Catatan: Stenly Rehardson
Kekalahan Arema FC dari Persita Tangerang membuat tim ini kembali ‘berpijak pada bumi’. Sempat melayang karena unbeaten dalam empat laga, Tim Singo Edan sangat percaya diri bisa segera terbebas dari zona degradasi. The untold story, skuad masih berat melupakan kekalahan menyakitkan dari Pendekar Cisadane.
Langkah pemain gontai begitu wasit Sance Lawita meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan. Di kubu lawan, pemain Persita bergembira seolah mereka sudah lepas dari degradasi. Padahal, kemenangan kemarin masih memastikan, M. Toha dkk unggul head to head atas Arema FC.
Pemain tak begitu lama bertahan di lapangan. Setelah bersalaman satu dua dengan pemain lawan juga sesama tim, mereka memasuki ruang ganti. Tertunduk dan lesu.
Jauh berbeda ketika berangkat menuju Indomilk Arena. Bahkan, saat meninggalkan Sahid Mutiara Karawaci, mereka diiringi tetabuhan ‘musik dadakan’ dari karyawan hotel.
Senyum masih berlanjut sampai pertandingan berjalan 24 menit. Skor sudah 2-0. Tiga angka sepertinya tinggal menunggu waktu berakhirnya laga. Namun, para pemain tampaknya lengah, bahkan menganggap remeh Persita. Bagaimanapun mereka memiliki semangat besar untuk menang agar selamat degradasi.
“Semangat lawan itu sangat luar biasa sampai akhir,” kata Manajer Arema FC Wiebie Dwi Andriyas.
Sebaliknya, pemain Arema FC inkonsisten. Semenit dua menit setelah gol, bisa dibobol lawan karena hilang konsentrasi.
Perbincangan pun terjadi sejak bus berjalan pulang. Di sisi belakang bus, mereka menyebut ‘kecewa’. Lalu ada kata ‘sesak’. Ada lagi ‘belum terima’. “Harusnya menang malam ini,” tutur salah satu pemain Arema FC.
Mereka sadar kemenangan hilang karena tak konsentrasi penuh. Terlalu ceroboh saat sudah unggul. Bukan sekali, bahkan dua kali, sampai akhirnya tertinggal. Lawan bisa membuat gol karena blunder.
Tak hanya di bus, di hotel story pun berlanjut. Di beberapa kamar. Bukan satu, dua atau tiga. Bahkan bisa empat sampai lima yang saya lewati.
Ada yang membahas kekalahan, membahas kesalahan juga ada yang sudah membahas jauh ke depan. Bagaimana bila nanti ada sejumlah tim memiliki poin sama. Tidak hanya Arema FC, Persita atau PSS Sleman. Bahkan berpeluang dengan tim lain seperti Rans Nusantara, Persebaya dan lainnya.
Ada yang berhitung kesana. Pemain Arema FC harus bersiap dengan segala kemungkinan.
Perbincangan itu tak lagi sampai tengah malam atau dinihari. Bahkan jelang subuh, sebelum pemain makan sahur. Ada, yang masih sulit menerima.
“Tapi kalau mau aman, ya harus memenangkan laga-laga tersisa,” tutur Wiebie.
Ya benar, tak terpengaruh ini itu. Regulasi perhitungan poin, atau tak bergantung tim lain. Mau selamat degradasi, tentukan nasib sendiri, Arema FC! (ley)