MALANG POSCO MEDIA– Keruwetan yang biasa ditemukan di Car Free Day (CFD) Ijen Kota Malang perlahan mulai diurai oleh Pemkot Malang. Masalah klasik seperti ketertiban PKL hingga parkir di berbagai titik, kini mulai ditata dan ditertibkan satu per satu oleh Pemkot Malang.
Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyebut di sepanjang Jalan Besar Ijen hingga Jalan Simpang Balapan kini sudah mulai steril dari PKL. Kemudian titik parkir, seperti di Jalan Simpang Balapan, Jalan Guntur hingga Jalan Semeru juga sudah tertata. Namun ia mengakui masih ada persoalan lain dan menjadi PR baginya.
“Yang menjadi PR adalah (PKL dan parkir) di Jalan Retawu dan Jalan Wilis. Saya lihat masih crowded. Makanya nanti akan kami tata untuk parkir dan PKLnya,” ungkap Wahyu kepada Malang Posco Media, usai berkeliling melakukan evaluasi di CFD Ijen, Minggu (12/5) kemarin.
Di kedua jalan tersebut, Wahyu mendapati banyak PKL yang masih berjualan, di luar zona PKL Museum Brawijaya. Begitu juga parkir kendaraan bermotor tidak tertata hingga mengakibatkan badan jalan menyisakan beberapa meter saja.
Diperparah dengan kendaraan yang kesulitan keluar masuk dari lokasi parkir itu sendiri. Hal ini menyebabkan masyarakat yang ingin masuk ke CFD menjadi kesulitan dan harus tersendat cukup lama.
“Maka dari itu, kami akan duduk bersama dengan pak Sekda, Dishub dan Diskopindag akan kami tata lagi. Minggu depan mungkin ada skema baru lagi dan mudah-mudahan yang penting masyarakat datang selanjutnya ini tidak ada gangguan terutama karena parkir dan PKL,” sebut Wahyu.
Selain persoalan parkir dan PKL di Jalan Retawu dan Jalan Wilis, ada PR lain lagi. Yaitu menyatukan PKL yang ada di halaman parkir Stadion Gajayana atau PKL Wisata Belanja Tugu (WBT) dengan CFD Ijen. Khusus PR ini, Wahyu mengaku sudah punya gambarannya.
Ia berencana menempatkan PKL di Stadion Gajayana di Jalan Semeru, dekat dengan Jalan Ijen. Untuk menarik masyarakat agar meramaikan Jalan Semeru, Wahyu membuka ruang bagi masyarakat yang ingin memberikan tampilan saat CFD. Di samping pihaknya juga bakal membuka sejumlah pelayanan publik. Misalnya seperti pelayanan pembayaran pajak, pelayanan perizinan, pelayanan kependudukan sipil dan lain lain.
“Jadi mereka yang datang bisa mendapatkan pelayanan dan sekaligus kuliner. Termasuk parkir di arah timur akan kami pusatkan di Jalan Semeru. Sehingga mereka nanti tidak perlu jauh ke Ijen tapi bisa mampir di Jalan Semeru,” tambahnya.
Sementara masalah lain seperti keberadaan hewan peliharaan di CFD Ijen, Wahyu akan secara persuasif melakukan pendekatan kepada masyarakat. Untuk sementara ini, pihaknya tidak melarang membawa hewan peliharaan, namun ia mengimbau agar masyarakat juga menyadari agar memakai peralatan pengaman.
“Sebenarnya tidak boleh (bawa hewan peliharaan), tapi nanti kami akan evaluasi. Karena ada kejadian (warga digigit anjing) kemarin, kami akan evaluasi. Mungkin kami akan berikan warning saat masuk, tapi mungkin harus ada pengaman, tali, atau stroller, hal hal seperti itu. Nanti kami akan atur lagi,” tegasnya.
Secara umum, bagi Wahyu, pelaksanaan CFD ini sudah lebih tertata dibandingkan sebelumnya. Berdasarkan laporan masyarakat yang ia terima, CFD ini juga sudah dinilai lebih nyaman. Hanya saja perlu terus dilakukan peningkatan agar masyarakat bisa merasakan tujuan dan manfaat yang sebenarnya dari diadakannya CFD ini.
“CFD ini kan sebenarnya berjalan menikmati suasana indah dan berolahraga. Kami sebut ini CFD Reborn ini karena kami hanya mengembalikan CFD sesuai aslinya. Karena ini kan ada aturannya dari pusat, jadi ada mana yang boleh dan dilarang,” tutur dia.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang Widjaja Saleh Putra menambahkan, pihaknya sudah mempunyai gambaran awal penataan selanjutnya untuk Jalan Retawu dan Jalan Wilis. Selain PKL, titik parkir di kedua jalan tersebut akan ditata sedemikian rupa.
“Kemungkinannya, seperti di Jalan Wilis ini nanti parkirnya akan kami tarik sampai dekat Pasar Wilis. Kemudian untuk PKL, tidak boleh ada yang sifatnya stay dan ada tenda. Cukup meja kursi gitu saja sementara. Pukul 10.00 juga harus sudah bubar,” jelas Jaya, sapaannya.
Sementara untuk pengawasan hewan peliharaan, Jaya menyebut pihaknya sudah menetapkan zona khusus untuk hewan. Bagi Jaya, hal ini tinggal ditingkatkan sosialisasinya saja karena masyarakat perlahan mulai sadar.
“Sudah kami tetapkan zonanya itu ada di dekat Jalan Sindoro atau sebelah timur. Ini perlu sosialisasi terus menerus. Kami ingatkan pemilik hewan agar tidak membawanya di tengah jalanan. Karena akan mengganggu orang yang berolahraga,” tutup Jaya. (ian/van)