MALANG POSCO MEDIA – Aremania kembali menggelar unjuk rasa di berbagai wilayah di Kota Malang, Minggu (27/11) kemarin. Mereka mendesak polisi serius usut tuntas Tragedi Kanjuruhan yang hampir genap dua bulan.
Salah satu lokasi aksi damai Aremania di sekitar Jalan Ijen- Simpang Kawi Kota Malang. Mereka membawa spanduk hingga poster kecaman dan protes terhadap aparat penegak hukum.
Aremania pun mengadakan menggelar teatrikal yang memprotes berbagai pihak yang tidak bertanggung jawab dan lepas tangan atas tragedi yang terjadi 1 Oktober itu.
Indra Bogel, salah satu Aremania menegaskan aksi tetap akan digelar selama polisi belum melakukan usut tuntas Tragedi Kanjuruhan.
Indra menegaskan aksi kali ini membawa setidaknya tiga tuntutan. Pertama, adanya penambahan tersangka dalam kasus Tragedi Kanjuruhan termasuk penembak gas air mata.
“Lalu yang kedua, menuntut penambahan pasal 351, pasal 338 dan bahkan pasal 340 KUHP dari yang sebelumnya disangkakan oleh penyidik adalah pasal 359 KUHP,” katanya.
“ Ketiga, menuntut adanya rekonstruksi ulang dan pihak aparat harus mematuhi serta menjalankan rekomendasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF),” sambung Indra.
Usai aksi mereka langsung membersihkan sampah di sekitar lokasi aksi. Membawa kantong plastik besar, mereka bersama memunguti sampah meski sudah mulai turun hujan.
Aremania juga menggelar unjuk rasa di Flyover Mergosono, kemarin.
Aksi di Flyover Mergosono ini diawali Aremania Jodipan. Mereka bersama Aremania dari kawasan Muharto, berjalan dari sisi Cukam, menuju selatan dan berbelok masuk ke flyover. Hujan tak surutkan semangat mereka.
Ini merupakan aksi solidaritas bagi Aremania yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan. Mereka pun berpakaian hitam-hitam, tanda dukacita.
“Sampai kapan? Kami juga belum bisa memastikan. Yang jelas kami akan menunjukkan solidaritas kami untuk Aremania yang telah menjadi korban, untuk keluarga-keluarganya,” tutur Zaenab, Aremanita Jodipan.
Sementara itu, setelah Aremania Jodipan, aksi berlanjut oleh Aremania Mergosono. Mereka berjalan dari sisi selatan, menuju flyover. Di sisi utara, ada Aremania Kotalama dan Kebalen, yang berjalan menuju selatan. Massa aksi kemudian bertemu di tengah-tengah flyover.
Gelombang aksi Aremania juga digelar di perempatan Exit Tol Singosari. remania berdatangan dari tiga sisi berbeda. Mulai dari arah Kota Batu melalui Karanglo, dari arah Kota Malang melalui Flyover Arjosari Blimbing, serta massa juga datang dari arah Lawang.
Yuli Sumpil juga ikut serta dalam aksi tersebut. Dia menyampaikan kepada Aremania bahwa perjuangan yang dilakukan masih panjang. Ia mengimbau agar tidak ada aksi-aksi yang kisruh atau merusak. Dia tak ingin Aremania tercoreng, sedangkan aksi yang dilakukan selalu dengan cara damai.
Selain itu, sejumlah saksi korban dan keluarga korban turut serta dalam aksi dan menyampaikan aspirasi. Salah satunya Sukiyati, warga Singosari yang datang karena salah satu anggota keluarganya meninggal dunia menjadi korban Tragedi Kanjuruhan.
Kapolsek Singosari Kompol Ahmad Robial sempat mendatangi massa sekitar pukul 13.50 WIB. Robial meminta jalannya aksi tetap kondusif. Ia berjanji akan menyampaikan aspirasi massa melalui jajaran kepolisian Polres Malang dan diteruskan ke Polda Jatim.
Sementara itu Aremania lainnya meggelar aksi di sekitar Polsek Pakisaji. Mereka mengusung sejumlah tuntutan. Di antaranya
menuntut pemerintah mengusust tuntas, menyeluruh dan adil. Kedua, mendudukkan dan menempatkan persoalan secara adil serta pada tempatnya.
Ketiga, menuntut pemenuhan hak-hak secara adil bagi korban Tragedi Kanjuruhan. Empat, menuntut percepatan pengusutan tragedi Kanjuruhan secara cermat dan tuntas. Kelima, menuntut adanya perbaikan sepak bola secara menyeluruh serta menuntut pemerintah menyatakan bahwa Tragedi Kanjuruhan menjadi pelanggaran HAM berat dan patut untuk dibawa ke Pengadilan HAM Internasional.
Menanggapi aksi Aremania, Kapolsek Pakisaji AKP Sutomo mengatakan pihaknya menerima segala masukan yang diberikan oleh masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan para personel polisi yang menyambut secara langsung massa aksi. Bahkan membuka pintu gerbang selebar-lebarnya.
“Mari kita sama-sama iringi kasus ini. Data-data tersangka juga sudah ada di kejaksaan, termasuk dari kepolisian. Nanti yang menentukan siapa yang salah dan siapa yang tidak salah adalah pengadilan,” tuturnya. (ley/ian/tyo/mp1/van)