spot_img
Friday, October 4, 2024
spot_img

Teringat Sosok Benny Dollo, Butuh Tiga Hari Jawab ‘Ya’

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Jalan Claudio Jesus Interpreter Arema FC ‘Pulang’ ke Singo Edan

Dia pernah menjadi bagian penting dalam sejarah Arema semasa sebagai pemain. Ia juga pernah membawa Arema naik dari Divisi 1 ke Divisi Utama. Kini, sosok tersebut kembali ke Tim Singo Edan sekalipun sudah bukan sebagai pemain, melainkan sebagai interpreter. Sosok tersebut adalah Claudio Barcelos de Jesus.

MALANG POSCO MEDIA – Claudio Barcelos de Jesus mantan bek Arema di era 2004 hingga 2006. Di masa tersebut, prestasi ditorehkan pria asal Brasil tersebut, dengan menjadi juara Divisi 1 sekaligus promosi ke kasta tertinggi kala itu, lalu menjadi juara Copa Indonesia di musim 2005 dan 2006.

Claudio sangat senang bisa kembali menjadi bagian Arema FC. Apalagi, 20 tahun lebih  dia sudah menetap di Malang. Bahkan telah terpikat dengan perempuan asli Malang.

Tiga anaknya pun semua lahir di Malang. Firmo Vinicius, Felicio Joaquin dan Fatima Fransisca. “Saya sudah hampir 21 tahun berarti ya. Sejak tahun 2003, untuk persiapan musim 2004 ya. Sudah lama, dan saya punya keluarga di Malang sekarang. Anak saya yang pertama berusia 17, kedua 16 tahun dan ketiga 10 tahun,” kata Claudio.

Selepas meninggalkan Arema jelang awal musim 2007, dia sempat sekali mendapatkan tawaran kembali. Pada tahun 2010, ketika Tim Singo Edan akhirnya menjadi juara. Tapi kala itu dia menolak. Alasannya sudah menetapkan diri pensiun.

“Ada dulu manajemen yang menghubungi, untuk jadi pemain Arema lagi. Tapi saya bilang, nggak, saya sudah capek, sudah nggak kuat dan mau pensiun jadi pemain,” bebernya.

Ketika sudah pensiun,  ia  tidak meninggalkan Malang. Karena bagaimanapun keluarganya juga di Malang. Tapi dia sempat mengadu nasib ketika menjadi asisten pelatih di Persipura.

“Memang banyak yang bertanya, kadang Aremania, kadang iuga teman, ada yang bilang, ayo sudah dekat kenapa tidak kembali ke Arema saja. Sudah di Malang, malah jauh-jauh sampai ke Papua. Tapi saya bilang, ya belum saatnya saja. Saya tunggu waktu, dan tunggu Allah kasih pas untuk kembali ke Arema,” tambahnya.

Namun, jodoh ‘pulang’ ke Arema ini akhirnya tiba di tahun 2024. Tapi dia juga tidak dengan cepat menjawab tawaran untuk bergabung dengan Arema FC.

Dia memerlukan waktu tiga hari untuk menyatakan ‘ya’ dengan tawaran tersebut. Pria yang berdomisili di kawasan Tlogomas ini mempertimbangkan sejumlah hal. Salah satunya, dia adalah sosok pemalu.

Sedangkan tawaran bergabung ke Arema FC kali ini  sebagai penghubung komunikasi antara pelatih dengan pemain, juga dengan manajemen atau dengan media. Karena dia bisa berbahasa Brasil, bahasa yang digunakan pelatih Joel Cornelli dan lima pemain asing Arema FC.

“Yang pertama saya sempat tidak mau, karena beda ya ketika berbicara dengan sesama pemain atau pelatih. Ini saya harus menyampaikan ke pemain, ke wartawan itu juga beda. Harus lebih pintar dan itu seperti bukan keahlian saya. Tapi mungkin karena cinta Arema  ya, saya tinggal di sini, istri saya Aremanita, anak saya semua Aremania, tim minta tolong saya bantu.  Karena Arema kemarin kondisi agak di bawah, mungkin saya pernah, jadi saya jawab. Tapi butuh tiga hari baru saya bilang oke,” jelas dia.

Pria yang semasa menjadi pemain berposisi bek ini menilai ketika dia datang memang kondisi berbeda dengan dulu. Namun, karena dia banyak kenal mantan pemain, juga kini asisten pelatih seperti Kuncoro dan Siswantoro, ia meyakini bisa membuat suasana yang sama pada zamannya. Yakni suasana kekompakan yang bisa menjadi kekuatan Singo Edan.

“Memori dulu hampir sama ya karena sama ke Arema. Tapi dulu kita lebih kompak untuk balas apa yang Aremania berikan untuk kita. Mau main di luar, Aremania pasti datang. Mereka sampai tinggal anak dan istri. Balik ke Malang pasti mereka bahagia, bukan karena kami menang, tapi fight-nya di lapangan itu,” terang dia.

Hal itulah yang kini juga ingin Claudio bagikan pada Arema FC. Apalagi, dia juga sudah satu visi dengan pelatih tentang keinginan membahagiakan Aremania dengan permainan yang fight dan ngeyel, ciri khas Arema.

“Saya sudah bercerita ke coach. Dia juga mau sama seperti itu. Dia senang dengan kondisi itu,” sebut Claudio.

Kembali ke Arema FC, pria yang juga memiliki SSB bernama Academy Brazilian Style Football Malang ini mengatakan, ada hal menarik yang membuat dia semangat dan optimis Arema FC bisa berprestasi.  Melihat dan berkomunikasi dengan Joel, dia teringat dengan mantan pelatihnya almarhum Benny Dollo.

Menurutnya, karakter sang head coach Arema FC kini sama. Disiplin, tegas dan keras ke pemain. “Saya melihat, oh sama dengan Om Ben, Benny Dollo ya. Sama karakter. Kalau dia mau ini ya harus. Terus gak dijalankan, dia bisa marah ya. Tapi itu semua untuk kebaikan pemain dan tim ini. Dia juga sangat bertanggung jawab,” tandasnya.

Claudio pun bersemangat. Dia mau membawa Tim Arema FC bersama Joel Cornelli juara. Apalagi, selepas Tragedi Kanjuruhan kondisi berubah.

“Saya mau bantu untuk pemain muda ini agar tahu bagaimana karakter Arema. Jadi untuk bawa pemain muda dan bawa Arema ini harus jadi juara,” katanya. (ley/van)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img