Aries Munandar, Patriot Bangsa dan Kemanusiaan (2)
KENANGAN: Istri Almarhum Aries Munandar, Rustati bersama foto kenangan Aries saat masih muda.
Aries Munandar dikenang oleh para tetangga sekitar. Ia dikenal memiliki kepribadian yang suka menolong. Bahkan lebih mementingkan kebutuhan orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Itulah sikap patriotik.
MALANG POSCO MEDIA – Semangat perjuangan Aries Munandar tidak hanya ketika dalam perjuangan melawan penjajah saja. Rasa cinta Tanah Air dan bela negara terus ia pegang erat.
Aries memulai hidup pasca purna di Malang, tepatnya di daerah Jalan MT Haryono sebelum akhirnya pindah ke daerah yang sekarang menjadi Jalan Joyo Mulyo, Merjosari, Lowokwaru bersama istrinya, Rustati dan ketiga buah hatinya.
Dimata keluarga, Aries adalah sosok yang sangat mudah bergaul dengan lingkungannya. Bahkan sebelum menikah, ia sering nongkrong bersama dengan anak-anak muda di daerah Dinoyo dan sesekali pergi untuk berburu ke daerah Pujon.
“Beliau itu sosok yang amat dekat dengan lingkungannya. Temannya banyak, ada dimana-mana. Termasuk juga Pak Giono (Ebes Sugiyono, Wali Kota Malang 1973-1983),” ungkap Istri Aries Munandar, Rustati.
Sembari menatap foto sang suami saat masih muda, Rustati menceritakan bahwa suaminya itu adalah sosok yang susah untuk diungkapkan. Bahkan ia tak segan-segan membantu siapapun yang datang kepadanya untuk meminta bantuan.
“Bapak itu suka menolong. Bahkan kadang di rumah tidak ada apa-apa, karena semua diberikan ke orang yang datang minta tolong kepadanya. Pernah suatu hari saya tanya ali-ali (perhiasan) saya kemana, ternyata sudah dikasihkan ke orang yang minta bantuan,” ungkapnya.
Salah satu bukti kedekatan Aries Munandar dengan Ebes Sugiyono yakni dengan hadirnya Jalan Aries Munandar yang ada di daerah Kiduldalem, Klojen. Terkait bagaimana asal muasal penamaan jalan tersebut dengan nama sang pejuang juga masih simpang siur. Pun dari keluarga belum mengetahui secara pasti.
“Kalau ditanya selalu jawab bapak itu dengan bercanda. Dulu bapak pernah bergurau dengan Pak Giono. Bapak kok gak dikasih apa-apa. Terus pak wali itu ngasih nama jalan di daerah Kidul Dalem, Klojen. Lucunya ada di respon bapak yang bilang ‘wong dalan elek mok kekne aku’,” tutur Rustati menirukan sang suami.
Begitu juga yang diketahui oleh Fajar Trang Bawono, putra ketiga dari Aries Munandar. Dari versinya, sang bapak sampai wafat di tahun 2001 tidak pernah dengan jelas mengatakan terkait alasan mengapa nama Aries Munandar digunakan sebagai nama jalan di daerah tersebut.
“Sampai wafat pun bapak gak pernah cerita, kenapa kok namanya digunakan sebagai nama jalan. Beberapa versi saya dengar dari orang yang memang tinggal di sana, ada Mas Farouq yang menceritakan ke saya terkait dengan penamaan tersebut karena murni ingin meredam konflik,” imbuhnya.
Untuk meredam suatu situasi, akhirnya Ebes Sugiyono yang memang kenal baik dan bersahabat dengan Aries Munandar membicarakan hal tersebut dan akhirnya sepakat dengan warga bahwa nama dari jalan tersebut diganti dengan namanya Jalan Aries Munandar.
“Semasa hidupnya pasca purna, bapak lebih fokus pada sosial dan sekitarnya. Termasuk juga dengan perekonomian dari masyarakat sekitar. Dulu bapak punya usaha tembakau. Jadi dulu ada pabrik rokok, namanya Faroka. Bapak mengambil bahan-bahan yang masih bagus dan bisa dimanfaatkan kembali,” tuturnya.
Hingga kala itu ia memiliki karyawan yang jumlahnya lebih dari 60 orang. Kebaikan yang dimiliki oleh Aries juga dirasakan oleh para karyawannya. Bahkan tak jarang para karyawannya mendapatkan baju baru yang dibelikan dari uang pribadi Aries. Usahanya itu berlokasi di daerah yang sekarang menjadi Jalan Joyo Mulyo, Merjosari, Lowokwaru.
“Budi pekerti itu adalah warisan yang luar biasa bapak tinggalkan untuk kami keluarganya. Bagaimana bapak bisa cinta terhadap tanah air hingga akhir hayat serta perilaku-perilaku beliau saat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya menjadi warisan berharga yang sangat kami jaga hingga saat ini,” tandasnya. (adam malik/van)