MALANG POSCO MEDIA- Side Event ‘Women Entrepreneurs as Key to Economic Inclusion’ hari kedua, Rabu (9/3) kemarin diisi keliling Mall Bunga di Desa Sidomulyo Kota Batu. Peserta terkagum-kagum menikmati salah satu sisi kota wisata itu.
Peserta Women 20 (W20) mengelilingi dan membeli bunga dengan sambutan tarian Banteng Model. Mereka juga melakukan challange Joget Banteng Model.
Wali Kota Batu Dra Dewanti Rumpoko M.Si mengatakan dalam event ini memberikan kesempatan para UMKM khususnya yang digerakkan perempuan dan penyandang disabilitas terus berkarya. Selain itu memperbaiki manajemen, kualitas, produksi hingga penjualannya.
Ia berharap dengan adanya event W20, UMKM Kota Batu semakin dikenal di seluruh Indonesia bahkan dunia. “Pagi hari ini (kemarin) kita arahkan para tamu berkeliling UMKM di sektor pertanian, kemudian ke produksi pertanian yang sudah dilolah. Seperti kopi Arjuno yang menjadi ikon Kota Batu, lalu ke Baloga melihat hasil olahan pertanian berupa tanaman hias,” jelasnya.
Usai berkeliling Mall Bunga Sidomulyo, peserta W20 diajak mengunjungi Baloga. Di sana juga di suguhkan berbagai bunga yang dijual di Baloga. Sederet bunga dipajang terutama bunga anggrek yang menjadi ikon Baloga.
Selain menikmati bunga di Baloga, mereka juga diajak melihat parade yang disuguhkan pengelola Baloga. Parade itu menampilka berbagai kendaraan tanaman, pementasan musik angklung, hingga mengajak tamu berjoget bersama.
Lebih lanjut, di siang hari pukul 13.30 para tamu diajak berkeliling ke UMKM undangan yang memaerkan produknya di Ballroom Golden Tulip Holland Resort. Seperti produksi dari olahan ulat sutra, batik eco print, pakaian adat, minuman sehat berupa jamu khas Kota Batu, aksesoris etnik, tas anyaman moderen dan lain sebagainya.
Dewanti menerangkan petani bunga di Kota Batu sudah mulai banyak yang menjual produk ke luar negeri. Namun belum jumlah yang besar, sehingga pihaknya mulai menggalakkan ekspor bunga dengan jumlah yang besar.
“Ini akan segera kita jajaki bagaimana agar Kota Batu bisa ekspor tanaman dalam jumlah yang besar,” kata dia.
Sementara itu, Chair Woman W20 Hadriani Uli Silalahi mengatakan pemilihan lokasi di Kota Batu sangatlah cocok. Pasalnya Kota Batu menjadi tempat yang luar biasa dengan ikon kota bunga yang juga identik dengan perempuan.
“Sangat bagus jika menjadi tempat wisata bunga. Baru kali ini saya melihat pasar bunga yang sangat besar dan panjang. Bunga yang dijual pun sangat bermacam-macam,” ujar Hadriani.
Ia juga mempromosikan kelebihan serta keunikan Kota Batu. Terlebih di Kota Batu terdapat 70 persen pelaku UMKM dikelola oleh perempuan.
Lebih lanjut dia menjelaskan pada event W20 ini, Kota Batu merupakan jujukan kota ke-2 setelah Sulawesi Utara yang mengangkat isu diskriminasi. Isu itu diangkat menyesuaikan dengan negara-negara sebelumnya. Seperti mengangkat isu tentang diskriminasi dan inklusi yang terjadi dari negara di Arab, Italia serta Jepang.
“Setelah Kota Batu kami akan menentukan lokus selanjutnya yaitu ke Banjarmasin dan Manokwari dengan mengagkat isu pedesaan, perempuan, inklusi. Kemudian Juli mendatang ke Danau Toba dengan mengagkat isu yang sama yaitu perempuan dan disabilitas,” pungkasnya. (ran/van)