MALANG POSCO MEDIA, MALANG– Himmah Mufidah, M.Pd., Wakil Kepala Kesiswaan (Waka Kesiswaan) MA Almaarif Singosari, tidak hanya dikenal sebagai pendidik profesional, tetapi juga sebagai sosok inspiratif di dunia literasi. Dengan segudang prestasi lokal hingga nasional, namanya kerap menjadi sorotan dalam dunia pendidikan dan sastra.
Baru-baru ini, Himmah meraih penghargaan Guru Inovator Literasi Nasional 2025 dari Ikatan Guru Inovator Literasi Nasional (IGINOS), menambah deretan apresiasi yang pernah ia dapatkan, seperti Guru Ma’arif NU Terbaik I (2024) dari LP Maarif Kabupaten Malang dan Penulis Puisi Terbaik 1 dalam kompetisi LIGA IGINOS 2024.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan juga menganugerahinya gelar Penggerak Literasi Nasional (2024) atas kontribusinya dalam memajukan budaya baca tulis di kalangan siswa. “Ini merupakan prestasi bersama, tidak hanya untuk saya. Namun juga untuk madrasah. Karena madrasah terus mendukung kegiatan yang kami lakukan untuk kemajuan siswa dan madrasah,” ujar Himma yang juga guru Bahasa Indonesia ini, Kamis (15/5).
Tak hanya aktif mengajar, Himmah juga produktif menulis. Beberapa bukunya, seperti Dua Pintu Surga (antologi esai) dan Serinai Hujan (kumpulan puisi), telah diterbitkan oleh penerbit ternama. Ia juga menjadi editor puluhan antologi karya siswa, diantaranya You Must Believe dan Embrio, yang menjadi bukti nyata pembinaannya terhadap bakat menulis peserta didik.
Di MA Almaarif Singosari, Himmah menggagas program “Setiap Siswa Wajib Berkarya” dan mendirikan komunitas literasi seperti Himpunan Siswa Penulis (HSP) serta KIRMA (Komunitas Ilmiah Remaja Madrasah). Berkat inisiatifnya, madrasah tersebut meraih Award Sekolah Aktif Literasi 2025 dari IGINOS dengan menerbitkan lebih dari seribu buku karya siswa.
Sebagai Wakil Kepala Bidang Kesiswaan, Himmah Mufidah tak hanya fokus pada administrasi, tetapi juga mengembangkan kegiatan kreatif seperti SAE Comp (Science-Art-Expression Competition) untuk mengasah bakat siswa. Ia percaya bahwa pendidikan harus menyeluruh, menggabungkan akademik, karakter, dan kreativitas. “Literasi bukan sekadar membaca dan menulis, melainkan membangun cara berpikir kritis dan solutif,” ujarnya.
Dengan semangatnya yang tak pernah padam, Himmah terus menjadi teladan bagi guru dan siswa, membuktikan bahwa pendidikan dan literasi bisa berjalan beriringan menuju generasi emas Indonesia. “Tidak hanya literasi. Saya juga mendampingi siswa berbakat sesuai bidangnya seperti sains, tahfizh, olahraga, seni dan organisasi untuk membimbing mereka masuk jalur prestasi di PTN,” pungkasnya. (hud/udi)