MALANG POSCO MEDIA, MALANG-Energi baru terbarukan (EBT) menjadi komponen penting dalam upaya energi bersih. Hal ini diwujudkan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di lingkungan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. ITN dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur memastikan kerja sama di bidang pengembangan EBT bersamaan dengan diresmikannya sebagai wisata edukasi, Sabtu (20/8) kemarin.
Mewakili Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jatim Nur Kholis meresmikan langsung PLTS di atas lahan seluas 0,5 hektar itu untuk balai pengembangan dan laboratorium lapang. Dirinya menyampaikan apresiasi bahwa ITN secara tidak langsung berkontribusi listrik untuk masyarakat luas melalui suplai ke PLN.
“Pemprov rencananya secara umum melalui Pergub mengimbau instansi, termasuk kampus untuk kembangkan EBT sebagai energi listrik. Dan dukungan kampus dengan kontribusi pembangunan PLTS menjadi sangat penting perannya,” ujar Nur Kholis.
Dalam hal ini penerapan PLTS, kata Nur Kholis memiliki regulasi yang membatasi untuk tidak diperuntukkan komersil. Di mana kapasitas terbatas juga harus diperhatikan. Di samping itu untuk distribusi secara luas dan komersil dilakukan oleh PLN. Hal ini diatur dalam Permen ESDM tentang batasan persentase listrik produksi swasta.
Nurkholis menyatakan bahwa saat ini Provinsi Jawa Timur merupakan wilayah tertinggi di Indonesia yang memiliki total energi PLTS sebanyak 50MW, termasuk dengan PLTS dari ITN Malang. Sedangkan untuk wilayah Malang terdapat total 75 ribu Watt, dengan rincian yakni RSSA Malang terpasang 25 ribu Watt dan Bakorwil Simpang Ijen sebesar 50 ribu Watt.
PLTS yang berada di Kampus 2 Institut Teknologi Nasional Malang di Karanglo Singosari itu sebelumnya diresmikan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko pada Rabu 23 Maret lalu. PLTS tersebut mampu menghasilkan daya 0,5 Megawatt peak atau MWp atau 500.000 Watt. Selain digunakan laboratorium lapangan, kini PLTS itu menjadi wisata edukasi.
Dengan jumlah panel surya mencapai 1.114 keping, PLTS ini disebut sebagai yang pertama dan terbesar di Jawa untuk skala kampus sekaligus PLTS terbesar di Indonesia yang dimiliki oleh perguruan tinggi swasta di Indonesia. Di mana untuk kampus bekerja sama dengan PT Wijaya Karya (Persero) dan PT Surya Utama Nuansa Energy dengan total nilai investasi Rp 7 miliar.
Penandatangan Kesepakatan Bersama antara ITN dengan Pemprov Jawa Timur ini langsung menindaklanjuti dengan perjanjian kerjasama antara Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Kerjasama (LP2K) dengan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Ciptakarya Pronvinsi Jawa Timur. Diantaranya meliputi penyusunan dokumen perencanaan pengadaan tanah DPPT Indonesia Islamic Science Park Provinsi Jawa Timur, serta proses percepatan RTRW dan penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan Provinsi Jawa Timur.
“Ini menjadi sumbangsih kepada Jatim yang kini memiliki PLTS total kapasitas tertinggi se Indonesia. EBT akan kami terus promosikan ke pusat hanya barangkali kendalanya regulasi sedikit terbatas,” jelasnya.
Rektor ITN Abraham Lomi mengatakan, pembangkit tersebut sudah digunakan untuk penerangan dan kebutuhan internal kampus. Energi itu akan digunakan untuk inkubator bisnis, dengan rekayasa engineering terkait teknologi tepat guna, sehingga bisa digunakan untuk kebutuhan masyarakat.
“PLTS di kampus ini akan terus kami kembangkan sesuai kebijakan energi nasional bahwa 2025 penggunakan energi renewable (terbarukan) harus 23 persen. Ini merupakan suatu tantangan yang dihadapi pemerintah, termasuk perusahaan listrik negara (PLN),” tuturnya. Ia mengharapkan, dengan adanya PLTS yang dimiliki oleh ITN agar menjadi stimulan bagi perguruan tinggi lainnya. Hal ini merupakan wujud kesiapan ITN dalam rangka mengurangi penggunaan energi fosil.
“Kapasitas 0,5 MW kita gunakan sendiri, karena untuk penggunaannya kita masih sekitar 40 persen sementara 60 persen kita ikutkan ke PLN. Kita kedepannya akan membangun barter bisnis sehingga energi yang kita buat dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin,” jelasnya.(tyo/nug)