZR Foundation dan bapak Dimitri Danang Sawitrawan Notaris Malang Kota. Drag bar juga mereka bantu. Jadi meski bukan ambulans ‘sempurna’, kami bisa bergerak,” lanjutnya.

Kini Rumah Solusi memiliki dua unit ambulans. Salah satunya dapat hibah dari Warung Mbak Nar yang aktif melayani rute dalam dan luar kota. Tanpa batas wilayah, tanpa syarat administrasi, dan tanpa tarif. Filosofinya sederhana: siapa pun yang butuh, berhak ditolong.

Mengapa bernama “Rumah Solusi”? Dwi Antok menjawab dengan kisah keseharian. Sebelum yayasan berdiri, rumahnya sudah jadi tempat orang mengadu.

“Warga sering datang ke rumah, minta bantuan urus layanan kesehatan atau birokrasi. Dari situ saya sadar, rumah ini jadi tempat mencari solusi. Maka jadilah Rumah Solusi,” kata dia.

Berjalan tanpa sokongan institusi besar tentu tak mudah. Dwi Antok tidak menampik tantangan utamanya adalah operasional bukan hanya soal bensin, tapi juga legalitas dan birokrasi. Namun, semangat gotong royong membuat yayasan ini tetap berdiri. Para relawan bahkan rela patungan untuk beli BBM.

“Kalau mentok, saya minta tolong teman sendiri. Saya bilang ‘Njaluk duite gawe bensine ambulans,’” katanya blak-blakan.

Donatur tetap ada, meski tidak menanggung penuh. Klinik Ronggo Husada, Warung Mbak Nar, Titi Swasti Management, dan bengkel Karya Pradana, semuanya turut menyumbang.   Itu cukup untuk membuat mesin terus menyala. Bahkan ada satu donatur dari Kalimantan yang rutin menanggung seluruh biaya pemulasaran dan pemakaman jenazah terlantar. Tanpa ingin namanya dipublikasikan.

Rumah Solusi tak hanya mengantar pasien rawat jalan atau rujukan. Mereka juga mengurus pemulangan jenazah hingga ke luar kota, memfasilitasi pasien tak mampu, bahkan membantu urusan administratif rumah sakit. Semuanya dikerjakan oleh para relawan yang tidak digaji.

“Mereka semua kerja di tempat lain. Jadwal piket diatur sendiri. Kalau libur kerja, mereka stand by. Satu-satunya ‘gaji’ yang kami terima adalah ucapan terima kasih dan doa,” ungkap Dwi Antok.

Moto mereka pun sederhana tapi menyentuh. “Order suka-suka, bayar pakai doa.” Sebuah prinsip yang mereka jaga bahkan saat tekanan biaya terus mengintai.

Kini, Dwi Antok mulai membangun unit usaha digital printing bernama Rumah Printing yang mendapat support dari JADE INDOPERTAMA dengan owner-nya Moch  DJ.A.Rachmad Santoso. “Kami ingin mandiri. Jadi saya gencar pasarkan usaha ini. Semoga nanti bisa jadi penopang utama operasional,” harapnya.(mg/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img